Sekretaris Golkar Lutra: Pak IAS Pertama Bersilaturahmi, Ini Referensi Kami Menatap Musda Golkar Sulsel

  • Bagikan

IAS bersama Sekretaris DPD II Partai Golkar Luwu Utara, Amrillah Todewi

PALOPOPOS CO ID, MASAMBA -- Sekretaris DPD II Partai Golkar Luwu Utara, Amrillah Todewi memberikan apresiasi pada Ilham Arief Sirajuddin yang menjadi kandidat calon ketua Golkar Sulsel pertama yang bersilaturahmi ke Masamba.

Ia menegaskan bahwa hal ini akan menjadi salah satu acuan atau rujukan bagi DPD II Golkar Lutra dalam menentukan sikap pada Musda Golkar Sulsel mendatang.

"Pak IAS yang pertama datang bersilaturahmi dengan kader. Ini menjadi referensi bagi kami di DPD menatap Musda Golkar mendatang," kata Amrillah Todewi di Masamba, Rabu, 12 Juni 2025.

Sementara itu, anggota fraksi Golkar Lutra, Hatta Turusy menegaskan, dirinya mengenal IAS sejak masih duduk di DPRD Sulsel. Makanya, ia secara pribadi berharap IAS bisa kembali memimpin Golkar Sulsel.

"Saya ingat betul dulu, kami sering berdiskusi dengan beliau waktu masih anggota DPRD Provinsi. Oleh karenanya, ini harapan saya ke depan, mudah-mudahan pimpinan itu arahnya ke kita (IAS)," kata Hatta.

"Jalanki terus. Seadainya hari ini Hatta Turusy ini punya hak memilih beliau, Insya Allah hari ini saya tandatangan dengan segala konsekuensi yang siap saya hadapi. Karena saya paham betul dengan beliau ini. Tetapi, ya insya Allah setelah ini, nanti kami akan rapat pleno, mudah-mudahan kita semua bersenyawa untuk itu," lanjutnya.

Ia juga menyampaikan harapannya terkait kepengurusan DPD I mendatang.

"Saya mewakili teman-teman ini berharap bahwa untuk pengurus provinsi ke depan banyak-banyaklah diambil dari daerah," ujarnya.

Menurutnya, periode sekarang ini, kalau bicara terkait masalah Luwu Utara, pengurus provinsi dari wilayah ini cuma satu orang.

"Hanya Pak Arifin Junaidi, mantan Bupati kami. Paling tidak ke depan, daerah itu banyak yang masuk untuk mewarnai provinsi. Sehingga saya pun berharap, saya bisik-bisik beliau, mudah-mudahan kita yang jadi ketua Kakanda dan saya siap menjadi pengurus provinsi," tegasnya.

IAS sendiri dalam silaturahmi itu menekankan pentingnya kolaborasi dan konsolidasi menatap pileg 2029.

"Kalau kita tidak berkolaborasi, bagaimana DPD II akan mempersiapkan orang-orang yang betul-betul punya kapasitas, punya jaringan, dan basis. Jangan lagi kita mau egois soal caleg. Yang kita butuh adalah perolehan suara yang menempatkan kader-kader kita," jelas IAS yang menggarisbawahi pentingnya sistem rekrutmen yang bagus.

IAS menjelaskan, tahun 2026, konsolidasi partai idealnua sudah harus tuntas sampai di tingkat kelurahan. Lalu, Tahun 2027, membuka ruang seluas-luasnya bagi fungsionaris untuk berinteraksi dengan penjabaran program dari pusat melalui DPD I dan DPD II.

"Kita mesti berinteraksi dengan masyarakat agar ketika kita melakukan potret atau survei itu bisa terbaca," ujarnya.
Mantan wali kota dua periode Makassar itu menjelaskan, dirinya selalu menggunakan pendekatan ilmiah dalam hal ini survei.

"Saya 95 persen selalu berbasis pada data. Kita tidak boleh lagi mengedepankan pendekatan struktural, emosional, pendekatan kekeluargaan, dan pendekatan pragmatis. Karena ada juga satu dua daerah yang menempatkan kader-kadernya berdasarkan pendekatan pragmatis. Begitu dia mau dimasukkan jadi caleg, dia bayar. Tapi begitu mau bertempur, sudah tidak ada lagi pelurunya karena sudah habis duluan," jelasnya.

"Nah, bagaimana mungkin, misalnya jika kami yang ada di tingkat DPD I mau melakukan injeksi, mau memberikan bantuan kalau merasa buat apa dibantu kalau sudah dirasa tidak akan terpilih. Tapi kalau didahului melakukan potret yang bagus, kami kasih tahu, kalau kau mau sukses nah ini nih datanya DPD I yang bisa teman-teman rekrut begini, dapil 1, dapil 2, ini orang-orangnya," lanjutnya.

IAS berharap yang bisa duduk di legislatif kelak adalah kader yang punya kontribusi, memiliki kapasitas dan elektoral, serta punya penerimaan publik yang bagus. Makanya, setiap kader harus bekerja dengan turun ke akar rumput.

"Kami yakin bahwa kekuatan pragmatis bisa dikalahkan oleh kekuatan silaturahmi walaupun dalam dinamika politik sekarang orang sering mengatakan tidak ada yang gratis bos. Tetapi persoalannya, pragmatis mungkin butuh nominal tinggi, sedangkan silaturahmi bisa dengan nominal sentuhan lebih rendah," katanya.

Menurut IAS, silaturahmi punya efek yang sangat luar biasa. "Apalagi kalau kita pakai pendekatan kultur budaya. Kita orang Sulsel saya kira sangat kuat dalam pendekatan silaturahmi untuk memperkuat ikatan emosional kita. Dan itu kita harus lakukan mulai sekarang. Itu tantangan untuk 2029 kalau kita ingin jadi pemenang," tandasnya.

Selain Amrillah Todewi dan Hatta Turusy, ikut menerima serta berdialog dengan IAS yakni anggota fraksi Mappa A. Lantara, Jamal SH, dan Muh Gufron. Juga hadir Bapilu, Rais ST, Wakil Bendahara, Asmawati, serta Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG), Hj Haripa DM. (*/uce)

  • Bagikan

Exit mobile version