Wabup Luwu Telisik Penyebab Kemiskinan

  • Bagikan
Wakil Bupati Luwu, Muh Dhevy Bijak Pawindu mengurai sejumlah penyebab tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Luwu, saat memimpin Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan di Lounge Kantor Bupati, Selasa (10/6) lalu. --ft: andrie/palopopos

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, BELOPA-- Wakil Bupati Luwu, Muh Dhevy Bijak Pawindu menelisik engkaji sejumlah penyebab tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Luwu, saat memimpin Rapat Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan di Lounge Kantor Bupati, Belopa, Selasa (10/6) lalu.

Menurut Dhevy, Kabupaten Luwu dengan julukan "Wanua Mappatuo Naewai Alena" sangat tidak tepat jika menyandang predikat daerah termiskin tertinggi ketiga di Sulawesi Selatan berdasarkan data BPS tahun 2024.

"Daerah kita ini diciptakan Tuhan dengan memiliki segala sumber daya alam, mulai dari hasil kehutanan di daerah pegunungan, persawahan dan perkebunan di daerah dataran, serta pertambangan serta hasil perikanan dan kelautan dari wilayah laut kita. Sungguh tidak masuk diakal jika daerah kita dikatakan daerah termiskin," ungkapnya.

Lanjut Dhevy mengatakan, data kemiskinan di Luwu perlu dicermati secara seksama oleh semua pimpinan Perangkat Daerah (PD) terkait, para Camat, dan kepala desa, sehingga nantinya akan diperoleh data yang betul-betul valid terkait kemiskinan di Luwu.

"Kami minta Kepala PD terkait tolong betul-betul bekerja keras mengurai data kemiskinan ini. Demikian pula Camat dan para kepala desa. Kita tidak ingin karena kepentingan tertentu data yang dibuat malah justru merusak nama baik daerah kita," kata Dhevy.

Dhevy menyatakan, pihaknya menduga, di desa-desa masih ada data yang tidak dikeluarkan bilamana ada rumah tangga yang sudah masuk kategori sejahtera karena perubahan hidupnya yang lebih baik.

Di samping itu, pihak pemerintah desa tidak melakukan musyawarah desa untuk mengeluarkan nama-nama rumah tangga yang sudah keluar dari garis kemiskinan, dengan harapan agar desa tersebut terus mendapatkan bantuan sosial. Dan hal ini harus menjadi perhatian serius Camat dan kepala desa.

"Kami juga meminta perhatian serius dari Dinas Dukcapil. Jika ada anggota keluarga di suatu rumah tangga sudah mapan dan berpengsilan yang baik, maka jangan dikeluarkan atau dipisah dengan anggota keluarga sehingga jika dipisah, maka ada keluarga yang tetap miskin. Kami juga meminta Dinas Sosial, harus betul-betul selektif di data DTKS. Jangan ada orang kaya atau orang yang sudah berpengasilan bagus, masih terdata di DTKS untuk mendapatkan bantuan. Jika semua ini diindahkan, saya yakin penduduk miskin akan berkurang," katanya.

Untuk diketahui, data BPS Luwu menyebutkan, perbandingan capaian tingkat kemiskinan Kab/Kota tahun 2024 se Sulsel, Luwu berada di peringkat ketiga dengan tingkat kemiskinan mencapai 11,70 persen. Dimana jumlah penduduk miskin pada angka 44 ribu jiwa.

Sementara peringkat pertama termiskin di Sulsel yaitu Pangkep dengan persentase penduduk miskin 12,41 persen, peringkat kedua Jeneponto dengan jumlah penduduk miskin 11,82 persen, kemudian Luwu 11,70 persen, lalu Enrekang 11,25 persen dan Luwu Utara 11,24 persen. (andrie islamuddin)

  • Bagikan

Exit mobile version