Awalnya Ragu, Kini Erwin Yakin dan Tahu Manfaat Program JKN

  • Bagikan

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID Jamkesnews – Erwin (46), seorang pelaut dari Kota Palopo mengaku sangat bersyukur dengan kehadiran Program Jaminan Kesehatan (JKN) yang banyak membantu biaya pengobatan sang istri ketika menderita penyakit kanker hati dengan level penyakit stadium akhir.

Walaupun awalnya ia tidak merasa memerlukan Program JKN karena pemahaman dan kemampuannya ketika itu. Kini Erwin sudah tidak ragu lagi dengan memanfaatkan Program JKN, karena menurut yang ia cari tahu dari beberapa sumber, sistem yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan dalam mengelola Program JKN ini sangat baik.

“Ada pemahaman yang masih meragukan kehalalan BPJS Kesehatan, jadi saya pun waktu itu masih ragu. Tapi ternyata setelah saya cari tahu lagi dari beberapa ulama-ulama yang lain, malah tidak mempermasalahkan dengan sistem pada BPJS Kesehatan, malah menurutnya bagus sekali dengan sistem saling membantu atau gotong royong ini,” jelas Erwin, Jumat (14/02).

Ditambah lagi pandangannya berubah drastis ketika istrinya, mengalami sakit parah dan harus dirawat di rumah sakit dengan waktu yang cukup lama. Tanpa BPJS Kesehatan, ia harus membayar biaya pengobatan istrinya yang sangat besar biayanya.

“Jadi berapa kali saya masuk rumah sakit dengan biaya sendiri, itu pertama di Rumah Sakit Puri Cinere itu kurang lebih empat hari, itu kami bayar kurang lebih 19 juta selama empat hari. Kemudian pernah masuk Rumah Sakit Pondok Indah beberapa kali, yang pertama itu kami bayar kurang lebih 20 juta. Kemudian pada saat kedua kalinya masuk Rumah Sakit Pondok Indah lagi untuk transfusi darah karena HBnya istri saya turun, kami bayar dua hari dengan kelas 2 waktu itu karena kelas yang lainnya sudah full, itu transfusi darah dan opname selama dua hari di rumah sakit itu kami bayar 21 juta,” ujar Erwin.

Dari pengalaman tersebut, ia mulai berpikir bahwa kesehatan itu mahal harganya. Dan ketika itu juga ia mulai mencoba memanfaatkan kepesertaan JKN yang ia urus di kampung halamannya yaitu Kota Palopo. Ia menceritakan pengalaman yang dirasakan ketika mulai memanfaatkan Program JKN.

“Ketika itu saya mulai berpikir, ini cuma dua hari bisa habis 21 juta. Makanya saya pikir, ini kalo masuk rumah sakit terus seperti ini gimana coba, pulanglah saya ke kampung saya di Palopo dan coba urus BPJS Kesehatan hingga mulai memanfaatkannya. Pertama istri masuk rumah sakit di Palopo itu di Rumah Sakit AT Medika selama tiga hari, di sini saya mulai merasakan manfaatnya dari BPJS Kesehatan, itu sama sekali benar-benar tidak ada yang saya bayarkan biaya pengobatan istri saya,” ungkap Erwin.

Ia pun semakin antusias menceritakan kehebatan dan manfaat besar dari Program JKN yang dialaminya ini.

“Kemudian pernah masuk rumah sakit kembali di Rumah Sakit AT Medika karena istri drop lagi kurang lebih sepuluh hari, lalu ketika itu juga di rujuk ke rumah sakit di Kota Makassar dan diantar dengan ambulans dan lagi-lagi sama sekali tidak ada yang dibayarkan atau nol rupiah,” tambah Erwin.

Kini Erwin yakin dan bangga dengan kehadiran BPJS Kesehatan, ia ingin lebih banyak orang memahami bahwa layanan Program JKN ini sangat membantu, terutama bagi masyarakat yang memiliki pemikiran atau pemahaman seperti dirinya dahulu.

“Dulu saya mungkin memang anti BPJS Kesehatan, saya selalu ditanya orang-orang saya tidak pakai BPJS Kesehatan. Tapi setelah mencari tahu lagi dan merasakan manfaatnya, kini saya yakini yang sekarang ini yang benar. Jadi BPJS Kesehatan ini menurut saya baik karena niatnya saling membantu atau gotong royong,” ungkap Erwin.

Sementara itu, pihak BPJS Kesehatan menyambut baik perubahan pandangan Erwin dan berharap semakin banyak masyarakat yang memahami pentingnya jaminan kesehatan ini. Menurut Kepala BPJS Kesehatan Cabang Palopo, Dahniar Hasyim Dahlan, BPJS Kesehatan bukan sekadar asuransi sosial, tetapi juga bagian dari upaya pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.

“Dengan prinsip gotong royong, dimana yang sehat membantu yang sakit. Tidak ada unsur riba, karena sistem yang diterapkan berbasis dana kolektif yang digunakan untuk kepentingan bersama. Kami terus berupaya meningkatkan layanan agar semua peserta merasa terbantu dan terjamin kesehatannya,” jelas Dahniar. (sy/ra)

  • Bagikan

Exit mobile version