Jumat, JFK Pertanian Panen Raya di Lutra, Bakal Dihadiri 2 Dewas dan Komite Perum Bulog

  • Bagikan
  • Frederik Kalalembang: Kita Ingin Beri Contoh dan Edukasi Petani di Luwu Raya

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID PALOPO -- Akhir Maret sampai April mendatang, Luwu Raya memasuki musim panen padi. Salah satu yang akan mengadakan panen raya adalah para petani binaan JFK Pertanian di daerah Baebunta, Kabupaten Luwu Utara.

Panen raya dijadwalkan dilaksanakan, Jumat 28 Maret 2025 yang bakal dihadiri sejumlah petinggi Perum Bulog Pusat. Yakni, Dewan Pengawas Bulog, Komjen Pol (P) Verdianto I. Bitticaca dan Frans B.M. Dabukke. Lalu, Komite Perum Bulog Maria A Samperuru, LO Perum Bulog Sulselbar Letkol (P) Martinus Pagassing, dan Kepala Perum Bulog Palopo.

Kegiatan panen raya ini juga dirangkaikan dengan serap gabah langsung petani oleh Bulog.

Irjen Pol (Purn) Drs. Frederik Kalalembang (JFK) mengungkapkan, panen raya ini adalah buah hasil dari kerja keras selama ini dalam memberikan pembinaan terhadap petani, sekaligus menunjukkan contoh langsung kepada petani lainnya, jika kita bisa meningkatkan produksi padi jika dikelola dengan baik.

Beberapa bidang sawah juga telah dilakukan pendampingan dan sudah melakukan panen, seperti di areal persawahan di Rante Damai, Kec. Walenrang, Kab. Luwu. Untuk kali ini di persawahan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara.

JFK Pertanian baru dibentuk tahun 2024 lalu yang diawali dari kegelisahan Irjen Pol (Purn) Drs. Frederik Kalalembang tatkala menerima banyak aspirasi dan usulan dari petani di Dapil Sulsel 3, utamanya soal kelangkaan pupuk.

"Banyak petani mengeluh pupuk kurang, hanya itu saja, tidak ada persoalan lain. Kemudian saya menganalisa dan mendapatkan hasil kalau sebenarnya bukan persoalan pupuk yang utama tetapi bagaimana sistem pertanian kita yang masih belum baik. Mulai dari cara penggarapan sawah, pengairannya, penggunaan bibit, pemberian pupuk yang cukup hingga pengendalian hama. Itu yang masih belum diketahui banyak oleh petani kita," ungkap JFK yang juga Anggota DPR RI Fraksi Demokrat saat diwawancara di sela-sela kegiatan reses di Dapil Sulsel 3, Selasa 25 Maret 2025.

Menurut JFK, untuk meningkatkan produksi pertanian khususnya gabah/padi, harus dilakukan manajemen yang baik. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Dimana pemilihan bibit itu sama dengan cara merawat anak bayi. Kalau bayi sakit pasti akan menangis, tetapi jika padi sakit pasti ada sesuatu yang dapat dilihat langsung. Itu yang harus diperhatikan, dilakukan kontrol. "Inilah yang saya terapkan ke beberapa petani binaan JFK melalui tim-tim di lapangan, dan hasilnya dapat dilihat ada peningkatan produksi gabah/padi," kata JFK.

Padi yang siap dipanen. IST

Selama ini, petani hanya dapat menghasilkan gabah 4 sampai 5 ton per hektare. Itu karena petani tidak punya pengetahuan yang baik dalam mengolah pertanian. Dengan menerapkan cara atau manajemen JFK Pertanian, hasil yang didapat bisa sampai 12 ton per hektare.

Sebenarnya petani hanya mengikuti apa yang disampaikan dari pengetahuan yang ia dapat. Petani punya keterbatasan tetapi punya kemauan, nah disitulah kami dari JFK pertanian hadir membenahi," sebut JFK.

Untuk ke depannya, JFK Pertanian akan bekerja sama dengan pemda dalam hal ini Kadis Pertanian di Luwu Raya agar bisa dilakukan penyuluhan masif kepada para petani. Mulai dari bagaimana pola penanaman sampai pemeliharaan dengan baik dan maksimal.

"Bajak sawah itu bukan asal bajak, tetapi dengan membajak sawah secara baik dan benar sudah bisa meningkatkan produksi padi hingga 16 persen. Kemudian pemberian pupuk organik juga penting. Karena dari dulu petani kita hanya mengandalkan pupuk kimia. Ini yang harus diubah. Kalau terlalu sering pakai pupuk kimia, tanah semakin keras, akar tanaman tidak maksimal menyerap nutrisi dan berdampak pada produsi menurun," urai JFK.

Dengan menggunakan pupuk organik yang juga dibuat khusus oleh Tim JFK Pertanian sebagai pengganti pupuk kimia. Yang kandungan nutrisinya sudah lengkap, kandungan unsur hara di dalam kompos cukup lengkap, meliputi unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, S) dan unsur hara mikro (Fe, Cu, Mn, Mo, Zn, Cl, B) yang sangat dibutuhkan tanaman padi. Selan itu, pupuk organik ini juga tidak merusak struktur tanah, tidak mencemari lingkungan, dan tak kalah penting harganya jauh lebih murah.
Hanya saja, untuk penggunaan pupuk organik ini membutuhkan lebih banyak dibandingkan pupuk kimia.

"Kalau pupuk kimia biasa dipakai 10 karung, untuk pupuk organik ini bisa 30 karung. Tetapi harganya jauh lebih murah daripada pupuk kimia," kata JFK.

Dengan metode pertanian ala JFK Pertanian ini, perlahan menuju pertanian organik, beras organik yang lebih sehat, mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. "Kita terapkan sistem penanaman ramah lingkungan," pungkasnya.(idr)

  • Bagikan