Penulis: Abdul Malik, S.Kom., M.Cs.
(Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Mega Buana Palopo)
Dalam era digital yang berkembang pesat, teknologi menjadi pendorong utama kemajuan di berbagai sektor. Namun, sering kali perhatian terhadap teknologi hanya terfokus pada industri besar dan perkotaan, sementara potensi lokal yang melimpah di daerah belum sepenuhnya mendapat perhatian yang layak. Padahal, jika dipadukan dengan inovasi teknologi, potensi lokal dapat menjadi motor penggerak ekonomi yang berkelanjutan. Data dari Kementerian Koperasi dan UKM (2023) menunjukkan bahwa sektor UMKM, yang banyak berbasis potensi lokal, berkontribusi hingga 61% terhadap PDB Indonesia. Namun, hanya 20% dari UMKM ini yang telah terdigitalisasi, menunjukkan masih besarnya peluang integrasi teknologi dalam sektor ini.
Memanfaatkan Potensi Lokal dengan Teknologi
Setiap daerah memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi sumber daya alam, budaya, maupun industri kreatif. Kota Palopo, misalnya, memiliki potensi besar di sektor pertanian, perikanan, industri kreatif, dan pariwisata. Sayangnya, kurangnya akses terhadap teknologi modern sering menjadi kendala dalam pengembangan sektor-sektor ini.
Dalam sektor pertanian dan perkebunan, Palopo memiliki lahan subur yang menghasilkan komoditas unggulan seperti kakao, kopi, dan kelapa. Produksi kakao di wilayah ini mencapai lebih dari 3.000 ton per tahun dan berkontribusi dalam rantai pasok industri cokelat nasional. Namun, masih banyak petani yang mengandalkan metode tradisional, sehingga produktivitas mereka belum optimal. Penerapan teknologi pertanian cerdas, seperti sensor tanah berbasis Internet of Things (IoT) atau drone untuk pemetaan lahan, dapat meningkatkan hasil panen dan efisiensi produksi secara signifikan. Studi dari Food and Agriculture Organization (FAO, 2022) menunjukkan bahwa digitalisasi pertanian dapat meningkatkan hasil panen hingga 25% dan mengurangi penggunaan air serta pupuk hingga 30%.
Di sektor perikanan, Palopo dikenal sebagai salah satu penghasil rumput laut berkualitas tinggi. Dengan penerapan teknologi pemrosesan modern dan pemasaran digital, produk rumput laut dapat memiliki nilai jual yang lebih tinggi, baik di pasar domestik maupun ekspor. Digitalisasi dalam sektor ini juga dapat memudahkan nelayan dalam mengakses informasi cuaca dan pasar, sehingga meningkatkan kesejahteraan mereka.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (2023), industri rumput laut Indonesia telah menyumbang lebih dari USD 200 juta dalam ekspor per tahun, dan dengan digitalisasi, angka ini diprediksi dapat meningkat lebih dari 30% dalam lima tahun ke depan.
Ekonomi Kreatif dan Pariwisata: Peluang yang Perlu Dikembangkan
Selain sektor primer, ekonomi kreatif juga memiliki peran penting dalam pembangunan daerah. Palopo memiliki potensi industri kreatif yang kaya, seperti batik bermotif khas Luwu dan kuliner tradisional seperti Dampo Durian. Dengan strategi pemasaran berbasis digital, produk-produk ini dapat menjangkau pasar yang lebih luas. E-commerce dan media sosial adalah sarana yang sangat potensial untuk memperkenalkan produk lokal kepada dunia. Menurut laporan e-Conomy SEA (2023) oleh Google dan Temasek, sektor ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025, menunjukkan bahwa adopsi digital bagi usaha lokal adalah suatu keharusan.
Sementara itu, sektor pariwisata di Palopo juga memiliki prospek cerah. Wisata alam seperti Pantai Labombo dan Puncak Palopo, serta wisata budaya seperti Masjid Jami Tua Palopo, dapat menarik lebih banyak wisatawan jika dikelola dengan strategi digital yang baik. Penerapan smart tourism—dengan fitur pemesanan online, pemandu wisata berbasis aplikasi, serta promosi melalui platform virtual—akan meningkatkan daya tarik pariwisata daerah. Menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (2023), digitalisasi pariwisata dapat meningkatkan kunjungan wisatawan hingga 40% karena kemudahan akses dan informasi yang lebih luas.
Tantangan dan Solusi: Mendorong Transformasi Digital
Meski teknologi menawarkan banyak manfaat, tantangan tetap ada. Keterbatasan infrastruktur digital, kurangnya literasi teknologi di kalangan pelaku usaha lokal, serta resistensi terhadap perubahan masih menjadi kendala utama. Oleh karena itu, perlu ada sinergi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku industri dalam membangun ekosistem digital yang inklusif.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
Menyediakan pelatihan digital bagi pelaku usaha kecil dan menengah agar mereka mampu memanfaatkan teknologi secara optimal. Saat ini, program seperti Gerakan 100 Smart Cities yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika telah membantu berbagai kota dalam transformasi digital.
Memberikan insentif bagi startup yang mengembangkan solusi berbasis teknologi untuk sektor lokal, terutama dalam bidang agritech dan fintech yang dapat membantu petani dan nelayan dalam mengakses modal dan pasar.
Mempercepat pembangunan infrastruktur digital, terutama di daerah yang belum memiliki akses internet memadai. Program Palapa Ring yang telah dirancang untuk memperluas akses internet ke wilayah terpencil perlu terus diperkuat agar digitalisasi dapat mencakup seluruh daerah di Indonesia.
Teknologi bukan hanya milik kota-kota besar atau industri berskala global. Jika diterapkan dengan tepat, teknologi dapat menjadi kunci dalam mengembangkan potensi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah. Kota Palopo, dengan segala potensi yang dimilikinya, memiliki peluang besar untuk tumbuh dan bersaing di tingkat nasional maupun internasional melalui pemanfaatan teknologi yang inovatif.
Kini saatnya kita berpikir lebih luas: bagaimana teknologi tidak hanya menjadi alat transformasi digital, tetapi juga menjadi jembatan bagi kemajuan daerah. Jika semua pemangku kepentingan dapat bersinergi, bukan tidak mungkin potensi lokal akan menjadi kekuatan ekonomi yang tak kalah dengan industri besar di perkotaan. Dengan strategi yang tepat, pengembangan potensi lokal berbasis teknologi akan menjadi pilar utama kemajuan daerah, sekaligus memastikan bahwa seluruh wilayah Indonesia dapat merasakan manfaat dari revolusi digital. (*)