Empat Paslon Komitmen Ciptakan PSU Damai

  • Bagikan

PALOPOSPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Menjelang tahapan Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilwalkot Palopo, pasangan calon (paslon) peserta Pilkada menegaskan komitmennya untuk menciptakan suasana politik yang damai dan kondusif. Salah satu langkah awalnya adalah kesiapan menghadapi debat kandidat tanpa membawa isu yang berpotensi memecah belah masyarakat.
Juru bicara paslon nomor urut 4, Haedar Djidar, menyatakan bahwa pasangan Naili Trisal – Akhmad Syarifuddin berkomitmen menjaga ketertiban dalam PSU Kota Palopo.

“Paslon Naili Trisal – Akhmad siap menghadapi debat kandidat dan berkomitmen menciptakan Pilkada damai,” tegas Haedar saat dihubungi, Selasa (25/3/2025).
Haedar menekankan bahwa pihaknya tidak akan menggunakan politisasi isu SARA untuk memenangkan Pilkada ulang di Kota Palopo. Menurutnya, hal tersebut bertentangan dengan identitas Kota Palopo sebagai Kota Idaman yang menjunjung tinggi ketentraman dan kedamaian.

“Jangan sampai Pilkada ini dinodai dengan isu-isu yang bisa memecah belah masyarakat. Palopo adalah Kota Idaman yang harus tetap damai,” ujarnya.
Ia berharap proses PSU Palopo pada 24 Mei mendatang berjalan lancar dan aman, seperti saat Pilkada Serentak November lalu. Haedar juga meyakini bahwa semua pihak, baik masyarakat maupun paslon lainnya, menginginkan PSU berlangsung tertib.

“Tidak ada alasan untuk khawatir soal PSU, karena Pilkada 2024 kemarin berlangsung aman dan terkendali. Semua pihak ingin PSU berjalan lancar, damai, dan tanpa hambatan,” tambahnya.

Di sisi lain, kubu paslon nomor urut 2, Farid Kasim Judas (FKJ) – Nurhaenih, juga menegaskan sikap serupa. Ketua Tim Pemenangan FKJ-Nur, Budi Sada, menyatakan bahwa sejak awal pihaknya telah berkomitmen untuk menjaga ketentraman Kota Palopo dan menghormati putusan Mahkamah Konstitusi terkait PSU.

“Kami ingin Pilkada ini berjalan damai. Sejak adanya putusan MK, kami sudah mengimbau agar semua pihak menghormati keputusan tersebut serta menjaga keamanan dan ketertiban,” ujar Budi.

Ia mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi hanya karena perbedaan pilihan politik. Menurutnya, PSU ini adalah momentum untuk menyeleksi pemimpin terbaik bagi Kota Palopo, bukan ajang perpecahan.

“Jangan hanya karena beda pilihan, lalu daerah kita menjadi rusuh. Kita harus menjaga persatuan dan kedamaian,” tegasnya.
Budi juga menyoroti potensi mobilisasi massa dari luar daerah yang dapat menimbulkan ketegangan di Palopo. Ia berharap pihak keamanan lebih waspada terhadap kemungkinan tersebut.

“Yang perlu diwaspadai adalah mobilisasi massa dari luar. Sebab, daerah tetangga kita tidak berpilkada, dan bisa saja ada pihak yang memanfaatkan situasi ini untuk membuat kekacauan di Palopo,” jelasnya.

Ia pun mengusulkan agar pengamanan diperketat menjelang PSU, terutama dalam rentang waktu H-1, guna mencegah masuknya pihak-pihak yang dapat mengganggu jalannya pesta demokrasi di Kota Palopo.
“Kalau perlu ada pembatasan di hari terakhir sebelum pemungutan suara, agar keamanan tetap terjaga,” pungkasnya. (idr)

  • Bagikan