16 Peserta STQH Cabang Lomba Karya Tulis Ilmiah Hadis Berebut Jatah ke Final

  • Bagikan

Peserta lomba Karya Tulis Ilmiah Hadis (KTIH) Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (KTIH)

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, LUWU UTARA-- Sebanyak 16 peserta lomba Karya Tulis Ilmiah Hadis (KTIH) Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (KTIH), masing-masing delapan putra dan delapan putri, berebut jatah ke final.

16 peserta ini sedang berjuang di babak semifinal, Rabu (16/4/2025), di Aula SMA Negeri 1 Luwu Utara, guna memastikan tempat di final yang akan dilangsungkan pada Jumat, 18 April 2025.

Peserta STQH lomba Karya Tulis Ilmiah Hadis (KTIH) Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (KTIH)

Ada tiga dewan hakim dan satu panitera yang menilai cabang lomba KTIH ini, yaitu Prof. Dr. H. A. Marjuni, S.Ag., M.Pd.; Prof. Fatmawati, S.Ag., M.Ag.; dan Dr. Rukman A. Rahman, S.Ag., M.A.

Satu panitera mendampingi tiga dewan hakim atas nama Ernita Hafid, S.E. Pada lomba ini, peserta akan menulis dengan dua opsi tema, yaitu Ketahanan Keluarga dan Ketahanan Pangan.

Di mana pada babak penyisihan, peserta bebas memilih salah satu dari tema tersebut. Sementara pada babak semifinal, peserta wajib memilih tema yang berbeda sewaktu babak penyisihan.

“Jika pada babak penyisihan peserta memilih tema ketahanan pangan, maka pada saat semifinal, wajib memgambil tema ketahanan keluarga,” jelas Dewan Hakim, Prof. Marjuni, usai lomba KTIH, Rabu (16/4/2025), di Aula SMAN 1 Luwu Utara.

Pada lomba KTIH ini, kata Marjuni, peserta wajib menulis antara 10 – 15 halaman, dengan durasi waktu mulai pukul 08.00 – 16.00 dengan waktu jedah istirahat kurang lebih satu jam.

Bagaimana saat babak final? Pada babak final, kata dia, peserta tak lagi menulis, melainkan wajib mempresentasikan tulisannya sesuai dengan tema yang ia tuliskan di babak semifinal.

“Pada babak final nanti, peserta sudah tidak menulis lagi. Mereka tinggal mempresentasikannya di hadapan dewan hakim tentang apa yang mereka tulis melalui powerpoint,” jelasnya.

Sementara untuk penilaiannya itu sendiri, Marjuni mengungkapkan bahwa kualitas tulisan tentu sangat menentukan dengan memperhatikan tata bahasa sesuai kaidah bahasa Indonesia.

“Nilai semifinal dan final tentu digabung. Mungkin ada yang bisa menulis dengan baik, tapi kurang dalam presentasi. Pun sebaliknya. Maka nilai keduanya akan digabung,” ungkapnya. (junaidi Rasyid)

  • Bagikan