KH Syam Amir Yunus, Pimpinan Ponpes Tahfidzhul Qur’an Al Imam Ashim Makassar
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Kabar membanggakan datang dari KH Syam Amir Yunus, Pimpinan Ponpes Tahfidzhul Qur’an Al Imam Ashim Makassar.
Pasalnya, untuk pertama kalinya ia didaulat menjadi salah satu dewan hakim Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Internasional Indonesia IV Tahun 2025 yang diselenggarakan Kementerian Agama RI di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat. MTQ ini berlangsung dari tanggal 28 Januari sampai 2 Februari 2025 yang diikuti total 60 peserta dari 38 negara.
Terpilihnya KH Syam Amir sebagai salah satu dewan hakim dalam ajang ini bukan tanpa alasan. Apalagi kalau melihat prestasi yang telah ditorehkan pada setiap event perlombaan Al-Qur’an baik MTQ Provinsi, Nasional sampai Internasional. Begitu pula pada event Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) selalu meraih juara.
Di antaranya, Juara 1 Musabaqah Hifzhil Qur’an (MHQ) 20 juz di Pekanbaru, Riau di tahun 1994. Masuk 10 besar MTQ Internasional di Mekkah tahun 1995 serta Juara 4, 30 juz MTQ Internasional di Iran tahun 2000. Bahkan KH Syam Amir pernah dipercaya menjadi official setiap ajang MTQ Internasional.
Selain berpretasi di ajang lomba, KH Syam Amir selama ini juga dipercaya untuk menjadi dewan hakim dalam negeri. Tercatat sudah 6 kali menjadi dewan hakim MTQ nasional dan 1 kali dewan hakim STQ Nasional serta 4 kali dewan hakim MTQ mahasiswa nasional. Serta tahun 2018 dipercaya sebagai dewan hakim MTQ Nasional & Internasional yang diadakan pengurus pusat Jam’iyyatul Qurra Wal Huffazh Nahdhatul Ulama (JQH NU) di Karawang jawa Barat. Bahkan KH Syam Amir telah hafal matan Tuhfatul Athfal, Jazariah, Syatibiah dan Qiraah Sabah dan sampai sekarang masih mengikuti program halaqah kitab Manbaul Barakat yang dibina oleh Dr KH. Ahsin Sakho Muhammad.
Tentu menjadi dewan hakim apalagi level internasional bukanlah amanah ringan, bagi KH Syam Amir, pekerjaan sebagai dewan hakim dituntut bertanggung jawab serta harus adil, professional, cermat, teliti, punya dedikasi dan independen tidak mudah terpengaruh dengan kepentingan dan godaan.
“Tugas sebagai dewan hakim sangatlah berat karena kita harus bekerja secara profesional,” ungkap ketua JQH NU Sulsel ini.
Profesionalisme dalam penilaian adalah salah satu keharusan tambah KH Syam Amir, sebab panitia MTQ Internasional telah mewanti-wanti kepada semua dewan hakim yang telah di lantik agar bisa memberikan penilaian terbaik sehingga peserta yang juara adalah mereka yang benar-benar terbaik dari seluruh peserta. “Profesionalitas dan integritas menjadi kunci keberhasilan penilaian dalam setiap MTQ,” ujar Alumni Ponpes Madrasatul Qur'an (MQ) Jombang Jatim ini.
Dalam MTQ ini dewan hakim asal Arab Saudi, Irak, Iran, Yordania, Mesir, Sudan & Malaysia akan menjadi partner KH Syam Amir dalam bertugas dalam menilai peserta. (*/rls)