PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MASAMBA -- Kabupaten Luwu Utara telah genap berusia 26 tahun pada 27 April 2025 lalu. Namun, puncak perayaan Hari Jadi XXVI tersebut akan digelar secara meriah dengan nuansa adat tradisional pada 20 Mei 2025, yang dipusatkan di Lapangan Taman Siswa (Tamsis), Masamba.
Untuk mengeskpresikan identitas dan kebudayaan daerah tersebut, puncak perayaan HUT XXVI Luwu Utara dipastikan akan menciptakan beragam perbedaan dalam balutan pakaian adat yang akan dikenakan seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Luwu Utara.
Setiap pakaian adat yang akan dikenakan pastinya menampilkan keunikan dan ciri khas dari wilayah kecamatan masing-masing. Beragam perbedaan itu, pastinya bukan sebagai pembeda untuk menciptakan persaingan, melainkan sebagai pemersatu antarbudaya.
Perayaan Hari Jadi XXVI Luwu Utara tahun ini, menjadi perayaan pertama bagi Andi Abdullah Rahim dan Jumail Mappile sebagai Bupati dan Wakil Bupati Luwu Utara. Tentunya, Andi Rahim dan Jumail Mappile ingin memberikan yang terbaik pada perayaan tahun ini.
Seperti kata pepatah, “kesan pertama lebih menggoda”, maka hal ini perlu juga dilakukan oleh pasangan ini untuk membangun kepercayaan publik. Apalagi pasangan ber-tagline “AMAN JI” ini berkomitmen menjadikan Luwu Utara Unggul, Terkemuka, dan Akseleratif.
Sejak dilantik Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari 2025 lalu di Istana Kepresidenan Jakarta, yang kemudian dilanjutkan dengan pembekalan 961 kepala daerah di Magelang, Andi Rahim dan Jumail langsung tancap gas untuk menunaikan janji saat Pilkada lalu.
Terobosan pertama dilakukan dengan melibatkan seluruh entitas yang ada di Luwu Utara guna mengatasi persoalan banjir yang selama ini menjadi pekerjaan rumah setiap pergantian kepemimpinan di Luwu Utara. Bahkan persoalan banjir, ia disampaikan langsung di hadapan Presiden Prabowo.
Usia kepemimpinan Andi Rahim masih belum genap 100 hari, tetapi ia sudah membuat enam kebijakan pro rakyat yang bersentuhan dengan penanganan banjir, termasuk pembangunan infrastruktur jalan. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan solusi, utamanya penanganan banjir dan longsor yang kerap melanda Luwu Utara.
Enam kebijakan dimaksud ialah penanganan tanggul di Desa Polewali, penanganan banjir di Baebunta Selatan, penanganan longsor di Desa Minanga Rongkong, penanganan ruas jalan di Rampi sepanjang 1,5 km, penanganan gerusan air di Desa Baloli Masamba melalui TMMD, dan penanganan ruas jalan di Lassa, yaitu jalan menuju ke ibu kota Kecamatan Seko.
Bupati juga terus berjuang menghadirkan SDM berkualitas di sektor tenaga kerja, dengan menjadikan Balai Latihan Kerja (BLK) Tanalili sebagai Pusat Pelatihan Calon Pekerja Migran di Indonesia Timur. Kesiapan ini disampaikan Bupati di hadapan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding.
Komitmen Bupati untuk memajukan sektor pertanian juga tak perlu diragukan. Hal itu terbukti dengan kepastian Luwu Utara mendapat jatah cetak sawah terluas di Sulsel, yakni 2.800 ha. Sebagai daerah yang mayoritas masyarakatnya bergerak di sektor pertanian, maka cetak sawah terluas menjadi momentum mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.
Di sektor peternakan, Bupati juga membuktikan janji untuk terus berjuang menjadikan Luwu Utara sebagai pusat pengembangan susu sapi perah di Indonesia, dengan mendatangi Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, sambil membawa proposal usulan pengembangan susu sapi perah, khusus di Kecamatan Seko.
Data statistik tak bisa bohong. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), Luwu Utara tercatat sebagai daerah yang memiliki ketimpangan pendapatan terendah di Sulsel. Hal ini bisa dilihat dari hasil survei BPS 2024. Di mana gini rasio Luwu Utara terus mengalami penurunan hingga mencapai angka 0,272 di 2024, dari sebelumnya 0,342 di 2023. Ini juga menunjukkan bahwa pemerataan kesejahteraan di Luwu Utara juga makin merata.
Di sektor keagamaan, Luwu Utara juga dinilai berhasil. Ajang STQH XXIII Sulsel yang digelar di Masamba menjadi rujukan paling sahih bahwa Luwu Utara berhasil. Meski tidak menjadi juara umum, tetapi Luwu Utara sukses menjadi tuan rumah dengan mengalirnya apresiasi dari kafilah se-Sulsel. Puncaknya, Luwu Utara bertengger di posisi ke-4 STQH XXIII. Posisi tertinggi sepanjang Luwu Utara terbentuk.
Segala capaian sejak 20 Februari 2025 hingga 20 Mei 2025, atau 89 hari pemerintahan Andi Rahim-Jumail Mappile di Luwu Utara, mengindikasikan bahwa kedua pemimpin ini memiliki semangat, tekad, dan kemauan yang besar untuk membawa Luwu Utara sebagai daerah yang Unggul, Terkemuka, dan Akseleratif. Selamat Hari Jadi XXVI Luwu Utara. (jun/idr)