Nampak Kepala BPOM Taruna Ikrar bertemu Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono. --ist--
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kepala BPOM Taruna Ikrar bertemu Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono untuk menyukseskan program makan siang gratis gagasan Presiden Prabowo Subianto.
Taruna Ikrar dan Sakti Wahyu membahas garam dan hilirisasi produk perikanan.
Dalam kesempatan itu Taruna Ikrar menegaskan komitmen penuh institusinya mendukung pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Makan bergizi gratis merupakan program strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Program itu bertujuan menyediakan makanan bergizi bagi siswa-siswi di seluruh Indonesia.
Oleh karena itu BPOM bekerjaaama dengan semua pengambil kebijakan.
Salah satunya dengan menemui Menteri Kelautan Perikanan (Kemenlutkan) Sakti Wahyu Trenggono untuk kolaborasi kedua lembaga strategis ini (Rabu 15 Januari 2025).
Taruna menambahkan ada beberapa yang stretegis dibahas.
Antara lain Kemandirian Garam Farmasi dan Garam industri Pangan, Produk perikanan, Albümin dan Ketercukupan Gizi Masyarakat dari hasil perikanan dan kelautan.
"Selain itu tentang Kepentingan Export serta Import Penopang ketahanan ekonomo dan kesehatan nasional," kata Taruna .
Sejak menakhodai BPOM telah banyak inovasi yang di lakukan sosok ilmuwan dunia Taruna Ikrar teranyar memfasilitasi kampus untuk melakukan riset inovasi melalui program Pangan Aman Goes to Campus (PAGC).
BPOM memfasilitasi kampus dengan dunia usaha melalui program coorporate social renspobility sehingga kedua bela pihak saling membutuhkan serta sinergi untuk implementasi dari misi Badan POM.
''Hal itu selaras dengan Asta Cita bapak Presiden Prabowo yaitu membangun SDM unggul terkait obat dan makanan serta memfasilitasi percepatan pengembangan dunia usaha dengan keberpihakan pada UMK demi kemandirian bangsa,'' imbuh Taruna.
"Kita selama ini pemakai bukan pencipta ilmu jumlah publikasi selama Indonesia merdeka masih sangat prihatinkan hanya 54.200 jika di banding dengan negara tetangga Malaysia 108.247 dan Singapore 159.159 kita jauh tertinggal apalagi Jepang 1.629.631 dan Amerika serikat 5.598.232," kata Taruna Ikrar yang publikasinya 5 kali terbit di Nature. (*/uce)