Mobilitas IAS dan Keresahan Kader Golkar Enrekang

  • Bagikan

Wakil Ketua Bidang Kerjasama Ormas, Hubungan Kerjasama Legislatif & Eksekutif DPD II Partai Golkar Enrekang, Jufri Juma

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, ENREKANG--Kandidat calon ketua Golkar Sulsel, Dr Ilham Arief Sirajuddin (IAS) ibarat oasis di tengah gurun pasir. Di tengah berbagai masalah yang membuat suara partai terpuruk, IAS diharapkan hadir untuk memberikan solusi dan semangat baru.

Mobilitas tinggi IAS sebagai politisi dianggap hal yang sangat dibutuhkan Golkar Sulsel saat ini. IAS memberi harapan pada kader Golkar di daerah tentang bagaimana akan dinamisnya Golkar dalam berkonsolidasi ke depannya.

Semangat dan mobilitas tinggi seperti yang ditunjukkan IAS selama ini jika dipertontonkan oleh semua elite DPD I diyakini akan menular ke pimpinan DPD II bahkan hingga ke pimpinan kecamatan.

Dan itu sangat diperlukan untuk merebut kembali kejayaan Golkar di Sulsel.

Makanya, kader-kader Golkar di hampir seluruh daerah, termasuk Enrekang mendoakan dan berharap IAS-lah yang kelak akan dipercaya memimpin Golkar Sulsel lewat Musda Golkar Sulsel mendatang.

Wakil Ketua Bidang Kerjasama Ormas, Hubungan Kerjasama Legislatif & Eksekutif DPD II Partai Golkar Enrekang, Jufri Juma menegaskan, mobilitas dan semangat tinggi IAS adalah hal yang tak bisa dipungkiri.

"Ketika tidak menjabat Ketua DPD I saja Pak IAS sanggup melakukan road show hampir ke semua daerah. Apalagi kalau beliau diberi mandat untuk menjadi Ketua DPD I Golkar berikutnya. Tentu kebiasaan-kebiasaan seperti itu sangat bisa dilaksanakan dengan baik dan intens dijalankan," katanya dalam silaturahmi IAS di Enrekang, Rabu malam, 18 Juni 2025.

Menurutnya, konsolidasi yang intens adalah hal yang sangat penting. Sayangnya, belakangan ini, hal itu seolah diabaikan. "Fenomena kita di Enrekang ini, kepengurusan mulai kemarin sampai sekarang, satu hal yang tidak pernah kita laksanakan adalah konsolidasi. Mulai dari pileg kemarin, Pilkada, hampir tidak pernah," akunya.

Wakil Ketua Bidang Kaderisasi DPD II Partai Golkar Enrekang, Ismail Jafar mengungkapkan kegelisahan yang sama. Ia menyebut Golkar belakangan ini memang agak tiarap.

Sementara partai-partai di luar mereka semuanya mengadopsi kebiasaan-kebiasaan konsilidasi Partai Golkar. Itu kata dia karena hampir semua pengurus partai-partai tersebut pernah menjadi bagian dari kepengurusan Partai Golkar di tiap tingkatan.

"Kader-kader internal partai Golkar cenderung apatis. Bahkan mereka cenderung mengatakan ilmutaji napake itu. Kita ini jagonya kalau hal seperti itu. Dan apa yang terjadi, fakta politik membuka kesadaran kita, justru kita sekarang ada di belakang mereka itu," katanya.

Eks legislator Enrekang ini menegaskan, partai lain saat ini melakukan pola yang persis sama dengan yang dulu menjadi tradisi Golkar. Mereka aktif melakukan kaderisasi dan secara finansial mereka juga cenderung lebih mapan.

"Dulu senjata kita di Enrekang ini adalah program karakter desa. Tapi dua periode terakhir ini tidak lagi dilaksanakan. Padahal itulah sebenarnya senjata kita," tandasnya. (*/uce)

  • Bagikan