Sekretaris FORHATI Makassar Dewi Hastuty Sjarief.
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Peringatan Hari Kartini yang jatuh setiap 21 April dimaknai berbeda oleh Sekretaris Majelis Daerah (MD) Forum Alumni HMI-Wati (FORHATI) Kota Makassar, Dewi Hastuty Sjarief. Menurutnya, semangat Kartini harus ditransformasikan dalam bentuk peningkatan literasi perempuan di era digital saat ini.
Dewi menegaskan bahwa esensi peringatan Hari Kartini tidak hanya berhenti pada pengagungan sosok R.A. Kartini sebagai tokoh emansipasi perempuan, melainkan perlu ditarik pada substansi perjuangannya dalam membangun kesadaran literasi.
"Ini tentang spirit literasi untuk para perempuan, agar dapat hidup dan menghidupkan, dalam kehidupan dan kenangan," ujar Dewi saat ditemui pada Senin (21/4).
Mantan Presiden BEM FKM Unhas itu menjelaskan bahwa kemampuan literasi sangat penting dimiliki perempuan di tengah gempuran informasi yang begitu masif. Literasi, katanya, bukan hanya tentang kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan memahami dan menyaring informasi.
"Kita sama tahu bahwa literasi ini penting sekali dewasa ini. Dalam serbuan aneka informasi, seorang perempuan harus bisa memilah dan memilih mana yang benar dan mana yang salah. Itulah kemampuan literasi," jelasnya.
Dewi juga mengingatkan bagaimana R.A. Kartini pada masa hidupnya telah menunjukkan kemampuan literasi tinggi melalui kegiatan surat-menyurat yang menjadi cikal bakal gagasan emansipasi perempuan.
"Tanpa kemampuan literasi, mustahil Kartini bisa menulis surat dan menyampaikan gagasan atau kegelisahannya atas kondisi kebangsaan saat itu," tuturnya.
Ia pun menilai bahwa penguatan literasi di kalangan perempuan saat ini merupakan kunci agar perempuan tidak menjadi korban perkembangan zaman, tetapi justru menjadi subjek yang aktif dan kritis dalam berbagai bidang kehidupan.
"Inilah yang seharusnya menjadi fokus pada peringatan Hari Kartini, yakni bagaimana membuat kaum perempuan terus berkembang dan memiliki kemampuan literasi yang memadai," tegasnya.
Hari Kartini diperingati setiap 21 April sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, khususnya dalam bidang pendidikan dan kesetaraan gender.
Pemerintah Indonesia secara resmi menetapkan tanggal ini sebagai Hari Kartini sejak era Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden No. 108 Tahun 1964.(*/uce)