PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID Makassar - Pemerintah Kota Makassar di bawah nahkoda Walikota Munafri Arifuddin sudah melewati 100 hari kerja. Beberapa pendapat bermunculan terkait hal tersbut. Banyak yang berkomentar optimis dengan melihat sekitar 3 bulan kepemimpinan Munafri. Namun ada juga yang pesimis. Salah satu komentar pedas menilai Appi gagal di 100 hari jabatannya karena hanya menghasilkan dongeng renstra.
Komentar itu ditanggapi Syahrullah Sanusi yang merupakan aktivis perencana wilayah saat di temui di salah satu warung kopi legendaris di Kota Makassar saat ditanyakan mengenai komentar tersebut ia menilai narasi tersebut merupakan hal yang tidak berdasar dan cenderung 'ngawur'.
Lulusan Magister Perencanaan Pembangunan Wilayah ini menilai komentar tersebut terlalu tendensius dan penuh kepentingan. Menurutnya Rencana Strategis hal yang fundamental dalam pembangunan.
"Dalam ilmu manajemen, ada yang disebut POACE. Planning, Organizing, Actuating, Controling, dan terakhir Evaluating. ini pengetahuan dasar organisasi juga. Tapi yah, mungkin orang yang menganggap Renstra sebagai dongeng, memang tidak tidak tahu berorganisasi. Karena katanya dia suka mengaku-mengaku. Atau bisa saja anu disuruh ji," Ujarnya.
Menurut Pria yang akrab disapa ulla ini, Seratus Hari kerja jika dipersentasikan dengan seluruh masa Jabatan Walikota sesuai amanat konstitusi, hanya 5%. Sehingga hal itu masih terlalu dini untuk menyimpulkan hasil kerja Munafri Arifuddin sebagai Walikota, Apalagi ini baru Periode pertama beliau.
"Kalau seratus hari kerja berarti baru 5% dari 5 Tahun toh. Masa sudah sudah seenaknya judge kualitas kerja kepala daerah. Saya yakin ada yang salah dari caranya berpikir" pungkasnya.
Syahrullah yang juga merupakan Pengurus KNPI Kota Makassar mengajak para pemuda untuk sama-sama mengawal pembangunan Kota Makassar. Kritik menurutnya adalah hal yang penting. Namun Kritik yang dimaksud adalah kritik yang tanpa mens rea atau niat buruk.
"Kita ini sebagai Pemuda Kota Makassar sudah seharusnya ikut mengawal pembangunan Kota Makassar. kritik tentunya boleh. yang penting tidak ada 'mens rea'-nya. dan tidak kalah penting disertai data" ungkapnya sambil menyeruput kopi hitam tanpa gula kesukaannya.(rls)