Bukan Hanya Jokowi, Ini Deretan Pemimpin Dunia yang Terseret Dugaan Ijazah Palsu

  • Bagikan

Ilustrasi. (int)

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Polemik dugaan ijazah palsu mantan Presiden RI, Joko Widodo alias Jokowi, masih jadi topik hangat sejak beberapa pekan terakhir.

Hingga kini, Jokowi dan tim hukumnya enggan memperlihatkan ijazah yang diklaimnya asli. Hanya ijazah fotokopi yang beredar luas, bahkan Bareskrim Polri pun hanya memperlihatkan ijazah fotokopian di layar lebar.

Kasus ijazah palsu sejatinya sudah marak terjadi di Indonesia. Sejumlah kepala daerah dan calon kepala daerah di berbagai wilayah Indonesia ketahuan menggunakan ijazah palsu.

Padahal, pemalsuan dokumen diatur dalam Pasal 263 dan 264 KUHP, yang mengancam pelaku dengan hukuman penjara hingga delapan tahun.

Fenomena penyalahgunaan gelar akademik oleh elite politik ternyata tidak hanya terjadi di dalam negeri.

Melansir laman MSN, berikut beberapa contoh kasus pemalsuan ijazah atau manipulasi akademik yang menyeret pemimpin dunia:

Presiden Nigeria, Bola Tinubu

Nama Presiden Nigeria Bola Tinubu terseret dalam kontroversi dugaan pemalsuan ijazah Universitas Chicago pada tahun 2023. Tuduhan dilayangkan oleh rival politiknya, Atiku Abubakar.

Ketika ditelusuri, pihak universitas menyatakan tidak memiliki data yang dapat membuktikan Tinubu pernah lulus dari sana.

Meski Tinubu membantah tudingan tersebut, kasusnya kini masih bergulir di Mahkamah Agung Nigeria.

Mantan Menteri Dalam Negeri Iran, Ali Kordan

Pada 2008, Ali Kordan mengklaim memperoleh gelar doktor kehormatan dari Universitas Oxford.

Namun, setelah ditelusuri, universitas menyatakan tidak pernah memberikan penghargaan akademik tersebut kepada Kordan.

Ia mengaku tertipu oleh oknum yang mengatasnamakan Oxford dan akhirnya meletakkan jabatan menteri.

Mantan Menteri Agama Pakistan, Aamir Liaquat Hussain

Hussain menjadi sorotan setelah terkuak bahwa gelar-gelar akademik yang diklaimnya berasal dari institusi fiktif. BA dari Trinity College and University terbukti palsu, sementara gelar medis MBBS-nya tidak dapat diverifikasi.

Bahkan, gelar doktor yang ia peroleh dari Ashwood University berasal dari lembaga yang diketahui menjual gelar tanpa proses akademik yang sah.

Mantan Presiden Hungaria, Pal Schmitt

Skandal plagiarisme mengguncang kepresidenan Pal Schmitt pada 2012. Disertasinya terbukti menjiplak karya akademisi lain.

Universitas Semmelweis mencabut gelar doktornya, dan Schmitt pun mundur dari jabatannya. Setahun kemudian, ia mengembalikan gelar tersebut secara resmi.

Kejadian ini mengingatkan publik Indonesia pada pencabutan gelar akademik tokoh politik dalam negeri akibat dugaan serupa.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan

Dalam kampanye pemilu 2014, Erdogan menghadapi sorotan tajam terkait keaslian ijazah sarjananya. Meski telah menunjukkan dokumen dari Universitas Marmara, sebagian kalangan masih mempertanyakan validitasnya. (fajar)

  • Bagikan