PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID MAKASSAR - Bank Indonesia Sulawesi Selatan menyiapkan uang tunai layak edar sebesar Rp 5,1 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadan hingga Idulfitri. Jumlah ini meningkat 9 persen dibandingkan tahun lalu, seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat dan membaiknya perekonomian.
"Selama libur Ramadan dan Lebaran, masyarakat tidak perlu khawatir karena transaksi pembayaran tetap dilakukan melalui BI-FAST, yang tersedia non-stop," ujar Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, Selasa, (4/2/2025).
BI Sulsel juga mendorong penggunaan transaksi non-tunai melalui QRIS, termasuk fitur "tap" yang akan memudahkan pengguna. Selain itu, koordinasi dengan pemerintah daerah terus dilakukan untuk memperluas digitalisasi transaksi.
Untuk memenuhi kebutuhan uang tunai baru, BI Sulsel bekerja sama dengan perbankan menyediakan layanan penukaran uang di 70 titik lokasi di 24 kabupaten/kota. Layanan ini terbagi menjadi empat jenis yakni penukaran sinergi perbankan, layanan ritel rumah ibadah, layanan terpadu, dan layanan tematik Serambi Phinisi.
Masyarakat dapat menukar uang maksimal Rp4,3 juta per orang, dengan rincian pecahan yang telah ditentukan. Selain itu, penukaran uang khusus Rp75.000 juga tersedia maksimal 200 lembar per orang. Pemesanan penukaran dilakukan melalui aplikasi PINTAR sebelum datang ke lokasi.
BI Sulsel juga mengedukasi masyarakat tentang Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah melalui spanduk dan banner di lokasi penukaran. Apresiasi diberikan kepada Pemerintah Provinsi Sulsel atas sinergi dan kolaborasi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan stabilitas rupiah.
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Fatmawati Rusdi mengapresiasi kegiatan semarak Rupiah Ramadan dan berkah Idulfitri itu. Dia mengatakan, momen Ramadan dan Idulfitri memberikan dampak yang signifikan terhadap perputaran ekonomi, terutama dengan meningkatkan mobilitas masyarakat.
“Ramadan dan hari raya, mobilitas masyarakat itu sangat besar. Tentunya perputaran uang itu sangat kencang. Bukan hanya membeli makanan, tapi tentunya persiapan Idulfitri. Belum lagi kalau lebaran itu identik dengan uang baru," kata Fatma.
Momentum Ramadan dan Idulfitri, lonjokan mobilitas dan aktivitas sangat besar. Mulai dari persiapan kebutuhan pokok untuk berbuka puasa hingga persiapan menyambut hari raya, salah satunya adalah tradisi bagi-bagi THR. Tidak hanya itu, perputaran uang juga meningkat pesat, terutama terkait dengan tradisi menggunakan uang baru untuk Lebaran.
Meskipun saat ini sudah banyak masyarakat yang mulai beralih ke pembayaran digital melalui QRIS, ternyata angka penggunaan QRIS di kalangan masyarakat masih belum mencapai target yang diinginkan. Sehingga, penting adanya edukasi lebih lanjut mengenai keunggulan transaksi digital yang lebih aman, cepat, dan efisien dibandinhkan dengan cara tradisional.
Menurut Fatmawati, pertukaran uang baru tidak hanya menjadi kegiatan musiman yang terjadi menjelang Idulfitri. Ia mengusulkan agar program ini bisa diterapkan secara berkelanjutan. Misalnya, setelah masyarakat menerima gaji setiap bulannya, untuk tetap mempermudah masyarakat dalam mengakses uang baru yang lebih segar, melalui transaksi digital.
Dai mengatakan, dengan adanya akses yang lebih mudah untuk pertukaran uang baru secara digital, masyarakat akan semakin terbiasa dengan teknologi QRIS, sehingga bisa mempercepat transisi menuju ekonomi digital yang lebih modern dan efesien.
“Semangat masyarakat terutama ibu-ibu, pasti akan sangat mendukung jika uang baru bisa didaptkan dengan mudah, tidak perlu antre panjang di bank. Dengan adanya sistem digital, tentunya lebih aman dan cepat dan yang paling penting adalah edukasi terus-menerus agar masyarakat semakin paham cara penggunaannya,” imbuh dia.
Fatmawati berharap inisiatif ini dapat meningkatkan kesadaran dan penggunaan transaksi digital diaeluruh laposan masyarakat, bukan hanya pada momen-momen tertentu, tetapi secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, masyarakat bisa merasakan manfaat dari kemanuan teknologi yang ada dalam kehidupan finansial mereka.(idr)