PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Untuk menarik investasi, Pemkot Palopo 'menjual' hilirisasi pengolahan jagung dan rumput laut secara terpadu.
Termasuk pengembangan sektor pariwisata Taman Wisata Alam Nanggala III yang berhasil mendapatkan juara IV South Sulawesi Invesment Challenge 2024 lalu.
Hal tersebut disampaikan Pj Wali Kota Palopo, Drs H Firmanza DP SH MSi saat menghadiri Dedicated Team Meeting Forum Pinisi Sultan 2025 di Ruang Pola Kantor Gubernur, Makassar, Selasa (22/4) lalu.
Kegiatan dengan tema “Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan Melalui Investasi dan Hilirisasi Berbasis Green dan Blue Economy ” ini, dihadiri Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman (ASS), Sekprov Sulsel, Jufri Rahman, serta sejumlah kepala daerah se-Sulsel.
Pj. Wali Kota Firmanza, mengapresiasi forum tersebut dan menegaskan komitmen Pemerintah Kota (PemkotZ Palopo dalam mempercepat pembangunan melalui perencanaan yang baik, pembiayaan inovatif, termasuk dari sektor non-pemerintah.
Sebagai bentuk konkret dari South Sulawesi Invesment Challenge 2024, Pemkot Palopo mengusulkan Invesment Project To Offer sektor pariwisata melalui Taman Wisata Alam Nanggala III dan berhasil mendapatkan juara IV. Lalu pada tahun 2025, Pemkot menyusun dua Investment Project to Offer (IPRO) unggulan yaitu pengolahan pertanian jagung secara terpadu dan pengolahan rumput laut.

Pengolahan jagung terpadu merupakan proyek bertujuan untuk mengembangkan hilirisasi hasil pertanian jagung di Palopo. Proyek ini untuk membangun sistem pertanian terpadu yang menggabungkan pengolahan jagung dengan pengembangan sektor peternakan.
Lalu pengolahan rumput laut. Potensi kelautan yang dimiliki Kota Palopo menjadi dasar dalam pengembangan proyek pengolahan rumput laut. Fokusnya adalah pada pembangunan fasilitas industri pengolahan rumput laut menjadi produk setengah jadi.
Pada kegaitan ini, Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, menyampaikan bahwa sektor pertambangan berbasis energi terbarukan masih menjadi primadona investasi.
“Yang primadona sekarang tentu green economy, terutama pertambangan yang mendorong energi terbarukan seperti nikel untuk baterai,” ujarnya.
Selain itu, ASS juga mengungkapkan rencana pengembangan transportasi massal untuk meningkatkan efisiensi energi.
“Dengan transportasi massal, kita bisa mengurangi jumlah kendaraan pribadi, yang tentu berdampak pada penghematan energi,” tambahnya.
Pemerintah Provinsi Sulsel juga berkomitmen mendorong kawasan industri terintegrasi dan swasembada pangan. “Paling penting, kita ingin mendorong swasembada pangan karena sebagian besar masyarakat kita adalah petani dan nelayan,” tegasnya.
Pada kegiatan tersebut juga dilakukan Kick-Off SSIC atau South Sulawesi Investment Challenge 2025, ini merupakan ajang investasi yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Selatan.
Ajang ini bertujuan untuk meningkatkan investasi di Sulawesi Selatan dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sinergi investasi, perdagangan, pariwisata, dan implementasi Green and Blue Economy. SSIC menjadi bagian dari kegiatan Forum PINISI SULTAN dan telah berjalan sejak tahun 2021. (ikh)