Ilham Arief Sirajuddin bersama Ketua Harian DPD II Partai Golkar Wajo, H. Muh Yunus Panaungi
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, SENGKANG--Ketua Harian DPD II Partai Golkar Wajo, H. Muh Yunus Panaungi menegaskan bahwa jika DPP Partai Golkar menekankan pentingnya sosok pemersatu di Sulsel, maka peluang Ilham Arief Sirajuddin (IAS) di Musda mendatang tidak bisa diabaikan.
Dalam kacamata pribadinya, Yunus mengaku sangat mengenal sosok IAS. Dan ia benar-benar meyakini mantan wali kota dua periode Makassar bisa menjadi pemersatu yang mampu merangkul semua elemen partai.
"Saya dan IAS sudah seperti saudara sejak dulu. Sejak di Hipmi, saya sudah bersama beliau sampai masuk bergabung di Golkar," kata Yunus.
"Oleh karena itu, karena ada harapan DPP mengingingkan Musda DPD I Partai Golkar Sulsel melahirkan figur yang bisa mempersatukan semua elemen dan stakeholder yang ada di sayap partai Golkar, maka, tentu saya melihat bahwa sosok yang mampu mempersatukan ini adalah sosok bapak Ilham Arief Sirajuddin," lanjutnya.
Tak hanya bisa merangkul semua elemen di partai, Yunus juga menegaskan bahwa pengalaman IAS dalam memimpin sudah tak perlu diragukan.
"Karena beliau ini sudah cukup berpengalaman. Beliau sudah pernah memimpin Partai Golkar. Di samping itu juga, dia pernah menjadi wali kota dua periode dan juga pernah menjadi calon gubernur," jelasnya.
Menurut Yunus, karakter IAS plus pengalaman yang dimilikinya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi pemilik suara di Musda mendatang. Makanya, ia harus diperhitungkan.
"Saya kira untuk di Sulsel ini sosok seperti Pak IAS ini cukup harus diperhitungkan kansnya dalam pemilihan ketua DPD I Partai Golkar Sulsel," ujarnya.
Yunus merupakan salah satu kader senior yang pernah menduduki jabatan sebagai anggota DPRD selama lima periode dan 10 tahun menjadi ketua DPRD Kabupaten Wajo.
Karena itu, ia tahu persis bagaimana situasi di partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Jadi di dalam kepengurusan Partai Golkar, saya tahu persis yang mana figur-figur yang bisa mempersatukan semua elemen-elemen yang ada di Partai Golkar ini," tegasnya.
Tapi Yunus menegaskan bahwa itu adalah pandangan pribadinya. Ia sebagai sahabat IAS hanya menyampaikan apa yang selama ini ia amati. Yunus memastikan bahwa ketika ada arahan DPP, maka sebagai kader sudah pasti harus patuh.
"Semua itu nanti tentu ada dinamikanya di kepengurusan ini. Kita tentu juga mengharapkan arahan dari DPP," ujar Yunus yang bergabung di Partai Golkar sejak tahun 1988 itu. (*/uce)