Petani Ancam Segel Pabrik KMP

  • Bagikan

Buah sawit segar yang baru dipanen.

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MASAMBA-- Petani di Luwu Utara mengeluhkan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit mereka yang masuk di Pabrik PT Kasmar Matano Persada (KMP) sudah dua pekan belum dibayar.

Salah satu Petani Sawit Mahmuddin mengaku TBS miliknya yang dijual di KMP dari tanggal 30 April 2025 belum dibayar hingga saat ini. Pihak Sublayer yang bertanggung jawab yang mestinya membayar cash TBS petani alasan tidak punya uang karena belum ada pencairan dari Pabrik KMP.

" Sudah dua pekan ini sawit kami belum dibayar, berharap pihak pemerintah mendesak PKS dan Sublayer supaya segerah melunasi TBS yang sudah diolah jadi CPO," ujar Mahmuddin

Pihak Sublayer yakni KTS Selamat, Jalimin mengaku belum bisa membayar TBS petani karena katanya belum ada dana yang Ia diterima dari Pabrik KMP. " mohon. Maaf belum ada pembayaran cash, masih menunggu pembayaran dari pabrik, " begitu pesan Sublayer.

Manager KMP tidak bisa dimintai komentarnya, nomor ponsel miliknya tidak aktif..

Parahnya pihak PKS melaporkan ke Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bahwa dana untuk pembelian TBS diserahkan kepada pihak Sublayer, sebagaiman diungkapkan kepala Dinas TPH-BUN Sulsel melalui stafnya atau Pejabat Fungsional Ahli Muda PMHP, Muh Iqbal bahwa TBS petani yang belum terbayarkan oleh PKS perlu di luruskan, karena hasil dari komunikasi dengan pihak ketua APKASINDO Lutra pak H.Rafiuddin bahwa hal itu di sebabkan oleh ulah para Suplayer yang tidak membayar hasil penjualan TBS kepada petani.

Sama halnya yang di sampaikan oleh pihak PKS KMP lewat KTU pak Chandra bahwa mereka sudah membayar harga TBS yang masuk ke pabrik lewat para Suplayer, yang sekarang jadi PR kita bersama adalah para Suplayer yang harus di tertibkan dan di berikan pemahaman tentang proses penjualan sawit termasuk dengan kontrak dengan pihak PKS.

Petani mengancam akan menduduki dan menyegel Pabrik KMP apabila dalam waktu 24 jam manajemen PKS KMP tidak membayar TBS petani yang diperkirakan. Mencapai milyaran rupiah itu. " Kami sudah koordinasi dengan teman-teman apabila sampai besok tidak dibayar-bayar kami akan menduduki pabrik tersebut," pungkasnya.(mahmuddin)

  • Bagikan