H. Muhammad Yasin Azis
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Satu per satu muncul tokoh yang akan bertarung untuk memimpin Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) detik-detik digelarnya Musyawarah Besar Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), Kamis, 10 April 2024, hari ini.
Yang paling teranyar adalah H. Muhammad Yasin Azis. Sosok pengusaha kelahiran Kabupaten Barru ini hadir dengan semangat pengabdian yang kuat.
Ia dikenal luas sebagai “pengusaha dari lereng gunung”. Yasin merupakan figur yang meniti jalan sukses dari nol tanpa latar belakang pewarisan bisnis. Kini, ia membawahkan sejumlah perusahaan berskala nasional hingga merambah ke Timor Leste.
Yasin Azis mengaku mendapat dorongan untuk maju di Mubes KKSS dari sejumlah tokoh Sulawesi Selatan maupun berbagai organisasi yang ada di Sulsel.
“Saya ingin mengabdi melalui KKSS karena organisasi ini adalah wadah besar yang mampu menjadi jembatan kemajuan bagi masyarakat Sulawesi Selatan di manapun mereka berada. KKSS bukan hanya rumah besar bagi perantau Sulsel, tapi juga laboratorium kader dan penggerak ekonomi bangsa,” kata Yasin kepada Rakyat Sulsel, Rabu (9/4/2025).
Bukan tanpa sebab Yasin banyak didukung pengurus KKSS mulai dari DPP, DPW hingga DPD. Dia yang telah bergelut selama 14 tahun di dunia bisnis ini telah menjadi anggota KKSS sejak 1986. Yasin mengungkapkan pencalonan dirinya merupakan amanah yang dipercayakan banyak anggota KKSS.
"Warga KKSS sebagian besar mengusulkan kepada saya untuk maju mencalonkan diri sebagai ketua. Saya merasa ini Amanah sehingga Bismillah saya memutuskan maju, dan mengikuti prosesnya." ucap dia.
Mewakili aspirasi berbagai kalangan di KKSS, Yasin hadir membawa semangat persaudaraan dan saling merangkul seperti yang dilakukannya belasan tahun silam saat membangun bisnis dan mempekerjakan orang-orang Sulawesi Selatan di luar kota.
"Saya rasa tidak semua perantau itu beruntung. Nah, inilah kita bisa bantu dan kita rangkul dengan cara memaksimalkan potensi yang ada dan dimiliki masyarakat Sulawesi Selatan. Selama ini belum pernah kita dengar KKSS hadir merangkul semua anggota," imbuh Yasin.
Latar belakang Yasin sebagai pengusaha menjadi landasannya memimpin KKSS jika nantinya terpilih. Bagi bapak tiga anak ini, prinsip "waktu adalah tantangan" menjadikannya terus berkembangnya.
"Kebanyakan pengusaha berprinsip bahwa Waktu Adalah Uang, bagi saya Waktu Adalah Tantangan. Hal ini yang membawa saya maju dan prinsip ini akan saya bawa jika memimpin KKSS karena saya tidak pernah bermain-main dengan jabatan," tutur dia.
Meski memilih maju menjadi calon ketua umum KKSS, Yasin juga menekankan perlunya menjaga persatuan sesuai maksud dari "Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan" itu sendiri.
"Kita harapkan kegiatan ini mengutamakan tata tertib, jangan ada suara-suara yang terabaikan dan tetap memiliki pilar yang dijunjung tinggi oleh KKSS," kata dia.
Lahir di Tanete Riaja, Kabupaten Barru, Yasin mengenyam pendidikan dasar hingga menengah di tanah kelahirannya. Ia kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Brawijaya (S1 Sosial, lulus 1992) dan Universitas Muslim Indonesia Makassar (S1 Ekonomi, lulus 1998).
Dengan latar belakang akademik yang kuat dan semangat wirausaha, ia membangun bisnis dari bawah hingga kini menjabat CEO di beberapa perusahaan ternama seperti PT. Mega Indah Sari, PT. Mega Klasik, PT. Misi Pasar Raya Indonesia, PT. Klaut City, PT. Mega Buana Tanete, dan PT. Depo Bangunindo. Ia juga menjadi komisaris dan pemegang saham di tiga perusahaan BUMN.
Tak hanya di bidang usaha, Yasin Azis juga dikenal aktif dalam berbagai organisasi sosial, keagamaan, dan kepemudaan. Ia pernah menjabat Ketua I Muhammadiyah Wilayah Timor Timur, Sekretaris MUI Timor Timur, hingga Ketua Umum DPP KKDB selama tiga periode berturut-turut.
Di Sulawesi Selatan, ia saat ini menjabat sebagai Bendahara ICMI dan ISMI Wilayah Sulsel, Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Wilayah Sulsel, serta Ketua Pilar KKSS Kabupaten Barru. Ia juga terlibat dalam organisasi pengusaha berbasis masjid dan komunitas olahraga golf di tingkat nasional dan Asia.
“KKSS butuh pemimpin yang bukan hanya punya jaringan luas, tetapi juga memahami tata kelola organisasi modern. Insyaallah, saya siap mengemban amanah ini bila diberi kepercayaan,” ujar Azis.
Dalam visinya, Yasin Azis menekankan pentingnya kolaborasi antartokoh Sulsel, baik di tanah air maupun diaspora luar negeri. Ia juga mendorong KKSS untuk berperan aktif sebagai motor penggerak ekonomi berbasis komunitas dan pelatihan wirausaha di kalangan generasi muda Bugis-Makassar.
“Sulsel punya warisan peradaban dagang dan kepemimpinan yang luar biasa. Mari kita satukan itu dalam semangat kolaborasi untuk membangun dan memberdayakan masyarakat,” kata dia.
Dukungan terhadap Yasin Azis pun mulai mengalir dari berbagai tokoh dan komunitas perantau. Pengalaman panjangnya di dunia usaha dan organisasi dinilai sebagai modal kuat untuk membawa KKSS ke arah yang lebih dinamis, inklusif, dan berdaya saing.
Bila diberi amanah untuk memimpin rumah besar KKSS, Yasin mengaku telah menyiapkan sebuah visi besar yang lahir dari pengalaman panjangnya sebagai pengusaha dan aktivis organisasi. Dia menegaskan datang bukan hanya untuk memimpin, tapi untuk merangkul, memberdayakan, dan memajukan seluruh warga Sulawesi Selatan yang merantau di berbagai penjuru Nusantara dan dunia.
“KKSS ini adalah rumah besar kita bersama. Tapi rumah besar ini perlu dikelola dengan semangat kekeluargaan, manajemen modern, dan arah yang jelas. Itulah yang ingin saya bangun bersama semua elemen di KKSS,” ujar Yasin.
Cita-cita pertama Yasin adalah menjadikan KKSS sebagai poros persaudaraan dan pemberdayaan. Ia ingin setiap warga Sulsel di perantauan merasa dilindungi, dihargai, dan diberi ruang untuk berkembang.
Sebagai pengusaha yang membangun bisnis dari nol, Yasin melihat pentingnya kepemimpinan modern yang adaptif, akuntabel, dan profesional. Ia ingin membawa manajemen organisasi berbasis hasil dan transparansi ke tubuh KKSS.
Ia juga berkomitmen memperluas jaringan KKSS, tidak hanya di kota-kota besar Indonesia, tetapi juga di luar negeri. Menurutnya, perantau Sulsel di manapun berada adalah kekuatan besar jika disatukan dalam satu ikatan. Salah satu mimpi besarnya adalah mendirikan Rumah Sakit milik KKSS yang dikelola mandiri, profesional, dan dapat melayani warga Sulsel di perantauan dengan nilai-nilai kekeluargaan dan layanan berkualitas.
"Insyaallah lahannya sudah ada dan saya siap hibahkan untuk pembangunan Rumah Sakit KKSS, yaitu di kawasan Mamminasata, di Pattalassang Kabupaten Gowa," beber dia.
KKSS juga perlu mandiri secara ekonomi. Yasin ingin membentuk badan usaha milik KKSS yang dikelola bersama dan menjadi sumber pembiayaan bagi program-program sosial dan pemberdayaan anggota.
Yasin mengusulkan pendirian lembaga pendidikan-mulai dari sekolah hingga universitas-di bawah naungan KKSS. Ia melihat pendidikan sebagai investasi jangka panjang untuk melahirkan generasi baru yang berdaya dan berbudaya.
Tak kalah penting, kata dia, komitmen menciptakan wadah dan ruang kolaborasi bagi generasi muda Sulsel. Ia ingin menjadikan KKSS sebagai laboratorium kepemimpinan muda, bukan sekadar organisasi nostalgia.
“Saya tidak ingin KKSS hanya dikenal karena masa lalu. Saya ingin KKSS menjadi organisasi yang terus relevan, jadi tempat tumbuhnya pemimpin masa depan Sulsel dan Indonesia,” tutur Yasin.
Dengan semangat itu, Yasin tidak hanya menawarkan program, tapi juga semangat baru. Ia ingin menjadikan KKSS sebagai rumah bersama yang berdaya, mandiri, dan bersinar dari perantauan untuk bangsa.
Sementara itu, Badan Pengurus Wilayah (BPW) KKSS Jawa Timur dan DKI Jakarta berharap solidaritas dan harapan akan kepemimpinan yang kuat mewarnai Mubes KKSS kali ini.
Ketua BPW KKSS Jawa Timur, Muslim Hamzah, menyatakan bahwa persiapan delegasinya berjalan lancar dan solid. Sebanyak satu BPW dan 17 Badan Pengurus Daerah (BPD) Kabupaten/Kota di Jawa Timur telah lolos verifikasi.
"Alhamdulillah teman-teman solid, dan yang lolos verifikasi itu ada 1 BPW dari Jawa Timur, dan 17 BPD Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur. Adapun menyangkut persiapan-persiapan tentang hal itu saya pikir tidak ada yang terlalu signifikan sama dengan acara-acara seperti itu," ujar dia.
Muslim memberikan sedikit bocoran mengenai kriteria calon ketua umum yang diharapkan oleh delegasi Jawa Timur yang berjumlah 62 orang. "Oh sudah ada, sudah ada, nanti saya terbuka di forum nanti, yang penting clue-nya kita harus punya figur ketua yang punya jaringan secara nasional dan internasional, punya kecakapan, terus loyalitasnya terhadap organisasi KKSS," sambung Muslim.
Adapun, Ketua BPW KKSS DKI Jakarta, Andi Syamsul Syakaria, menegaskan bahwa pihaknya hadir di Mubes dengan misi untuk menjaga keharmonisan.
"Kami hadir membawa misi untuk membawa siapapun yang akan tampil menjadi pemenang, selalu harmoni agar Musyawarah besar KKSS di Makassar ini kita membawa nama baik, tentu pulangnya pun bagaimana agar siapapun yang menang mengakomodir yang kalah," ungkap Syamsul.
Syamsul juga menekankan pentingnya Mubes sebagai wadah untuk menyatukan visi dan misi serta memilih calon pemimpin yang kompetitif, representatif, dan rasional.
"Dengan adanya Mubes ini, kita bisa menyatukan visi dan misi kita dan memilih calon yang kompetitif, memilih calon yang representatif dan rasional," tutur dia.
Dia berharap agar seluruh calon yang akan bertarung dalam Mubes merujuk pada sosok yang benar-benar berkompeten di tingkat nasional.
"Itulah harapan kami sehingga semua calon merujuk kepada calon yang memang lebih berkompeten sebagai tokoh nasional. Itulah harapan kami supaya kita disini berkompetisi dengan baik," kata Syamsul.
Sementara itu, inovasi menarik diterapkan dalam Mubes KKSS dengan penggunaan sistem undangan berbasis barcode. Ketua Panitia PSBM dan Mubes KKSS, Sri Asri Wulandari menjelaskan keunggulan sistem ini.
"Undangan barcode ini pertama kali kita terapkan dengan menggunakan sistem. Maka peserta registrasi dirinya sendiri, dengan menulis nama dan tanggal lahir. Itu semua sudah menggunakan sistem yang kemudian terbaca di barcode," ujar dia.
Wulandari menambahkan bahwa sistem ini memberikan kemudahan dan efisiensi dalam pendataan peserta. "Dengan begini kita juga lebih secepat mungkin mengetahui jumlah peserta. Kami semua juga sudah tahu jauh hari peserta yang sudah verifikasi 1.600 itu lebih cepat kami tahu sehingga peserta yang datang lebih mudah datang membawa barcode langsung mendapatkan ID card,” turut dia.
Keuntungan lain dari sistem barcode ini adalah peserta tidak perlu lagi melalui proses yang rumit setelah pendaftaran.
"Mereka langsung mendapatkan ID card, kemudian mendapatkan informasi hotelnya dan semua sudah terbaca di sistem, pengarahannya lebih mudah dan simpel," ungkap dia.
Setelah menyelesaikan proses pendaftaran, para peserta diberikan kebebasan untuk beristirahat dan mempersiapkan diri di hotel masing-masing sebelum menghadiri agenda selanjutnya pada malam hari. (rakyatsulsel)