Dr. Masluki: Durian, Salah Satu Entitas Budaya Tana Luwu

  • Bagikan
Dr. Masluki MP Dosen Fakultas Pertanian UNCP

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO -- Tana Luwu, kaya akan sumber daya alamnya. Mulai dari sektor pertambangan ada nikel, juga sentra komoditi dunia. Mulai dari kakao, kacang mete, merica, cengkeh, dan durian.

Berbicara soal buah durian, sejak dulu Tana Luwu dikaitkan sebagai sentra durian di Sulawesi Selatan.
Maka tepatlah jika pemerintah Kota Palopo menggaungkan durian sebagai salah satu komoditi unggulan daerah Luwu Raya lewat gelaran festival durian se-Sulawesi.
Dengan adanya gelaran akbar buah durian ini, menurut Dosen Fakultas Pertanian UNCP, Dr. Masluki MP, menjadi harapan baru pengakuan negara akan Tana Luwu sebagai sentra durian nasional.

"Kita berharap event festival durian yang akan diselenggarakan pada tanggal 22-23 Feberuari 2025 di Lapangan Pancasila, Kota Palopo bukan hanya sekadar ajang menikmati buah durian, namun berdampak luas pada aspek ekonomi, budaya, dan pariwisata," kata Dr. Masluki yang diwawancara Palopo Pos, Kamis 13 Februari 2025.

Menurut Dr. Masluki, yang menyelesaikan Program Doktornya di IPB Bogor, kalau lewat festival menjadi salah satu peluang pasar diperoleh petani dan pedagang durian untuk memasarkan hasil panennya secara langsung kepada konsumen. Bagi pelaku UMKM kuliner berbasis durian juga mendapatkan kesempatan memperkenalkan dan memasarkan produk olahannya.

"Tana Luwu ini sebagai penghasil durian terbesar di Sulawesi Selatan telah menjadi identitas budaya sejak puluhan tahun," sebutnya.
Beberapa durian khas lokal telah menjadi ciri khas di daerah lain. Sebut saja ada tiga varietas durian lokal Tana Luwu. Yakni, Durian Manonto.

Durian manonto meskipun berbuah kecil tetapi memiliki keunggulan dari segi rasa, warna dan ketebalan daging buah yang tidak kalah saing dengan varietas durian unggul lainnya. Informasi tentang budidaya tanaman durian manonto masih kurang dan terbatas di masyarakat.

Tujuan penelitian ini adalah identifikasi penyebaran lokasi tumbuh, umur dan jumlah populasi durian manonto khususnya di Kabupaten Luwu Utara. Data karakter morfologi diperoleh melalui survey dan pengamatan langsung di lokasi penelitian untuk mengetahui gambaran atau penjelasan tentang kondisi morfologi pertanaman durian manonto, di tiga tempat lokasi penelitian yaitu Kec. Masamba, Kec. Sabbang Selatan dan Kec. Sabbang.

Kec. Sabbang memiliki durian lokal manonto dengan jumlah populasi terbanyak 44,4 %, Kec. Sabbang memiliki umur tanaman tertua 80 tahun, Kec. Sabbang memiliki tempat tanaman tertinggi 29 m, Kec. Masambba memiliki lingkar batang yang terbessar 3,43 cm, Kec. Sabbang Selatan dan Kec. Sabbang memiliki umur produksi tercepat dengan umur 10 tahun.

Lalu ada jenis Durian Sawerigading. Durian ini tumbuh di dataran dengan ketinggian 150-500 mdpl dan curah hujan 1500-2000 mm/tahun. Dimana keunggulannya bentuk buah bulat panjang, mudah dibelah, bobot per buah 2–2,5 kg, warna daging kuning, manis dan aroma sedang, tahan hama penggerek buah dan penyakit busuk akar, daging buah tebal, dan daun tanaman mengeluarkan aroma khas durian.
Terakhir ada jenis Durian Lalong. Durian ini memiliki keunggulan berupa rasa, tekstur, dan daya tahan terhadap hama dan penyakit.
Lanjutnya, Festival Durian ini juga diharapkan menjadi daya tarik bagi wisatawan membantu meningkatkan jumlah kunjungan ke Kota Palopo dan sentra penghasil durian di wilayah Tana Luwu.
"Selain itu penting memasukkan nilai edukasi bagi masyarakat luas agar bisa belajar lebih banyak tentang berbagai jenis durian, cara pemeliharaan, cara memilih durian berkualitas, serta manfaatnya bagi kesehatan," tukasnya.(idr)

Tiga Jenis Durian Lokal Tana Luwu

  • Durian Manonto : Buahnya kecil tetapi memiliki keunggulan dari segi rasa, warna dan ketebalan daging buah.
  • Durian Sawerigading : Bentuk buah bulat panjang, mudah dibelah, warna daging kuning, manis dan aroma sedang, tahan hama penggerek.
  • Durian Lalong: Keunggulan pada rasa, tekstur, dan daya tahan terhadap hama dan penyakit.
  • Bagikan