Foto: Sapi perah
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- U.S. Dairy Export Council (USDEC), sebuah organisasi nirlaba independen AS yang berfokus pada peningkatan permintaan global untuk produk dan bahan susu, melakukan program Training for Farmers atau pelatihan bagi para peternak di Bogor, Indonesia minggu ini.
Pelatihan ini menandai tonggak penting bagi proyek kemitraan bidang pendidikan di bawah naungan US-Indonesia Dairy Partnership (USIDP), sebuah upaya bersama yang diluncurkan pada tahun 2024 antara USDEC, Departemen Pertanian Negara Bagian New Mexico (NMDA), Universitas Negeri New Mexico (NMSU), dan mitra mereka di Indonesia, Global Dairi Alami, Cimory, dan Ultrajaya.
Program pelatihan untuk peternak minggu ini, yang telah lebih dari satu tahun dipersiapakan, adalah inisiatif penting USIDP yang mendukung peternak susu Indonesia melalui pelatihan langsung dan online untuk materi-materi penting seperti praktik manajemen peternakan, kesehatan ternak, nutrisi, dan pencegahan penyakit.
Industri susu Indonesia memiliki peran penting dalam proyek strategis negara berupa Program Makanan Bergizi Gratis, yang juga bertujuan untuk melawan malnutrisi dengan menyediakan akses nutrisi yang tepat melalui konsumsi susu secara konsisten kepada anak-anak sekolah dan masyarakat berisiko lainnya.
Saat ini, ada 160.000 peternak susu di seluruh Indonesia, yang merawat lebih dari 513.000 sapi perah di negara ini (per tahun 2023), 98 persen di antaranya berada di Jawa. Sesi pelatihan perdana dihadiri oleh 20 petani susu dari Bogor dan sekitarnya.
"Dengan berinvestasi dalam pengembangan peternak susu [di Indonesia], kami tidak hanya meningkatkan mata pencaharian mereka, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan dan keberlanjutan sektor produk dan bahan susu secara keseluruhan. Kami ingin memastikan masa depan yang makmur untuk industri susu Indonesia dengan menyediakan pelatihan dan dukungan yang komprehensif. Tujuan kami adalah menciptakan industri produk dan bahan susu yang berkembang, yang menguntungkan peternak, konsumen, dan seluruh rantai ekonomi," kata Jonathan Gardner, Senior Vice President, USDEC Market Access and Regulatory Affairs pada acara peluncuran program pelatihan tersebut, Senin (13/1/2025).
Selain pelatihan langsung, program ini memungkinkan fasilitator dan peternak untuk mengakses dan menggunakan modul pelatihan dari jarak jauh melalui perangkat seluler.
Mereka dapat berbagi pelatihan secara langsung maupun rekamannya, sehingga dapat menjangkau peternak di seluruh negeri dengan informasi yang disesuaikan, yang dapat membantu meningkatkan keterampilan peternak dan meningkatkan hasil ternak.
"Materi pelatihan yang kami kembangkan tidak hanya mengadaptasi apa yang telah kami pelajari dari peternak di Amerika Serikat, tetapi juga menyesuaikan pembelajaran tersebut untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh peternak susu Indonesia," jelas Robert Hagevoort, Profesor dan Extension Dairy Specialist di New Mexico State University, dan Dustin Cox dari Departemen Pertanian Negara Bagian New Mexico yang bekerja sama dengan USDEC untuk kemitraan ini.
Selama sesi pelatihan minggu ini, peserta mengikuti sesi pelatihan langsung bersama pemateri dan mendapatkan tambahan pendamping untuk mendukung penerapan pembelajaran di luar acara pelatihan tersebut.
"Pelatihan ini sangat bermanfaat. Saya menyadari hari ini bahwa apa yang telah saya praktikkan selama ini salah, dan materi pelatihan menunjukkan cara yang benar, yang akan saya terapkan," kata Sumardi, seorang peternak yang hadir pada sesi pelatihan hari Kamis dari Gumilang Farm, Kelompok Peternak Pondok Rangon.
Di tahun ini saja, program ini bertujuan untuk melatih 100 peternak susu untuk meningkatkan produksi industri susu, dan pada gilirannya, meningkatkan akses ke nutrisi berkualitas tinggi di seluruh Indonesia. (*/uce)