PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID Jamkesnews – Kepala Dinas Kesehatan Luwu Timur, Adnan D Kasim menyambut baik evaluasi Kapitasi Berbasis Komitmen (KBK) dan menekankan pentingnya peningkatan koordinasi antar seluruh pemangku kepentingan.
“Kegiatan seperti ini sangat penting untuk menyamakan persepsi antar instansi. Apalagi mutu pelayanan ini bukan hanya menjadi tanggung jawab BPJS Kesehatan atau Dinas Kesehatan saja, tapi ini adalah tugas bersama yang harus kita jaga dan tingkatkan bersama-sama,” ujar Adnan dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi KBK bersama BPJS Kesehatan di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Timur.
Salah satu pembahasan penting dari pertemuan ini adalah penguatan pemahaman FKTP terhadap indikator pencapaian KBK. Seluruh Puskesmas diharapkan mampu mengelola dana kapitasi secara efektif. Selanjutnya, ada juga beberapa kendala teknis yang teridentifikasi, seperti keterlambatan pengadaan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dan sinkronisasi data antara aplikasi internal Puskesmas dan BPJS Kesehatan.
Adnan juga menekankan pentingnya pembenahan teknis di lapangan sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu layanan kesehatan. Dalam diskusinya, ia menyatakan bahwa peningkatan mutu tidak hanya bergantung pada besarnya anggaran, tetapi juga kesiapan sistem dan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Kita menyadari bahwa peningkatan mutu tidak hanya soal anggaran, tapi juga kesiapan sistem dan SDM nya. Dengan adanya pertemuan ini, kami berharap koordinasi antara BPJS Kesehatan, Puskesmas bahkan Rumah Sakit setempat juga dapat semakin solid kedepannya,” ungkap Adnan.
Selain dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Luwu Timur, turut hadir Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Luwu Timur, Kepala Puskesmas se-Kabupaten Luwu Timur.
Senada dengan hal tersebut, Ketua IDI Luwu Timur, Irfan menyampaikan bahwa tantangan dalam implementasi KBK di lapangan cukup beragam, mulai dari keterbatasan SDM hingga pemahaman yang masih beragam di tingkat fasilitas kesehatan.
“Melalui forum evaluasi ini, kita bisa saling berbagi pengalaman, kendala dan solusi. IDI siap menjadi mitra strategis dalam peningkatan mutu pelayanan, khususnya dalam penguatan kompetensi tenaga medis dan peningkatan komunikasi antar fasyankes,” ujar Irfan.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Luwu Timur, Nurbaya Hikman juga menyampaikan bahwa dari hasil monitoring yang dilakukan, sebagian besar FKTP telah menunjukkan progres positif dalam memenuhi indikator KBK. Namun demikian, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu segera ditindaklanjuti, seperti pelaporan yang belum optimal dan rendahnya pemanfaatan data sebagai dasar perbaikan mutu layanan kesehatan.
“Kami berharap setelah kegiatan ini, ada tindak lanjut yang jelas dari masing-masing Puskesmas. Tidak hanya sekadar hadir di forum evaluasi, tapi benar-benar mengimplementasikan rekomendasi yang diberikan dari hasil pertemuan ini,” tambah Nurbaya.
Sementara itu, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Palopo, Dahniar Hasyim Dahlan menyampaikan apresiasinya terhadap keterlibatan aktif kepada Pemda Luwu Timur dan Dinas setempat serta Puskesmas dalam mengikuti kegiatan ini. Menurutnya, pertemuan seperti ini penting dilakukan untuk menjaga kualitas pelayanan tetap terjaga.
“Kegiatan evaluasi ini bukan sekadar rutinitas, tapi moment untuk saling menguatkan, mencari solusi, dan memastikan bahwa tidak ada peserta JKN yang merasa terabaikan dalam menerima pelayanan kesehatan,” kata Dahniar.
Dahniar berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dengan fasilitas kesehatan, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, memanfaatkan teknologi informasi secara optimal, serta memperluas pendekatan berbasis data dalam pengambilan keputusan. Dengan semangat gotong royong dan komitmen bersama, Dahniar berkeyakinan pelayanan akan semakin berkualitas, merata, dan berkelanjutan kepada seluruh masyarakat Indonesia. (sy/ra)