Kiat Menghadapi Krisis dan Ketidakpastian Ekonomi
PALOPOPOS.FAJARA.CO.ID, BELKPA --- Di tengah efisiensi anggaran belanja negara dengan tujuan penghematan, ini menjadi warning bagi pemerintah daerah. Apa yang harus dilakukan? Kepala daerah (kada) harus kreatif dan inovatif hadapi krisis dan ketidakpastian ekonomi.
"Ini tantangan ke depan bagi pemerintah daerah. Menghadap krisis dan ketidakpastian ekonomi," ujar H Harbi Syam, SH, mantan calon bupati Luwu, kepada Palopo Pos, Senin 19 April 2025.
Merujuk pada Peraturan Presiden No.1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Anggaran Belanja Negara dengan tujuan penghematan. Artinya, tidak boleh konsumtif atau melakukan pemborosan belanja keuangan negara. "Di sini, pemerintah daerah diminta kreatif dan inovatif untuk menggali potensi daerah dan memaksimalkan pendapatan daerah," tandasnya.
Untuk itu, lanjutnya, perlu ada kiat kebijakan siaga terhadap kondisi internal utang negara dan defisit anggaran. Sedangkan kondisi eksternal saat ini terjadi perang dagang yang menyebabkan ketidakpastian ekonomi global. Melemahnya rupiah terhadap dolar yang yang menguat sampai 17.000 lebih.
"Semua ini mengingatkan kita bahwa betapa perlunya penguatan ke peribadian bangsa, membangun kemandirian ekonomi atau berdiri di atas kaki sendiri," tukas mantan anggota DPRD Provinsi Papua Barat ini.
Dalam kaitan itu, daerah-daerah di Indonesia harus berpacu untuk mampu mencari solusi untuk tetap berada pada zona aman, harus berusaha mengurangi ketergantungan transfer APBN berupa DAK, DAU, DTI dan bagi hasil migas.
Menurutnya, pendapatan yang selama ini disandarkan pada sektor minyak dan gas, royalti atau pajak tambang sudah harus dievaluasi. "Ya, kita harus mandiri dari sekadar buka diri untuk menjual sumber daya alam," urainya.
Sekali lagi tegas HRB, semu pihak harus menyadari bahwa sumber daya alam adalah bahan yang tidak bisa diperbaharui kembali. "Ini adalah merupakan titipan Allah dan kalau habis dipakai, maka tidak dapat diciptakan kembali," tegasnya.
Selaku Putra Luwu H. Harbi Syam mengingatkan kepada Pemerintah Kabupaten Luwu, supaya betul-betul serius dan kreatif mendorong sektor pertanian, perikanan, peternakan dan UMKM bahkan Badan Usaha Milik Daerah yang bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah yang berdaya saing.
"Kita tidak boleh hanya terbuai mengharapkan investasi ekonomi, karena terbukti bahwa investasi ekonomi dalam skala makro hanya menciptakan beban ekonomi atau pondasi ekonomi yang kropos," papar dia.
Bayangkan kalau pada akhirnya perusahaan-perusahaan raksasa yang bergerak di bidang industri yang banyak menampung tenaga kerja selama ini, terpaksa gulung tikar, maka bisa dibayangkan berapa banyak karyawan yang akan dirumahkan dan menjadi pengangguran.
Tanah Luwu adalah tanah kita bersama merupakan karunia Allah yang harus dijaga baik-baik, dikelola dengan bijak dan bagaimana bisa produktif dan memberikan manfaat nyata kepada warganya, sehingga warga Luwu tetap bisa bertahan hidup layak, tetap tangguh dan mandiri.
Momentum krisis yang dihadapi saat ini, membuka mata untuk harus ada kesadaran kolektif yang mesti harus dimulai dari bagaimana pemimpin daerah melakukan terobosan-terobosan yang spektakuler.
Kepada kepala daerah di Luwu Raya yang baru dilantik, tentunya menjadi harapan semua masyarakat Luwu Raya. "Terutama Bupati Luwu yang baru Bapak H. Patahuddin dan Devhy Bijak Pawindu dengan kapasitas yang dimilikinya akan mampu membawa Luwu kedepan menjadi lebih baik, sejahtera, mandiri, aman dan religius. Semoga Allah menijabah do’a kita semua.!" kuncinya. Aamiin.(ary)