Pimpinan Perusahaan Jasa Pengiriman Akui Ada Perubahan Bentuk Pekingan Paket yang Sampai di Tangan Penerima

  • Bagikan

--ilustrasi--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO-- Menanggapi keluhan dan laporan masyarakat di Polres Palopo atas perubahan paket I-Phone yang dikirim berganti teh kotak selalu sampai tujuan.

Pimpinan dari salah satu perusahaan jasa pengiriman barang di Palopo yang dipolisikan itu, juga menilai ada keanehan pada bagian luar paket yang telah sampai di tangan penerima.

Seperti disampaikan Ardiansyah Harma, pimpinan dari perusahaan tempat paket I-Phone dikirim saat ditemui langsung pada Jumat (17/01/2025).

Kata Ardiansyah Harma, paket berisi I-Phone dikirim melalui kantor yang dipimpinnya pada (30/12/2024) tahun lalu, sampai di tangan penerima pada (15/01/2025) di Kabupaten Agas, Provinsi Papua Barat, berdasarkan update laporan dari daerah atau wilayah tujuan paket tersebut.

Akan tetapi, setelah terjadi "masalah", lanjut Ardiansyah Harma, paket dikirim berisi I-Phone, itu berubah menjadi teh kotak setelah sampai di tujuan (penerima). Ternyata paket sudah sampai dan diterima oleh Elgaraviona Donita pada Senin (13/01/2025).

Akan tetapi, pihak kantor cabang di Kabupaten Agas, tidak mengupdate laporan tersebut sesuai dengan hari diterimanya paket oleh penerima pada (13/02/2025) itu dan justru melaporkan paket diteri oleh anak pengirim pada (15/01/2025).

"Kami dapat vidio kiriman, paket tersebut sempat dibuka oleh penerima di Agas, di rumahnya. Terus dari vidio tersebut, nampak pekingan paket itu ada yang beda dengan kondisi saat dikirim dari Palopo. Saat dikirim dari Palopo, resi yang terpasang di paket berada di luar lakban (dilakban dulu baru tempel resi) . Akan tetapi, dalam video, justru resinya telah dilakban (berada di bagian dalam lakban) . Kami duga ada oknum yang telah mengubah pekingan paket tersebut," ucap Ardiansyah Harma saat ditemui di kantornya.

Tidak ingin tinggal diam dengan adanya keluhan warga, terlebih lagi telah dilaporkan di kepolisian, pihak perusahaan cabang Palopo ini, juga mengambil tindakan internal, seperti melakukan penyelidikan untuk mengetahui siapa oknum yang telah berbuat "jahil" hingga mencoreng nama baik perusahaan.

"Semula kami tidak tahu juga kalau ada yang buat laporan di Polres soal paket dikirim berubah jadi teh kotak. Padahal kalau warga itu mengadu ke kami soal hal seperti itu, pasti kami dari pihak perusahaan siap ganti rugi. Akan tetapi, butuh proses karena akan kami lakukan penyelidikan terlebih dahulu dan setelah mengetahui siapa oknum nakal itu, baru akan dilakukan ganti rugi," lanjutnya.

"Untuk diketahui, paket yang dikirim dari Palopo tujuan Kabupaten Agas, Provinsi Papua Barat itu, setelah dari Palopo, paket dikirim ke sentra di Makassar kemudian dikirim ke Sentra Jayapura, lanjut dikirim ke Kantor Cabang di Timika hingga tiba di tujuan akhir yaitu Agas," jelasnya merunut proses pengiriman barang dari Palopo ke Papua Barat.

Dilansir dari berita sebelumnya, seorang warga Kelurahan Lebang, Arifin Latahang (47) yang merasa dirugikan atas pengiriman barang berupa I-Phone tapi, yang tiba di tujuan malah teh kotak melaporkan salah satu perusahaan jasa pengiriman di Palopo ke Polres.

Kronologis kejadian itu, bermula pada (30/12/2024) lalu. Sekira pukul 08.00 Wita, korban dihubungi oleh anaknya, Elgaraviona Donita yang sekolah SMA di Agas, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Barat.

Anak korban meminta untuk dibelikan handphone (HP) guna keperluan mengerjakan tugas sekolah.

Setelah telponan dengan anaknya, korban kemudian mendatangi beberapa toko HP dan memutuskan untuk membeli HP merek I-Phone XR warna hitam seharga Rp3 juta.

Dari toko, korban kemudian berangkat ke perusahaan jasa pengiriman barang tersebut untuk mengirim HP ke anaknya di Agas, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Barat.

Korban diterima oleh pewai inisial ME. Dan membayar biaya administrasi sebanyak Rp370 ribu.

Berselang dua pekan pasca barang dikirim, anak korban belum juga mendapat kabar dari pihak perusahaan jasa pengiriman barang.

Sehingga pada (11/01/2025) lalu, korban mengarahkan anaknya untuk mengecek kirimannya di kantor perwakilan perusahaan tersebut di Kabupaten Asmat.

Saat anak korban mendatangi perwakilan kantor perusahaan itu di Asmat, berhubung karena hari libur sehingga kembali lagi pekan berikutnya, tepatnya pada Senin, (13/01/2024). Dan didampingi oleh ibunya, Elgaraviona Donita datang kembali untuk mengecek paket yang dikirim oleh bapaknya.

Paketnya benar tiba akan tetapi setelah dibuka di tempat oleh salah seorang petugas perusahaan, ternyata isi dalam paket tersebut bukan HP melainkan berisi teh kotak.

"Anak pelapor tiba di kantor jasa pengiriman barang didampingi ibunya. Saat itu diperlihatkan oleh salah seorang petugas di kantor perusahaan tersebut dan menurut pihak perusahaan, barang kirimannya telah tiba tapi, tidak bisa dihubungi karena tidak ada nomor HP yang tertera pada kardus pengiriman. Melihat barang tersebut, anak korban meminta agar kardus dibuka dan dibantu oleh petugas kantor perusahaan tersebut. Setelah dibuka, paket itu berisi satu buah teh kotak. Sementara HP I-Phone XR warna hitam yang dikirim oleh Bapaknya tidak ada," jelas Sayed Ahmad. A.

"Akibat kejadian itu, korban mengalami kerugian kurang lebih Rp3,4 juta. Dan untuk laporannya saat ini masih dalam proses penyelidikan," ungkapnya.(Riawan)

  • Bagikan

Exit mobile version