Hadiri Perayaan HUT Ke-78 Pedoman Rakyat, Kapendam XIV Hasanuddin : Pers Merupakan Pendidik Awal di Tengah Kita

  • Bagikan

PALOPOPOS. CO. ID, MAKASSAR-- Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XIV Hasanuddin Letkol Arm. Gatot Awan Febrianto mengatakan, kelahiran Harian Pedoman Rakyat (PR) dua tahun setelah proklamasi kemerdekaan RI merupakan sesuatu yang sangat luar biasa. Dengan umur seperti itu, tidak setiap media mampu bisa melangsung hidupnya sampai 78 tahun.

“Saya mengucapkan selamat dan Dirgahayu Pedoman Rakyat, semoga kiprah yang telah ditorehkan bisa senantiasa berkesinambungan bersama dengan kami jajaran TNI Kodam XIV Hasanuddin dalam menunjukkan karya kita kepada bangsa,” ujar Letkol Arm Gatot Awan Febrianto saat mewakili Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Windiyatno pada peringatan HUT ke-78 Harian “Pedoman Rakyat” di Virendy Cafe, Jl. Telkomas Raya No.3 Makassar, Senin (3/3/2025) petang.

Gatot Awan Febrianto yang dilantik sebagai Kapendam XIV Hasanuddin pada tanggal 13 November 2024 menggantikan Kolonel Inf. Mangapul Hutajulu oleh Pangdam XIV/Hasanuddin Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun itu mengatakan, sebagaimana dikemukakan Pangdam XIV Hasanuddin, pers merupakan pendidik awal di tengah kita. Apalagi saat ini, semua masyarakat kita selalu tidak lepas dari namanya media sosial yang merupakan salah satu item yang sangat krusial bagi bangsa kita adalah media. Oleh sebab itu, marilah kita sama-sama mencerdaskan bangsa ini.

Gatot Awan Febrianto menyebutkan, selama bertugas baru menemukan seorang panglima yang luar biasa, yakni di Kodam XIV Hasanuddin yang pada awal bertugas mengatakan bahwa prajurit itu sumpahnya kepada Tuhan. Seorang prajurit dalam bekerja sudah ada garisnya untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Fungsi insan pers, apalagi zaman sekarang, sangat penting kita sama-sama menghadirkan situasi yang kondusif demi kemaslahatan masyarakat," kata lulusan Akademi Militer tahun 2002 tersebut.

Perwira menengah Kodam XIV Hasanuddin yang berasal dari daerah di sebelah utara Solo itu, sudah bertugas di beberapa daerah. Namun ada satu tempat, kata Gatot Awan Febrianto, yang memiliki memori yang sangat kurang baik, ketika bertugas di Provinsi Nanggro Aceh Darussalam (NAD), pada tahun 2003-2004, bertepatan dengan situasi Darurat Militer. Sebagai prajurit karena tugas negara harus berhadapan dengan saudara sendiri.

“Pengalaman itu sangat tidak mengenakkan karena harus berhadapan dengan saudara sendiri, sehingga marilah kita menjaga persatuan dan kesatuan bangsa kita,” ajak Kapendam XIV Hasanuddin.

Dikemukakan, bangsa Indonesia menjadi incaran bangsa-bangsa di luar negeri. Sekarang ini, kita dalam perang energi. Kalau energi habis, perang pangan. Jika usai perang pangan, lanjut ke perang air. Dan negara kita kaya raya, dan paling banyak memiliki sumber dayanya.

“Kalau Bapak/Ibu memonitor beberapa hari ini, sudah ada berita bahwa negara tetangga kita, Malaysia, sedang krisis pangan. Alhamdulillah negara kita masih tercukup pangannya,” ungkap Gatot Awan Febrianto.

Pada kesempatan peringatan HUT PR itu Kasie Media Online Penerangan Kodam (Pendam) XIV Hasanuddin Kapten Kav. Pawit, S.Pd yang lebih dulu tiba di tempat acara menyampaikan bahwa dulu pernah membaca PR dalam bentuk koran. Dia mengharapkan dengan usia 78 tahun dan bertambahnya usia semakin bagus kinerjanya, semakin bekerja sama kian baik dengan seluruh jajarannya.

“Kita selaku instansi militer dan PR sebagai media diharapkan bersama-sama dapat membangun Makassar menjadi kota yang lebih baik,” kata Kapten Pawit sambil mengharapkan apa yang dapat dikerjasamakan bisa menjadi yang terbaik untuk masyarakat.

Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Makassar, Ismawaty Nur, ST, M.Si, Ph.D mewakili Wali Kota Makassar menyampaikan, bahwa di Makassar banyak sekali media online dan Pemkot Makassar ingin merangkul semuanya karena kerja-kerja pemerintah tidak akan pernah “booming” (meledak atau terberitakan) jika tidak dimediakan. Peran media ada di depan instansi Dinas Komunikasi dan Informasi dalam membentuk “framing” (pembingkaian) positif terhadap pemerintah.

“Saya tidak ingin media itu hanya ikut saja karena hanya ingin mendapat ‘kue’ dari pemerintah. Media juga harus mengkritik apa yang dilakukan oleh pemerintah jika memang perlu dikoreksi. Jadi, kita harus kembali pada harkat dan martabat media dan ini menjadi bagian kritik sosial. Sebab, kalau tidak ada yang kritik bisa bahaya, dikira pemerintah itu sudah bagus bekerja, padahal tidak ada yang sempurna. Itu kami sangat percaya. Oleh sebab itu, kami menganggap media adalah mitra,” kata Ismawaty Nur panjang lebar.

Ismawaty Nur merespon positif tentang ajakan kerja sama yang ditawarkan PWI dan Pedoman Rakyat dalam kaitannya peningkatan kapasitas (capacity building).

Benny Manuhua, yang jauh-jauh dari Bandung sangat berbangga bisa hadir pada peringatan HUT ke-78 Harian Pedoman Rakyat. Sebenarnya, kata Benny, tahun-tahun kemarin ada kerinduan, namun dengan jarak yang tidak memungkinkan, hari ini Senin (3/3/2025) bisa berkumpul bersama, setelah tahun sebelumnya rencana Tuhan juga ada.

“Sekembali dari gereja bertemu dengan teman-teman, sekaligus terpanggil untuk hadir berkumpul di sini dan berharap semoga tahun depan kita bisa lebih bagus,” ujar Benny Manuhua.

Benny mengungkapkan, pernah bercita-cita dan belum pernah disampaikan kepada teman-teman yang sering berkomunikasi. Satu kali ada saatnya dia ingin tepat 1 Maret, kita (Pedoman Rakyat) tampil satu hari saja dalam bentuk surat kabar. Entah itu 1.000 eksemplar, atau 2.000 eksemplar.

“Saya berharap pada ulang tahun ke-80 mudah-mudahan kita semua Panjang umur, bisa melakukan rencana itu, satu hari saja, pas 1 Maret. Semoga bisa terealisasi dengan cara bagamana pun kita akan buat, sepanjang ada kebersamaan,“ ujar Benny dalam acara yang dihadiri mantan Ketua PWI Pangkep Drs. H. Bisman, M.Si yang kini menjadi Penasihat PWI Pangkep.

Usai Benny memberikan kesan, Ir. Manaf Rahman, Ketua Bidang Organisasi PWI Sulsel yang juga alumnus PR mengatakan, mengharapkan Dinas Kominfo Kota Makassar dapat bekerja sama dengan PWI Sulsel untuk peningkatan kualitas dan kapasitas wartawan. Kebetulan juga selama ini PWI Sulsel sudah kerap bekerja sama dengan berbagai instansi dalam kegiatan peningkatan kapasitas. Termasuk berkaitan dengan uji kompetensi wartawan (UKW).

Manaf mengatakan, suatu hal yang sangat dibanggakan dengan alumni PR di mana pun berada selalu mencari sesama alumni. Jika ada acara Hari Pers Nasional (HPN) selalu bertemu alumni, baik yang di Jakarta maupun di tempat lain karena alumni PR tersebar di mana-mana.

“Kapasitas dan kualitasnya cukup dibanggakan. Inilah yang membuat kita selalu dekat dengan teman-teman yakni pada setiap 1 Maret itu dijadikan momentum untuk bersilaturahim sesama alumni,” imbuh Manaf.

Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) PR Dr. H. M. Dahlan Abubakar, M.Hum mengatakan, pada peringatan HUT PR kali ini bersyukur karena salah seorang putra ahli waris PR, yakni Benny Manuhua sempat membersamai alumni PR hadir mengenang 78 tahun usia PR.

“Saya kira media yang tidak pernah mati adalah PR, karena setiap tahun selalu diperingati hari kelahirannya,” ujar penyandang UKW Utama Dewan Pers tahun 2011 tersebut.

Meskipun para alumni PR memiliki medianya masing-masing, namun pada tanggal 1 Maret, kata Dahlan, mereka berkumpul bersama-sama. Dan itu merupakan salah satu keunikan alumnus PR ini.

Jika Benny mengharapkan pada tahun 2027, PR akan terbit 1 Maret dalam bentuk cetak, Dahlan juga berharap pada usia ke-80 tahun itu, buku “Apa dan Siapa Wartawan PR” bisa juga terbit. Saat ini sebagian besar kisah Wartawan PR sudah dikumpulkan.

“Penerbitan buku ini penting karena menjadi memori kolektif yang dapat kita baca,” sebut Tokoh Pers versi Dewan Pers tersebut.

Ikut memberikan sambutan Pemimpin Umum Media Online Pedomanrakyat.co.id. Ardhy M.Basir yang pada intinya mengemukakan, saat ini banyak media menggunakan nama Pedoman, namun yang asli adalah “Pedomanrakyat.co.id” karena ada logo dan ada “Rakyat”-nya.

“Namun semua yang menggunakan nama “Pedoman” itu sama, jadi mohon ibu Kadis Kominfo mereka juga dilayani jika berhubungan dengan Kominfo,” ujar Ardhy sambil melirik Ibu Plt Kadis Kominfo Irmawaty Nur yang duduk satu jejer dengan Ketua IKA PR.

Peringatan HUT kali ini, selain dihadiri Direktur Utama PT Pedoman Rakyat Utama James Wehantouw (anggota Dewan Penasehat PWI Sulsel), juga para alumni PR seperti Drs. H. Bisman, M.Si (mantan Ketua PWI Pangkep), Nadyah S.Sos, M.Rusdy Embas, Mahyuddin, Sudirman, S.Pd, Ramzy, Haluddin Ma’waleda (Pemimpin Pedomannews.com), Dr. Ir. Muh. Zainal Altim, ST, MT, Irwan D. Awing Pemred Bugis Pos yang sekaligus menjadi “master of Ceremony”, Founder K-Apel Rahman Rumaday, S.IP, Pemimpin Umum Pedoman Karya Drs. Asnawin Aminuddin, M.AP dan Drs. Muhammad Rusli, yang sekaligus keduanya membaca doa dalam acara peringatan tersebut.

Berganti nama 1950

Pedoman Rakyat terbit untuk pertama kali 1 Maret 1947 dengan nama pertama “Pedoman” dan “Pedoman Harian” yang pada awal diterbitkan oleh Soegardo dan Henk Rondunuwu.

L.E. Manuhua tiba di Makassar 21 April 1947 dalam pelariannya dari Ambon menumpang Kapal Stom Schip (SS) Zwartenhondt, berarti 1 bulan 21 hari setelah “Pedoman” dan “Pedoman Harian” yang diterbitkan Soegardo dan Henk Rondonuwu.

Pada tahun 1950 seiring dengan penyerahan satu unit percetakan kepada Badan Penerbit Nasional Pedoman, namun dengan syarat harus berbadan hukum “Naamloos Vennootschap” (NV, sekarang PT). Henk Rondonuwu Pimpinan “Pedoman” dan “Pedoman Harian” berusaha memenuhi syarat pembentukan NV itu namun gagal.

Pada tanggal 16 Juni 1952 pemerintah menyerahkan percetakan itu kepada NV Persul yang belum jadi karena penandatanganan sewa beli antara pemerintah dan Persul baru berlangsung 24 April 1959 dan menetapkan L.E. Manuhua sebagai Direktur NV.

Menurut M.Saleh Lahade dalam testimoninya di dalam buku “Abdi Pers L.E. Manuhua 70 tahun" (PWI Sulsel 1996), menyebutkan Manuhua adalah mitra dari Henk Rondonuwu dan Soegardo dalam Kongsi tiga sebagai pendiri dan pengurus surat kabar pamflet tengah bulanan “Pedoman” dan Harian (stensilan) “Pedoman Harian” yang terbit 1 Maret 1947 dan pada tahun 1950 berganti nama menjadi “Pedoman Rakyat” hingga akhir hayatnya Oktober 2007. Namun pada Maret 2022 para alumni PR menghadirkan kembali dalam bentuk online, Pedomanrakyat.co.id. (rls)

  • Bagikan

Exit mobile version