BJ Habibie saat itu masih menjabat Menristek RI dan Kepala BPPT bersama tokoh penggagas Habibie Cup, HM Alwi Hamu memperlihatkan piala bergilir pada 27 Oktober 1994
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- H. M. Alwi Hamu, Tokoh pers nasional sekaligus pendiri FAJAR Group, meninggal dunia di Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah, Jakarta, Sabtu (18/1/2025). Almarhum menghembuskan nafas terakhir pada usia 80 tahun.
Perjalanan Alwi Hamu di dunia jurnalistik tidaklah mudah. Namun, dengan kegigihan dan idealismenya, ia berhasil membangun FAJAR menjadi salah satu media terbesar di Indonesia Timur.
FAJAR Group kini menjadi simbol dedikasi dan kontribusi Alwi Hamu untuk dunia pers dan masyarakat.
Sosok Inspiratif
Semasa hidupnya, Alwi Hamu dikenal sebagai figur bersahabat dengan dedikasi tinggi di dunia jurnalistik. Lahir di Parepare, 28 Juli 1944, ia menunjukkan minat pada pers sejak muda, menerbitkan majalah stensilan semasa SMP dan SMA.
Saat menjadi mahasiswa, Alwi aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bersama Jusuf Kalla. Mereka menciptakan buletin IDJO itam BERDJUANG di Makassar.
Pada 1966, keduanya berperan dalam gerakan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) dan mendirikan surat kabar "KAMI", di mana Jusuf Kalla menjadi ketua dan Alwi sebagai sekretaris.
Perjalanan Alwi di dunia pers tidak selalu mudah. Demi mempertahankan idealismenya, ia pernah dijatuhi hukuman enam bulan penjara. Namun, rintangan tersebut tidak menghentikannya.
Pada 1 Oktober 1981, Alwi mendirikan Harian FAJAR, yang kini telah menjadi salah satu media besar di Indonesia.
Ketekunan dan semangatnya membuktikan bahwa mimpi besar dapat terwujud dengan kerja keras dan keyakinan.
Mendiang telah membawa FAJAR Group ke puncak kesuksesan, Alwi Hamu tidak pernah berhenti berinovasi.
Ia kerap hadir di tengah-tengah karyawan, memberikan semangat dan motivasi kerja.
Kalimat-kalimat penuh inspirasi dan inovasi terus mengalir, memacu karyawan untuk memberikan yang terbaik.
“Jangan pernah berhenti menombak langit, karena di atas langit masih ada langit.” pesan Alwi Hamu penuh semangat yang selalu didengungkan untuk penyulut motivasi.
Dengan yel-yel “Kerja Keras, Tumbuh Bersama dalam Kebersamaan,” ia menginspirasi semua untuk bermimpi lebih tinggi dan bergerak maju bersama, menjadikan kerja keras sebagai jalan menuju kesuksesan kolektif.
Semangat ini menjadi teladan bagi seluruh keluarga besar FAJAR Group, sekaligus bukti dedikasi Alwi Hamu yang tak pernah surut untuk terus membangun dan memajukan dunia pers di Indonesia.
Perjalanan dan perjuangan panjang penuh kisah mengiringi setiap langkah HM Alwi Hamu, pendiri Harian FAJAR.
Dalam setiap momen ulang tahun FAJAR, Alwi Hamu selalu mengucapkan kalimat penuh makna dan harapan, "Kami ingin hidup seribu tahun lagi."
Kalimat itu bukan sekadar ucapan. Ia mencerminkan visi besar, semangat abadi, dan dedikasi Alwi Hamu untuk terus membawa FAJAR menjadi cahaya bagi masyarakat, bahkan melampaui batas waktu.
Ungkapan tersebut juga menjadi pesan untuk generasi penerus agar terus melanjutkan perjuangan dan menjaga nilai-nilai yang telah ditanamkan Alwi Hamu, yakni inovasi, integritas, dan komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa.
Sosok di Balik Semangat Pasukan Ramang
Nama Alwi Hamu tidak hanya dikenal sebagai tokoh pers nasional, tetapi juga sebagai sosok penting dalam perjalanan sejarah PSM Makassar.
Sejak era perserikatan, ia aktif menjadi pengurus Pasukan Ramang, bahkan ketika tim menghadapi tantangan finansial.
Demi mendukung PSM, Alwi Hamu pernah menjual Vespa kesayangannya, menunjukkan dedikasi tanpa batas. Julukan Pasukan Ramang yang kini melekat pada PSM juga lahir dari pemikirannya, menggambarkan semangat juang anak-anak Makassar, terinspirasi dari legenda PSM, Ramang.
"Julukan itu lahir dari beberapa pemikir, salah satunya Pak Alwi Hamu. Beliau ingin PSM memiliki jiwa semangat juang seperti torehan sang legenda, Ramang," ungkap Syamsuddin Umar, mantan pelatih PSM era perserikatan, Rabu (27/7/2022).
Alwi Hamu kerap hadir di setiap laga PSM, termasuk saat tim menjalani try-out.
Ia selalu memotivasi pemain, suporter, dan masyarakat melalui berbagai cara, termasuk melalui media FAJAR yang dimilikinya.
"Media FAJAR seperti ujung tombak keberhasilan PSM. Antusiasme masyarakat yang tergugah membuat kami semakin terpacu untuk meraih kemenangan," tambah Syamsuddin.
Meski kini Alwi Hamu tidak lagi aktif dalam manajemen PSM, kontribusinya terus dikenang. Eks pemain PSM Yusrifar Djafar mengingat betapa besar perhatian Alwi terhadap tim.
"Pak Alwi sangat peduli dan aktif mendampingi PSM. Ia adalah bagian penting dari sejarah sepak bola Makassar," ujar Yusrifar, yang turut membawa PSM meraih gelar juara pada 1992 dan 2000.
Semangat dan dedikasi Alwi Hamu menjadi warisan berharga yang terus memotivasi PSM untuk berjuang di pentas sepak bola nasional. Hingga kini, Pasukan Ramang tetap menjadi simbol kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan.
Pencetus Habibie Cup
Habibie Cup adalah turnamen sepak bola tahunan yang lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh besar Indonesia, Presiden ke-3 Republik Indonesia, B.J. Habibie.
Turnamen ini tidak hanya menjadi ajang bergengsi dalam dunia sepak bola, tetapi juga simbol dedikasi, kebersamaan, dan kontribusi terhadap kemajuan olahraga di Indonesia Timur.
Turnamen ini pertama kali diadakan pada tahun 1990 atas inisiatif Mirdin Kasim dan H.M. Alwi Hamu.
Mirdin Kasim, saat itu menjabat Wali Kota Parepare, berkolaborasi dengan H.M. Alwi Hamu, pendiri Harian FAJAR, untuk menciptakan turnamen yang tidak hanya memajukan sepak bola lokal tetapi juga mencari bibit unggul untuk PSM Makassar.
Nama B.J. Habibie dipilih sebagai ikon turnamen karena merupakan putra asli Parepare yang telah mengharumkan nama daerah di kancah nasional dan internasional.
Pada awal turnamen ini hanya diikuti oleh enam tim lokal dari wilayah Ajatappareng dan sekitarnya, termasuk Persipare Parepare, Perspin Pinrang, dan PSM Makassar.
Habibie Cup dikenal sebagai ladang pencarian bakat pesepakbola muda. Beberapa nama besar yang lahir dari turnamen ini adalah Hamka Hamzah, Syamsul Chaeruddin, Ahmad Amiruddin, dan Andi Oddang, yang kemudian menjadi pemain andalan PSM Makassar dan bahkan Tim Nasional Indonesia.
Seiring waktu, turnamen ini berkembang menjadi lebih besar dan menarik minat pemain nasional. Pada edisi 2015, bintang seperti Zulham Zamrun dan Firman Utina ikut berlaga, menandai transformasi Habibie Cup sebagai turnamen yang semakin prestisius.
Sahabat Dekat Jusuf Kalla dan Aksa Mahmud
Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 28 Juli 1944, ini adalah salah satu sahabat dekat Jusuf Kalla dan Aksa Mahmud.
Ketiganya pernah menjadi aktivis mahasiswa di Makassar dan kini dikenal sebagai tokoh nasional yang sukses di bidangnya masing-masing.
Alwi Hamu dengan Fajar Group, Jusuf Kalla dengan Kalla Group, dan Aksa Mahmud dengan Bosowa Corporindo. (fajar)