MIND ID dan PT Timah Perkuat Tata Kelola Pertambangan Laut Melalui Kemitraan dan Digitalisasi

  • Bagikan
Komisaris Utama MIND ID Fuad Bawazier bersama Direktur Utama Maroef Sjamsoeddin serta jajaran direksi dan komisaris MIND ID melakukan kunjungan kerja ke PT Timah Tbk pada Selasa, 3 Juni 2025.

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID Bangka Belitung — Dalam rangka mewujudkan tata kelola pertambangan timah yang lebih baik, inklusif, dan berkelanjutan, MIND ID melalui PT Timah Tbk mengembangkan pola kemitraan penambangan dengan melibatkan masyarakat secara langsung. Kemitraan ini didukung oleh penerapan aplikasi Mining Control System (MCOS), sebuah sistem digital yang dirancang untuk mengatur proses pendaftaran dan pemilihan kemitraan secara transparan dan terstruktur.

Langkah ini menjadi bagian dari komitmen MIND ID terhadap implementasi prinsip good mining practice serta pemberdayaan masyarakat di wilayah operasional PT Timah, khususnya di Bangka Belitung. Sistem MCOS juga berperan sebagai alat pengawasan untuk menekan aktivitas pertambangan ilegal yang selama ini marak terjadi di wilayah pertambangan laut, termasuk di sekitar Kapal Isap Produksi.

Penambangan timah di laut merupakan sektor yang memiliki risiko tinggi terhadap praktik ilegal, sehingga memerlukan pendekatan berbasis tata kelola yang baik dan kolaboratif. Melalui kemitraan ini, masyarakat yang tergabung dalam skema pertambangan rakyat diberikan pembinaan agar beroperasi sesuai standar operasional prosedur (SOP) teknis dan mengutamakan keselamatan kerja.

Sebagai bentuk pengawasan dan dukungan terhadap inisiatif ini, Komisaris Utama MIND ID Fuad Bawazier bersama Direktur Utama Maroef Sjamsoeddin serta jajaran direksi dan komisaris MIND ID melakukan kunjungan kerja ke PT Timah Tbk pada Selasa, 3 Juni 2025. Dalam kunjungan tersebut, jajaran pimpinan meninjau langsung lokasi pertambangan laut dan unit-unit produksi, termasuk operasional kapal isap, untuk memastikan penerapan tata kelola perusahaan yang akuntabel dan transparan.

Pola kemitraan yang dijalankan PT Timah tidak hanya membuka akses ekonomi bagi masyarakat, tetapi juga menumbuhkan ekosistem industri timah yang produktif dan berkelanjutan. BUMDes serta kelompok masyarakat yang telah memenuhi persyaratan perizinan sesuai regulasi dilibatkan dalam proses produksi. Setiap unit ponton dalam skema ini diwajibkan mempekerjakan tenaga kerja lokal sebagai operator dan pengawas, sehingga manfaat ekonomi dapat dirasakan secara nyata oleh warga sekitar.

Maroef menyampaikan penguatan sistem ini mencerminkan komitmen MIND ID terhadap tata kelola yang baik, serta memastikan setiap manfaat kegiatan pertambangan dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar tambang, terutama di Bangka Belitung.

"Dengan pendekatan ini, MIND ID berharap model kemitraan dan pengawasan digital melalui MCOS dapat menjadi contoh praktik pertambangan yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia," katanya.

Direktur Operasi dan Produksi PT Timah, Nur Adi, menyampaikan bahwa aplikasi MCOS saat ini telah diperkuat dari sisi seleksi dokumen usulan kerja sama. Masyarakat dapat bekerja sama dengan PT Timah dengan melampirkan persyaratan dari sisi kemampuan teknis, perlengkapan operasional, dan dokumen yang memastikan penerapan keselamatan kerja yang layak.

PT Timah selaku pemilik IUP juga melakukan pengawasan secara langsung saat proses penambangan yang lakukan masyarakat tersebut, guna memastikan kesesuaian jumlah produksi dan implementasi keselamatan kerja yang baik.

“Melalui MCOS, kami berkomitmen penuh untuk terus meningkatkan implementasi tata kelola perusahaan yang baik, sekaligus memperkuat pengamanan wilayah IUP agar kinerja operasional dapat terus tumbuh secara berkelanjutan," pungkas Nur Adi.(rls/idr)

  • Bagikan

Exit mobile version