- Juga Perlindungan Konsumen dan Anti Judi Online
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID SOROWAKO -- Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Selatan bersama Komunitas Berbagi Al Ma'un, Sorowako, Luwu Timur menggelar acara Edukasi QRIS, Perlindungan Konsumen dan Anti Judi Online "Cinta, Bangga, Paham Rupiah", Rabu malam 15 Januari 2025 di Gedung Matano Player, Sorowako. Ini adalah bagian dari roadshow BI Perwakilan Sulawesi Selatan di Luwu Raya (Kab. Luwu, Kota Palopo, Kab. Luwu Utara, dan Kab. Luwu Timur).
Hadir pada acara ini, Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI Sulsel Edy Kristianto, Bupati Luwu Timur Drs H Budiman M.Pd, Kapolres Luwu Timur AKBP Zulkarnain, Director of External Relations & Corporate Affairs PT. Vale Indonesia, Tbk Endra Kusuma, Kapolsek Nuha, Ketua FKUB Luwu Timur H. Ardias Bara, Ketua MUI Kec. Nuha H. Muhammad Abduh, para bapak/ibu anggota Komunitas Al Ma'un Sorowako, kepala sekolah, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan sejumlah pemimpin bank di Luwu Timur (Bank Sulselbar, Bank Mandiri).
Bupati Luwu Timur Drs H Budiman M.Pd membuka langsung acara ini. Dimana Bupati Lutim mengaku sangat berterima kasih dan memberikan apresiasi BI Sulsel mengunjungi Luwu Timur melihat jarak antara Makassar ke Luwu Timur jauh sekali. Apalagi melakukan sosialisasi tentang keaslian uang di tengah maraknya berita peredaran uang palsu.
Kehadiran tokoh-tokoh Luwu Timur di acara Edukasi QRIS, Perlindungan Konsumen dan Anti Judi Online "Cinta, Bangga, Paham Rupiah" nantinya menjadi jangkar sosial, penyambung lidah bagaimana terkait soal penggunaan QRIS, pengenalan keaslian uang, dan anti judi online.
Pada kesempatan itu, Bupati Luwu Timur juga mengungkapkan peredaran uang cukup besar ditandai dengan hadirnya bank-bank besar negara. Mulai dari Bank Sulselbar, Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI, dan terbaru adanya Kas Titipan BI di Malili.
Terkait judi online, kata Bupati Luwu Timur, ibaratnya ada tetapi tidak ada.
"Persoalan judi bukan saja dari persoalan medianya, tetapi persoalan karakter, persoalan kebiasaan. Ada orang hanya duduk saja lalu menebak-nebak apakah ganjil atau genap, itu sudah judi," ungkap Bupati Luwu Timur.
Peredaran judi saat ini sudah sangat luar biasa. Untuk itu, ia mengajak kepada seluruh masyarakat untuk mari menjaga keluarga, menjaga generasi agar terhindar dari judi online. "Judi ini seperti candu. Saya berharap peserta sosialisasi ini menjadi jangkar sosial di Luwu Timur, menjaga generasi kita," pungkas Bupati Luwu Timur menutup sambutannya membuka acara sosialisasi Edukasi QRIS, Perlindungan Konsumen dan Anti Judi Online "Cinta, Bangga, Paham Rupiah".
Di tempat yang sama, Kapolres Luwu Timur, AKBP Zulkarnain menyampaikan, zaman sekarang semua serba internet. Banyak manfaat dari internet. Informasi menjadi tanpa batas. Transfr uang juga bisa lewat internet. Tetapi, di balik kecanggihan internet ini ada juga dampak buruknya, disalahgunakan oleh orang jahat, salah satunya judi online.
Kapolres mengaku sangat setuju dengan apa yang disampaikan Bupati Luwu Timur, kalau persoalan judi adalah persoalan karakter. Berasal dari diri kita, bagaimana kita bisa mem-proteksi diri dan keluarga kita. Maka, salah satu upaya mencegah judi online dengan membentengi diri dengan keyakinan kuat. "Saya yakin, kalau keyakinan kita teguh, kita tidak akan terkontaminasi," ujar Kapolres di sambut tepuk tangan hadirin.
Lanjut Kapolres, fenomena judi online banyak sekali mudarat-nya. Dapat kita lihat dan baca di berita ada Polwan bakar suaminya, semuanya karena kecanduan judi online.
Permainan judi online ini bandar-bandarnya berada di luar negeri. Dimana mereka merekrut tenaga kerja operatornya dari dalam negeri. Seperti di Kamboja, Filipina, di sana terdeteksi bandarnya. Kapolres pun berharap untuk diberlakukannya satu data. Sehingga ketika ada kejahatan langsung dapat terdeteksi.
Kapolres juga mengajak masyarakat untuk mewaspadai penipuan melalui media sosial. Banyak pelaku menawarkan harga barang sangat murah. Tahu-tahu ternyata penipu.
Terhadap penerapan QRIS dalam bertransaksi, Kapolres Luwu Timur sangat menyarankan untuk menggunakan QRIS. Ini bentuk upaya menghindari peredaran uang palsu.
Sementara itu, Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI Sulsel Edy Kristianto mengungkapkan bahwa kehadiran BI bersama tim di Luwu Timur selain melakukan edukasi QRIS, Perlindungan Konsumen dan Anti Judi Online "Cinta, Bangga, Paham Rupiah" juga memberikan pengetahuan tentang keaslian uang.
Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan mendorong masyarakat beralih ke transaksi non-tunai (cashless). QRIS adalah standar QR Code nasional yang ditetapkan oleh BI. QRIS diluncurkan pada 17 Agustus 2019, bahkan sudah diakui di beberapa negara ASEAN dan Arab Saudi.
"Kegiatan ini agar masyarakat terbiasa melakukan pembayaran non tunai. Karena ke depan sistem pembayaran akan menuju ke arah digitalisasi," ucap Edy.
BI sudah berinovasi dan QRIS bisa dipakai di sana (luar negeri). "Jangan takut jika keluar negeri, QRIS ini sudah bisa digunakan di luar negeri," jelasnya.
Selain Qris, kata Edy, BI juga mengembangkan layanan keamanan data pribadi. Dimana QRIS adalah penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP). QRIS dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. Semua Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran yang akan menggunakan QR Code Pembayaran wajib menerapkan QRIS.
Saat ini, dengan QRIS, seluruh aplikasi pembayaran dari PJSP, baik bank dan nonbank, dapat digunakan di seluruh toko, warung, parkir, tiket wisata, donasi (merchant) berlogo QRIS, dan lainnya.
Sementara itu, terkait edukasi ciri-ciri keaslian uang rupiah, dipaparkan tim BI Sulsel, Temi Alriady.
Temi menjelaskan Konsep Dasar Desain uang rupiah. Dimana tetap mempertahankan gambar utama Pahlawan Nasional pada bagian depan serta tema Kebudayaan Indonesia (gambar tarian, pemandangan alam, dan flora). Sedangkan pada bagian belakang dengan memperkuat ketajaman gambar dan desain.
“Untuk memeriksa keaslian uang kertas dapat dengan melakukan 3D. Dilihat, Diraba dan Diterawang”, ucapnya.
Adapun ciri uang asli yakni, memiliki warna cerah dan tajam, tekstur kertasnya kasar dan tebal, punya unsur pengaman yang terasa kasar, memiliki benang pengaman yang menyatu dengan kertas, memiliki tanda air berupa gambar pahlawan dan logo Bank Indonesia, memiliki gambar tersembunyi yang akan terlihat pada sudut pandang tertentu, memiliki angka berubah warna yang tersembunyi (hologram), dan memiliki kode tuna netra berupa titik-titik timbul di sisi kiri dan kanan uang.
Pada kesempatan itu, Temi bahkan meminta para peserta yang hadir untuk ikut melihat (menerawang) mana uang asli dan uang palsu dan meminta untuk menjaga uang kertas dengan cara tidak lipat, jangan dibasahi, jangan di-stapler, dan jangan dicoret.
Di akhir acara, Director of External Relations & Corporate Affairs PT. Vale Indonesia, Tbk Endra Kusuma mengaku sangat berterima kasih kepada BI bisa memberikan edukasi bahaya judi online, keaslian uang, dan QRIS dalam bertransaksi. "Kami di PT Vale terdiri 10 ribu karyawan dengan keluarga sekira 40 ribu jiwa. Ini potensi terpapar judi online, dan adanya kegiatan ini bisa memberikan pencerahan akan bahaya dan dampak judi online," ungkap Endra.
Di sektor pekerjaan, judi online juga sangat berdampak pada sektor produksi menurun, fokus pekerja menurun, dan masalah sosial dalam keluarga. "Terima kasih kepada BI Sulsel kembali me-refresh pemahaman akan judi, keaslian uang dan QRIS ini," tutup Endra.(idr)