Petani Sejahtera, Komisi B DPRD Sulsel Ajak IP3OPT Wilayah I Luwu Berjuang di Lapangan Atasi Hama

  • Bagikan

BELOPA --- Rombongan Anggota Komisi B DPRD Provinsi Sulsel mengunjungi UPT Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Instalasi Pengamatan Peramalan dan Pengendalian OPT (IP3OPT) Wilayah I Luwu, Jumat 7 Februari 2025.

Rombongan anggota komisi B terdiri dari Drs Marjono, Marten Rantetondok, drg. Marji Rumpak, M.Kes, dan Yuniana Mulyana, SH. Di kantor IP3OPT Wilayah I Luwu yang berlokasi di Karetan, mereka diterima langsung Penanggungjawab IP3OPT, Asdha Hafni, SP dan para koordinatornya dari Luwu Raya-Toraja Raya.

"Mari kita satukan pikiran. Komitmen. Komitmen bagaimana bisa berbuat untuk petani kita," tegas Drs Marjono di hadapan penyuluh pertanian yang dibawahi IP3OPT.

Lanjut Marjono, pihaknya di legislatif berjuang di wilayah penganggaran. "Ibu-ibu-bapak-bapak berjuang dan diaplikasikan di lapangan," tambahnya.

Pertemuan dengan pimpinan IP3OPT Wilayah I Luwu dan para penyuluh memang bertujuan menyerap aspirasi dan keluhan-keluhan petugas sebagai ujung tombak pengendali hama di lapangan.

Karena memang tugas dan fungsi IP3OPT melakukan pengamatan, ramalan, dan pengendalian. Spesifikasi tugasnya mulai dari sebelum sampai selesai tanam.

"Mungkin banyak keluhan tidak sampai ke pusat atau provinsi. Banyak keluhan kami dapat tidak bisa berbuat apa-apa. Ada unit kerja ini yang ternyata
tugasnya mengamati penyakit, ramalan penyakit," tandas anggota DPRD Sulsel asal Partai Gerindra.

Lanjut Marjono, ini unit kerja luar biasa kontribusinya. "Kami berempat akan komitmen, insya Allah berjuang untuk bantu petani lebih baik. Petani meningkat produksinya, bapak-ibu membimbing petani," imbuh Marjono penuh semangat.

Permasalahan yang muncul sekarang, lanjutnya, ternyata petugas unit kerja belum maksimal dan belum berdaya. Dari sisi kuantitas TDK cukup dengan luasan lahan yang ada. Kemudian belum lagi sarana dan prasarana. Belum lagi biaya operasional setiap hari turun ke sawah melakukan pengamatan. "Mereka tentu teliti dan tidak hanya sekadar lewat. Kemudian sisi SDM. Karena ada fenomena baru di lapangan.
Kompleksitas di tengah petani," tandasnya.

Hal senada juga dikemukakan Marten Rantetondok, drg Marjo Rumpak, dan Yuniana. Mereka siap kolaborasi membantu unit kerja ini. Apa yang dibutuh untuk diperjuangkan di anggaran. "Kita siap berjuang," ujar Marten dan diiyakan drg Marjo dan Yuniana. "Penentu musim tanam harusnya di IP3OPT Wilayah I Luwu," katanya.

Anggota komisi B juga mencatat semua apa yang dibutuhkan sambil menunggu daftar usulan resmi dari unit kerja tersebut.

Penanggungjawab IP3OPT Wilayah I Luwu, Asdha Hafni, Sp, mengatakan, pihaknya masih kekurangan tenaga dibanding dengan luas lahan yang tersebar di enam kabupaten/kota. "
Awalnya kami pegawai pusat. Pada saat otda dipindah ke provinsi. Sekitar tahun 2000-an," ucapnya. "Petugas kami paling sedikit," tambah penanggungjawab IP3OPT Wilayah I Luwu.

Lanjutnya, tugas IP3OPT melakukan pengamatan, ramalan, dan pengendalian. "Spesifikasi tugasnya mulai dari sebelum sampai selesai tanam. Tetap di lapangan. Petugas kami mengitari wilayahnya dalam satu kecamatan," paparnya.

Selain mengamati hama, lanjutnya, pihaknya juga berfungsi mengamati dan memprediksi terjadinya bencana alam seperti banjir dan kekeringan.(ary)

  • Bagikan