PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, BELOPA-- Kepala Bappelitbangda Luwu, Dr Moh Arsal Arsyad SSTP MSi mengatakan, terdapat beberapa permasalahan umum pembangunan daerah ini yang menjadi tantangan tahun 2026.
Salah satunya, pendapatan perkapita sebesar Rp58,79 juta atau Rp4.899.166 perbulan. Lebih rendah dari PDB perkapita Indonesia 2024 Rp78,62 juta berdasarkan data BPS, PDB perkapita Indonesia 2024 Rp78,62 juta pada 5 Februari 2025.
Dilansir laman Media Centre Luwu, Arsal Arsyad pada Forum Konsultasi Publik Rencana KerjaPemerintah Daerah (FKP-RKPD) Kabupaten Luwu Tahun 2026 di Ruang Pola Andi Kambo Kantor Bupati, Belopa, Rabu (12/1) lalu.
Adapun rincian permasalahan umum pembangunan daerah Luwu yakni pertama, masih rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat ditandai dengan angka kemsikinan di Luwu sebesar 11,70 persen. Tingkat peenangguran terbuka, 4,14 persen dan pendapatan perkapita sebesar Rp58,79 juta.
Kedua, belum optimalnya pengelolaan perekonomian daerah ditandai tingkat pertumbuhan ekonomi yang masih rata-rata 5,98 persen dimana masih berada dibawah target nasional, serta tingkat inflasi 1,87 persen namun cenderung fluktuatif.
Ketiga, belum optimalnya penyediaan dan kualitas infrastruktur yang menyebabkan adanya ketimpangan pembangunan antar wilayah. Sebagai gambarannya, dari 2.049,05 Km jaringan jalan Kabupaten Luwu hanya 478,29 KM atau 23 persen yang dalam kondisi baik.
Keempat, belum optimalnya tata kelola dan tata laksana pemerintah daerah. Beberapa indikator yang mengganbarkan kinerja tata kelola pemerintahan daerah belum memperlihatkan hasil maksimal seperti indeks pelayanan publik dengan kategori cukup, nilai Sakip, rasio PAD terhadap pendpaatan, indeks reformasi hukum dan rendahnya komptensi aparatur.
Kelima, belum optimalnya layanan kualitas pendidikan secara merata, indeks literasi dan numerasi masih masih cukup rendah di bawah 50 persen, rata-rata lama sekolah 8,81 tahun, angka partisipasi sekolah SMP 79,76 persen. Serta kondisi fasilitas pendidikan kondisi baik SD 58,275 persen dan SMP 47,05 persen, termasuk distribusi tenaga pendidik.
Keenam rendahnya derajat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang belum merata. angka harapan hidup masyarakat Luwu 73,30 tahun, serta masih berada dibawah rata-rata provisi Sulsel, Angkaprevalensi stunting 6,30 persen, kasus-kasus penykit menular, termasuk distribusi tenaga medis dan tenaga kesehatan pada unit faskes.
Ketujuh, pemanfaatan sumber daya alam yang kurang ramah lingkungan serta menimbulkan potensi bencana.
Arsal menambahkan, hasil pertemuan di FKP-RKPD ini akan menjadi bahan masukan dalam proses Musrenbang kecamatan dan tingkat kabupaten Luwu serta Musrenbang provinsi Sulsel 2026, dalam hal penyelerasan program dan kegiatan prioritas Pembangunan daerah provinsi dengan arah kebijakan, prioritas dan sasaran pembangunan nasional. (and/ikh)