PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MASAMBA -- Perasaan sedih bercampur haru tak bisa disembunyikan dari raut wajah, Ny Sahara warga Desa Harapan Kec Mappedeceng.
Pasalnya, Kamis 13 Februari 2025, di Kantor Desa Harapan, ia baru saja menerima uang santunan kematian sebesar Rp42 juta dari BPJS Ketenagakerjaan atau BPJamsostek Cabang Luwu Utara.
Uang yang diterima ibu paruh baya itu merupakan santunan jaminan kematian (JKM) dari BPJamsostek, dimana setahun lalu, suami ibu tiga anak itu, yakni Alm Donald meninggal dunia dan merupakan peserta BPJamsostek dari Dana Bagi Hasil Sawit (DBH).
Yang diterima Pemkab Luwu Utara dari Badan Pengelolah Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
"Terima kasih dana sawit, terima kasih BPDPKS, terimah kasih BPJamsostek," kata Ny Sahara usai menerima santunan JKM dari Kacab BPJamsostek Luwu Utara.
Ditanya soal pemanfaatan dana santunan dari BPJamsostek, Ny Sahara mengaku akan dijadikan tambahan modal usaha dan memperbaiki rumah tinggal.
"Untuk menghidupi keluarga, saya usaha jual mie atau 'binte' di depan rumah, rumah tinggal juga belum rampung, jadi rencananya memperbaiki lantai rumah," tuturnya.
Sementara Kepala BPJamsostek Cabang Luwu Utara, Muh Saleh Afif berharap program BPJamsostek dari DBH sawit berlanjut.
"Ada 2.035 orang petani sawit di Luwu Utara yang masuk program BPJamsostek dari DBH sawit. Saya dapat info tahun 2025 ini program tidak berlanjut karena katanya ada pengurangan DBH sawit pusat,'' kata Muh Saleh.
Ia berharap pemerintah tetap melanjutkan program ini, cukup membantu petani untuk pelayanan kesehatan gratis, santunan kecelakaan kerja, dan kematian.
"Tapi saya sudah menghimbau kepada mereka agar mendaftar secara mandiri, dengan premi hanya Rp18 ribu per bulan," pungkasnya.
Ketua DPD Apkasindo Luwu Utara, H Rafiuddin AR menyampaikan ucapan terimah kasih kepada BPJamsostek atas kerja sama yang baik dalam melayani masyarakat dengan baik.
Ia juga berharap Pemkab Luwu Utara supaya tetap melanjutkan program perlindungan petani sawit lewat DBH Sawit dari BPDPKS.
"Ini program sangat membantu petani sawit karena terkait pelayanan kesehatan gratis, makanya diharapkan tahun 2025 kegiatan ini bisa berlanjut," tandasnya. (mah/rhm)