Kejar Swasembada Pangan 2025, Penambahan 2 Juta Hektare Lahan Tanam dan Sawah di Daerah Irigasi

  • Bagikan

Bendungan Baliase (Dok. Kemnterian PU)

PALOPOPOS CO ID, MAKASSAR - Pemerintah berkomitmen untuk mencapai target swasembada pangan pada 2025 dengan berbagai langkah strategis, termasuk memperkuat koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah.

Salah satu bentuk kerjasama tersebut dilakukan di Sulawesi Selatan. Menteri Pekerjaan Umum (PU) RI, Dody Hanggodo, menyatakan bahwa kementeriannya mendukung penuh program swasembada pangan dengan menambah luas tanam dan sawah minimal 2 juta hektare di daerah irigasi.

“Kami telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk menyukseskan program ini, termasuk membuat nota kesepahaman serta buku sinkronisasi pencapaian swasembada pangan,” kata Dody.

Penambahan luas tanam dan sawah dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi.

Intensifikasi mencakup peningkatan luas tanam melalui optimalisasi Indeks Pertanaman (IP), penambahan luas tanam dengan pengelolaan lahan pertanian (Oplah), pompanisasi, serta dukungan sarana produksi seperti benih, pupuk, pestisida, dan alat mesin pertanian (Alsintan), serta penerapan teknologi irigasi hemat air.

Sedangkan ekstensifikasi berfokus pada penambahan luas sawah dengan melakukan cetak sawah baru di daerah layanan irigasi. "Pengelolaan lahan untuk ekstensifikasi dilakukan serupa dengan intensifikasi," tambah Dody.

Dalam implementasinya, PU akan menambah luas tanam di daerah irigasi melalui optimalisasi IP seluas 483.563 Ha menjadi 537.855 Ha. Selain itu, penambahan luas tanam melalui oplah mencapai 665.485 Ha, dan pompanisasi 884.261 Ha. Secara keseluruhan, total luas yang akan ditambah adalah 2.087.602 Ha.

Untuk Sulawesi Selatan (Sulsel), luas daerah irigasi yang ada saat ini mencapai 647.495 Ha. Penambahan luas tanam melalui optimalisasi IP, oplah, dan pompanisasi diperkirakan sekitar 213.521 Ha. Sulsel memiliki 28 daerah irigasi yang menjadi prioritas.

Pada 2025, terdapat empat proyek utama yang akan dibangun dan direhabilitasi di daerah irigasi Sulsel, yaitu pembangunan saluran sekunder Daerah Irigasi Baliase Luwu Utara sepanjang 10,16 km, pembangunan saluran primer dan sekunder Giliren Wajo sepanjang 12,04 km, rehabilitasi saluran sekunder Bendung Saddang di Sidenreng Rappang (Sidrap), dan rehabilitasi saluran primer Bendungan Kelara dan Karalloe di Jeneponto.

“Dengan demikian, seluruh proyek ini akan mengairi 2.556 hektare lahan pertanian,” tambah Dody Hanggodo pada Rapat Koordinasi Bidang Pangan di Sulsel, Jumat (17/1/2025).

Dody juga menjelaskan pentingnya penerapan teknologi irigasi padi hemat air di daerah irigasi yang rentan terhadap kekurangan air. Teknologi ini membutuhkan lebih sedikit bibit dibandingkan metode konvensional, namun dapat menghasilkan produktivitas yang sama.

"Misalnya, jika kita menanam 10 kg benih per hektare, maka produktivitasnya bisa mencapai 10 ton gabah kering panen (GKP) per hektare," ujarnya.

Saat ini, penerapan teknologi irigasi padi hemat air baru diterapkan di beberapa wilayah di Jawa Barat, seperti Cirebon, Indramayu, dan Majalengka. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version