Kesamaan Ideologi Menyatukan Vietnam

  • Bagikan

Oleh Mubha Kahar Muang

Vietnam salah satu bangsa Asia yang memiliki sejarah panjang dan kerap bergolak. Dikenal dunia modern sebagai bangsa yang menjadi wilayah pertarungan terakhir Perang Dingin.

Asal Usul Bangsa Vietnam

Sejarah panjang bangsa ini dapat dilihat dari peradabannya dari zaman prasejarah, zaman paleolitik, sekitar tahun 500.000 SM.

Melalui beberapa situs arkeologi ditemukan di Vietnam bagian Utara,
penduduknya pada masa itu hidup dalam gua diperkirakan hingga tahun 6.000 SM.

Para arkeolog menemukan gambar-gambar di dinding gua yang menunjukkan aktivitas kehidupan pada masa itu, yang menunjukkan bahwa gua tersebut telah dihuni oleh beberapa generasi.

Antara tahun 5000-3000 SM, beberapa suku mendiami bagian utara Vietnam seperti di gunung, hutan dan tepian sungai.

Penduduknya bertubuh relatif kecil dan berkulit gelap seperti ras Melanesian dan Austronesian. Ketika itu, mereka belum terbentuk menjadi sebuah kesatuan suku yang mengenal pemimpin dan aturan-aturan hidup bersama.

Beberapa ribu tahun setelah zaman batu, kebiasaan penduduk berkembang dan menyebar ke beberapa wilayah di Vietnam. Sebagian besar diketahui tinggal di dekat Sungai Merah.

Suku Vietnam adalah suku utama saat itu yang mendiami wilayah yang termasuk wilayah Tiongkok saat ini dan merentang sampai ke tepi Sungai Merah yang terletak di bagian utara wilayah Vietnam.

Pada periode itu peradaban mulai berkembang, penduduk mulai mengenal pengairan dan bercocok tanam. Upaya menyatukan berbagai suku dalam satu rumpun sudah mulai ada.

Para sejarawan menyebut periode ini sebagai Periode Awal Hong Bang.

Dalam sejarahnya, Hong Bang, disebut juga Dinasti Hung, berawal dari seorang tokoh bernama Loc Tuc. Ia berhasil membangun satu kekuatan yang dapat menyatukan berbagai suku dan membangun wilayahnya menjadi sebuah bangsa.
Ini diperkirakan terjadi pada tahun 2879 SM.

Sejarah Dinasti Hung

Kinh Duong Vuong atau Loc Tuc, menyebut negaranya sebagai Xich Quy.
Loc Tuc juga meresmikan pemerintahannya dengan sistem monarki sehingga merupakan keluarga pertama yang memimpin tahta dalam sejarah Vietnam.

Kinh Duong Vuong atau Loc Tuc,
kemudian dikenal sebagai nenek moyang Raja Hung, pendiri Vietnam. Pahlawan yang dipuji yang mengajarkan masyarakatnya menanam padi.

Sejarah Dinasti Hung terentang hingga 18 Dinasti.

Terdapat bukti bahwa penduduk Vietnam sekitar tahun 2200-2000 SM sudah mengenal menghitung penanggalan dengan ditemukannya kalender bulan yang diukir di batu.

Yang menarik ialah bahwa pada periode itu juga, sekitar tahun 2000 SM, bangsa ini sudah mengetahui proses pembuatan sutra.

Museum Sejarah nasional Vietnam saat ini memamerkan patung keramik kuno Vietnam dengan penanggalan 4.000 tahun lalu.

Saat dinasti ke-18 Hung berkuasa, dia memimpin pasukan untuk menaklukkan wilayah yang saat ini disebut Propinsi Nghe An dan Ha Tinh.

Mereka berperang melawan penduduk asli Champa yang berkedudukan di Propinsi Quang Binh yang kemudian berhasil dikuasai.

Dinasti Hung kemudian diturunkan dari tahta pada tahun 258 SM oleh pemimpin militer Thuc Phan, kemudian
membentuk kerajaan baru bernama Au Lac dan membangun ibu kota dan benteng di sekitar Hanoi, di distrik Anh.

Dinasti Thuc Phan tidak bertahan lama.
Pada 208 SM pemimpin militer dari Tiongkok di bawah Dinasti Qin dipimpin Trieu Da menaklukkannya. Tetapi Trieu Da sendiri tidak ingin berada di bawah kekuasaan Dinasti Qin Tiongkok dan membentuk dinasti baru. Tahun 207 SM.

Trieu Da menggabungkan wilayah yang menjadi kekuasaannya di wilayah Tiongkok bagian selatan saat ini dan Vietnam bagian utara.

Trieu Da membangun Nan Yue atau Nam Viet dengan ibu kota yang terletak di wilayah Guangzhou Tiongkok masa kini.

Istilah atau sebutan Yue digunakan oleh orang Tiongkok untuk menyebut penduduk yang mendiami bagian selatan kerajaan Han, termasuk penduduk yang berdiam di delta Sungai Merah.

Pemerintahan Dinasti Trieu Da diisi oleh orang-orang dari etnis Tiongkok dan bangsa Viet. Mereka menaklukkan kerajaan Au Lac lalu melawan pemerintahan Dinasti Han Tiongkok.
Tetapi perlawanan itu berhasil dipatahkan pada tahun 111 SM, sehingga Nam Viet yang kemudian berubah menjadi Vietnam mulai berada di bawah dominasi Dinasti Han Tiongkok pada masa kekuasaan Kaisar Wu.

Melihat perjalanan sejarah bangsa ini, wilayah yang terus menjadi bagian perebutan pengaruh, terutama sekali pengaruh dan dominasi kekuasaan Kekaisaran Tiongkok dan Barat.

Pendudukan Tiongkok.

Sejak tahun 111 SM hingga tahun 1427 M, Tiongkok menginvasi Vietnam sebanyak empat kali atau menduduki Vietnam sekitar seribu tahun.

Invasi tersebut berakhir setelah orang-orang Vietnam sukses mengalahkan militer Tiongkok di Sungai Bach Dang. Demikian pula Mongol yang menginvasi Vietnam sebanyak tiga kali tetapi tentara Mongol dapat dikalahkan.

Pendudukan Prancis.

Kerajaan Prancis pada tahun 1858 mulai menginvasi Vietnam, dan menduduki Vietnam setelah pasukan Prancis menyerang Da Nang.Kota terbesar di Vietnam dan salah satu pelabuhan terpenting di negara tersebut.

Prancis ingin mendapatkan hasil bumi dan kekayaan alam untuk menunjang industri di Prancis.

Ketika menduduki Vietnam, Kerajaan Prancis melakukan perubahan seperti tatanan hukum, budaya, istiadat
dan memperkenal
kan sistim pendidikan modern gaya barat, memperkenalkan agama Kristen.

Pengembangan ekonomi untuk kebutuhan ekspor seperti tembakau , nila, kopi, teh, beras, batubara, bahan baku mineral dan karet alam.

Prancis membangun infrastruktur tetapi hanya dinikmati oleh kelompok kecil masyarakat. Seperti harga lahan dilelang dengan harga tinggi, sehingga yang dapat menjangkau hanya orang kaya.

Irigasi dibangun sehingga hasil produksi padi meningkat empat kali lipat.Tetapi 60 % petani hanya penggarap tidak punya lahan, sehingga hasil tersebut hanya dinikmati oleh orang kaya.

Kondisi diatas, mendorong masyarakat untuk memiliki pemerintahan sendiri.

Beberapa kali terjadi pemberontakan dari kelompok Nasionalis sejak 1919, tetapi Prancis mengabaikan keinginan tersebut. Akibatnya, pergerakan politik nasionalis yang dipimpin oleh tokoh muda Ho Chi Minh meminta kemerdekaan melalui Liga Bangsa Bangsa, tetapi Prancis tetap mempertahankan kontrol terhadap koloninya tersebut.

Ketika Perang Dunia II yang berlangsung tahun 1939 - 1945 Jepang menyerbu Indochina, Vietnam dikuasai oleh Jepang.

Seperti kita ketahui bahwa pada Perang Dunia II Jepang bergabung dengan Nazi Jerman melawan sekutu. Karenanya, walaupun Vietnam dikuasai Jepang tetapi Prancis yang dikuasai Nazi Jerman sejak Juni 1940, sehingga Prancis tetap berkuasa secara de facto di kawasan tersebut.

Pemisahan Vietnam

Di akhir Perang Dunia II Prancis tetap ingin memiliki kontrol di kawasan Indochina, maka dibentuklah “negara” Vietnam Selatan, sehingga Vietnam pun terpecah.

Pemisahan tersebut membuat Ho Chi Minh marah karena ia menginginkan Vietnam merdeka dan hanya ada satu Vietnam.

Perang Indochina

Perang Indochina Pertama pada tahun 1946- 1954 Vietnam Selatan didukung oleh Prancis sedang Vietnam Utara didukung oleh Tiongkok.

Kekuatan bangsa Vietnam dalam berperang adalah perang gerilya.

Prancis mengalami kekalahan besar menghadapi perlawanan grilya pasukan nasionalis Vietnam.

Sebanyak 16.000 pasukan payung Perancis yang mempertahankan Dien Bien Phu pangkalan Perancis mulai terkepung 1954, satu persatu benteng pertahanannya jatuh dan akhirnya pasukan Perancis mengibarkan bendera putih.

Pasukan Prancis kemudian ditarik dari Vietnam.

Melalui Perjanjian Geneva ( Geneva Accords ) Vietnam dibagi, Vietnam Utara dan Vietnam Selatan.

Amerika Serikat menolak pemerintahan komunis atas Vietnam Utara. Kemudian muncul ide reunifikasi atau penyatuan Vietnam Utara dan Vietnam Selatan melalui pemilihan Umum.

Uni Soviet mensupply tentara dan persenjataan untuk memperkuat militer komunis.

Kapal Amerika Serikat di Teluk Tonkin mendadak dapat serangan. Hal ini memicu serangan militer AS terhadap instalasi militer Vietnam Utara, dan menempatkan lebih dari 500.000 personil tentara di Vietnam Selatan .

Vietnam Utara kemudian mendapat pengakuan dari Rusia dan Tiongkok 31 Januari 1950. Sementara, Vietnam Selatan mendapat pengakuan dari Amerika Serikat dan Inggris pada 7 Februari 1950.

Perang Indochina II

Ho Chi Minh tiba-tiba melakukan serangan ke Vietnam Selatan dengan bantuan Uni Soviet .

Amerika Serikat turun tangan membantu Vietnam Selatan.

Perang Indochina II berlangsung pada tahun 1957-1975.

Amerika Serikat berkepentingan agar Vietnam Selatan tidak jatuh ke tangan komunis, Amerika khawatir efek domino paham komunis.

Vietnam Selatan bisa bertahan karena dukungan Amerika Serikat, namun banyaknya korban yang berjatuhan di kedua belah pihak akhirnya tahun 1970 dilakukan gencatan senjata diikuti dengan Perjanjian Damai Paris pada tanggal 27 Januari 1973.

Perjanjian yang dihadiri oleh Vietnam Utara dan Vietnam selatan yang mengakui kekuasaan tertinggi kedua belah pihak. Seluruh pasukan perang Amerika ditarik pada tanggal 29 Maret 1973.

Namun, Vietnam Utara melanggar perjanjian damai tersebut dengan menginvasi Vietnam Selatan 30 April 1975, kemudian menyatukan Vietnam Selatan dengan Vietnam Utara pada tanggal 2 Juli 1976 dibawah pemerintahan komunis sebagai Republik Sosialis Vietnam.

Ideologi Komunis dan Bersatunya Vietnam.

Pendudukan Tiongkok di Vietnam
lebih dari 1000 tahun, menjadi faktor yang sangat kuat dalam pembentukan kultur masyarakat.

Bangsa Vietnam adalah suku yang berasal dari wilayah Tiongkok saat ini, terutama yang mendiami Vietnam bagian utara.

Kedua faktor tersebut sangat besar pengaruhnya dalam pembentukan sejarah lahirnya bangsa Vietnam.
Begitu pula kultur yang tumbuh dan mengakar di dalam masyarakat.
Karena itu, bersatunya Vietnam Utara dan Selatan dapat dipahami termasuk ideologi komunis yang menyatukan masyarakatnya, dan menjadikannya ideologi bangsa dan negara .

Memahami Vietnam.

Kilasan sejarah Vietnam pada masa-masa lampau menunjukkan, bahwa bangsa ini adalah bangsa yang memiliki ketangguhan untuk bertahan melampaui zaman dengan segala dinamika jatuh-bangunnya sebagai bangsa.

Pada abad ke-21, Vietnam merupakan wilayah pertarungan ideologi Barat dan Komunis, sehingga kejatuhan Vietnam ke tangan komunis dapat dipandang sebagai pertanda kekalahan Barat.

Apa yang dikenal sebagai Perang Vietnam dalam sejarah modern, adalah perang yang tak pernah berhasil dimenangkan oleh AS dan sekutunya. Bahkan bagi Amerika Serikat yang kehilangan 60.000 pasukan dalam peperangan tersebut.

Perang Vietnam dapat dikatakan perang yang sia-sia bahkan menyisakan trauma bagi sebagian warga AS.

Tetapi sejatinya, tidak pula dapat disebut bahwa Perang Vietnam dimenangkan oleh sekutu komunisnya, yaitu Tiongkok dan Rusia.

Terowongan Cu Chi di sebelah barat Ho Chi Minh City yang dibangun oleh gerilyawan dan menjadi markas perlawanan kepada tentara Perancis dan AS, menjadi saksi kegigihan warga Vietnam menghadapi intervensi dari luar.

Terowongan ini demikian panjang dan luasnya, sampai perbatasan Kamboja.
Seperti kota bawah tanah, memiliki dapur, rumah sakit, ruang tidur dan fasilitas lain yang diperlukan, dimana pada saat yang sama diatas terowongan tersebut kota ketika itu sedang dikuasai oleh tentara Amerika.

Vietnam menyadarkan kita betapa besar peran sejarah pembentukan suatu bangsa,
begitu pula akumulasi dari kultur yang terbangun berabad-abad di dalam masyarakat, yang melahirkan ideologi bangsa, sulit diruntuhkan oleh kekuatan senjata pun dengan kekuatan puluhan ribu pasukan.

Bahkan menjadi penyemangat yang yang menyatukan sebuah bangsa, Vietnam.(*)

  • Bagikan