PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, BELOPA-- Sejumlah permasalahan diungkapkan para Camat dalam Rapat Pembahasan RPJMD 2025-2029 yang diglear Pansus RPJMD DPRD Kabupaten Luwu, Selasa (15/7) lalu. Salah satu permasalahan yang dikeluhkan Camat Bajo Barat, Imran yaitu soal Daerah Aliran Sungai (DAS) Suso di Bajo Barat yang mempihatinkan dan menjadi ancaman warga
"Tabe pimpinan, perlu kami sampaikan, saat ini infrastruktur jalan di Bonelemo Utara dan Bonelemo Barat banyak yang rusak dan perlu pembenahan. Demikian pula Irigasi Lekkopini mengalami kerusakan dan belum ada upaya perbaikan. Namun yang dikawatirkan warga adalah kondisi DAS Suso yang sangat memprihatinkan," ungkap Imran.
Imran mengatakan, DAS Suso bukan hanya memprihatinkan, namun warga merasa terancam karena sewaktu-waktu DAS Suso bisa banjir dan meredam permukiman warga. Hal ini karena badan aliran sungai DAS Suso mengalami pendangkalan.
"Tidak hanya itu pak, warga mengeluhkan DAS Suso saat ini airnya keruh terus menerus dan tidak pernah jernih, padahal DAS Suso sumber air bersih warga dan PDAM yang melayani kecamatan Bajo-Bajo Barat, Belopa dan Belopa utara," kata Imran.
Wakil Ketua DPRD Luwu, Andi Mammang dalam kesempatan tersebut meminta Pemkab luwu memperhatikan keluhan para Camat termasuk Camat Bajo Barat terkait infrastruktur jalan, demikian pula DAS Suso yang penanganan harus dilakukan normalisasi.
Kepala Bappelitbangda Luwu, Dr Moh Arsal Arsyad SSTP MSi mengatakan, khusus untuk kerusakan bendung Lekkupini di Bajo Barat akan diintervensi pihak balai pada tahun ini juga.
Informasi yang dihimpun Harian Palopo Pos, DAS Suso yang tidak pernah jernih akibat hujan deras dan diduga disebabkan adanya aktivitas pertambangan legal dan ilegal maupun aktivitas perkebunan.
Kepala Desa Bonelemo, Baso SH, dalam akun facebooknya beberapa waktu lalu juga menyoroti keruhnya air DAS Suso yang berwarna kecoklatan bercampur tanah.
"Siapapun yang membuat air sungai Suso seperti ini segera hentikan. Mau penambang legal maupun ilegal, mau Masmindo atau penambang tanpa perusahaan, segera hentikan. Merusak, merugikan orang banyak," tulis Baso. (and/ikh)