Luwu Raya Dilanda Suhu Dingin Sepanjang Hari di Musim Kemarau, Fenomena Apa?

  • Bagikan
--ilustrasi Dingin--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Suhu udara di sejumlah wilayah Sulawesi Selatan termasuk di Luwu Raya, terasa lebih dingin dari biasanya dalam beberapa pekan terakhir. Fenomena ini terjadi meskipun saat ini tengah berlangsung musim kemarau.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, fenomena tersebut dikenal sebagai bediding, yakni kondisi udara dingin yang terjadi pada malam hingga pagi hari selama musim kemarau.

“Fenomena bediding adalah kejadian alamiah yang sering terjadi di wilayah pegunungan dan dataran tinggi saat musim kemarau. Suhu terasa sangat dingin pada malam hingga pagi, kemudian berbanding terbalik dengan cuaca terik di siang hari,” tulis BMKG dalam keterangan resminya dikutip Jumat (18/7/2025).

BMKG menyebutkan, suhu dingin ini dipengaruhi oleh beberapa faktor atmosfer. Salah satunya adalah langit yang cenderung cerah tanpa awan, sehingga panas dari permukaan bumi dengan mudah terlepas ke atmosfer melalui radiasi.

“Rendahnya kelembapan udara juga mempercepat pelepasan panas karena tidak adanya ‘selimut alami’ yang menahan panas di malam hari. Akibatnya, suhu turun drastis menjelang pagi,” jelas BMKG.

Berdasarkan data BMKG, suhu minimum terendah selama periode 1–13 Juli 2025 tercatat di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), yaitu mencapai 11,2 derajat Celsius.

Fenomena bediding ini diperkirakan berlangsung hingga September 2025, mengikuti siklus musim kemarau yang masih melanda sebagian besar wilayah Indonesia.

Meski bukan termasuk fenomena ekstrem, BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi dampaknya, khususnya bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.

PENGARUH APHELION?

Tak sedikit warganet berspekulasi bahwa hawa dingin ini terjadi akibat Aphelion, fenomena saat Bumi berada pada titik terjauh dari Matahari dalam orbitnya.

Isu ini pun viral di media sosial dan memicu berbagai pertanyaan. Apa penyebab suhu dingin bulan Juli 2025 di wilayah Indonesia? Untuk menjawab hal ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan yang perlu menjadi acuan bersama.

Suhu dingin di bulan Juli adalah fenomena yang wajar

BMKG menjelaskan, suhu dingin yang terjadi di Indonesia pada bulan Juli merupakan hal yang normal dan berulang setiap tahun. Fenomena ini biasa terjadi pada periode musim kemarau, yang berlangsung dari Juli hingga September, terutama di wilayah selatan khatulistiwa.

Data BMKG pada periode 1–8 Juli 2025 menunjukkan suhu minimum harian berada di kisaran:

Silangit, Sumatera Utara: 15°C
Enarotali, Papua Tengah: 13°C
Frans Sales Lega, Nusa Tenggara Timur: 11–13°C

Wilayah dataran tinggi serta daerah yang terpengaruh angin muson timur cenderung mengalami suhu lebih rendah, terutama saat malam hingga pagi hari.

Apakah Aphelion penyebabnya? BMKG menjawab: Bukan!

Meski Aphelion memang terjadi pada awal Juli, BMKG menegaskan bahwa fenomena ini bukan penyebab utama suhu dingin di Indonesia. Mengapa?

Suhu di wilayah tropis seperti Indonesia lebih dipengaruhi oleh kondisi atmosfer lokal, pola angin, kelembapan udara, dan tutupan awan, bukan semata-mata oleh jarak Bumi ke Matahari.

Tiga penyebab utama suhu dingin bulan Juli 2025

BMKG mengidentifikasi sejumlah faktor utama yang menyebabkan suhu dingin di bulan Juli ini:

  1. Musim kemarau dan angin timuran dari Australia

Pada musim kemarau, Indonesia dipengaruhi oleh monsoon Australia—angin kering dan dingin yang bertiup dari selatan. Angin timuran ini membawa udara dengan kelembapan rendah dan suhu lebih rendah, terutama di wilayah selatan Indonesia.

  1. Langit cerah dan minim awan di malam hari

Langit yang cerah tanpa awan mempercepat pelepasan panas dari permukaan bumi ke atmosfer. Tanpa awan yang menahan panas, suhu di permukaan bumi menurun drastis pada malam hari hingga menjelang pagi.

  1. Adanya hujan sporadis

Meskipun sudah memasuki musim kemarau, beberapa wilayah masih mengalami hujan ringan. Massa udara dingin dari awan hujan yang turun ke permukaan turut menurunkan suhu, ditambah dengan tertutupnya sinar matahari oleh awan, sehingga proses pemanasan alami juga terhambat.

Mengenal Aphelion, fenomena astronomi tahunan

Aphelion adalah peristiwa ketika Bumi berada pada titik terjauh dari Matahari dalam orbit elipsnya, dan biasanya terjadi pada awal Juli setiap tahun. Saat Aphelion, jarak Bumi dan Matahari sekitar 152 juta kilometer.

Namun, pengaruh Aphelion terhadap suhu udara di Bumi sangat kecil, karena distribusi panas Matahari lebih bergantung pada kemiringan sumbu Bumi, intensitas penyinaran, dan sirkulasi atmosfer.

Dingin bukan karena Aphelion

Suhu dingin yang dirasakan masyarakat Indonesia pada Juli 2025 bukan disebabkan oleh Aphelion, melainkan oleh gabungan faktor atmosferis seperti:

Musim kemarau yang sedang berlangsung
Dominasi angin timur yang bersifat dingin dan kering
Langit malam yang cerah dan minim awan
Hujan lokal yang membawa massa udara dingin
Memahami penyebab ilmiah dari fenomena cuaca seperti ini akan membantu kita bersikap lebih bijak dan tidak mudah terpancing oleh informasi menyesatkan di dunia maya.

Tips menghadapi cuaca dingin

Untuk menjaga kesehatan selama cuaca dingin seperti saat ini, berikut beberapa saran dari BMKG:

  • Gunakan pakaian hangat saat keluar rumah pagi atau malam hari
  • Perbanyak konsumsi air hangat dan makanan bergizi
  • Pantau terus prakiraan cuaca harian dari BMKG*
    Waspadai potensi perubahan cuaca ekstrem meskipun sedang musim kemarau

Cuaca memang tak bisa dikendalikan, namun pemahaman yang baik tentang penyebab dan polanya akan membuat kita lebih siap dan nyaman menjalani hari-hari yang lebih sejuk dari biasanya.

Rentan Penyakit Ispa dan Kulit

Meski jarang turun hujan, musim kemarau bisa membuat cuaca lebih dingin dari biasanya. Saat siang hari panas matahari begitu terik sedangkan malam dan pagi hari udara mendadak begitu dingin. Penyakit cuaca dingin mendadak bermunculan.

Cuaca dingin cenderung menimbulkan beragam penyakit. Mulai dari penyakit ringan seperti influenza hingga serangan jantung.

Untuk itu, penting bagi Anda agar tetap waspada dan menjaga kesehatan tubuh agar penyakit tak mudah menyerang dan mengganggu aktivitas.

Mengutip berbagai sumber, berikut beberapa penyakit yang harus diwaspadai di musim dingin.

Pertama, Flu.

Cuaca dingin berkontribusi pada timbulnya penyakit. Umumnya, flu disebabkan oleh Rhinnovirus yang biasa ditemukan pada hidung. Virus ini bisa berkembang dengan baik saat cuaca dingin. Sedangkan pada tingkat yang lebih tinggi, flu disebabkan oleh virus influenza.

Mengutip Healthline, virus influenza paling stabil berada di lingkungan sejuk dengan temperatur rendah. Cuaca dingin bisa melemahkan sistem imun sehingga tubuh tidak bisa melawan bakteri dan virus penyebab penyakit.

Kedua, radang tenggorokan.

Penyakit cuaca dingin lain yang perlu diperhatikan adalah radang tenggorokan. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Perubahan suhu dari luar ruangan yang dingin dan dalam ruangan yang hangat bisa mempengaruhi tenggorokan.

Cara termudah untuk menghadapi radang tenggorokan adalah dengan berkumur air garam. Meski tak menyembuhkan, namun komponen antiinflasi dapat meredakan peradangan.

Ketiga, asma.

Mereka yang memiliki gangguan pernapasan harus berhati-hati. Pasalnya, cuaca dingin dapat dengan mudah memicu asma. Saat kambuh, seseorang akan mengalami mengi.

Hindari beraktivitas saat cuaca dingin. Jika terpaksa, kenakan pakaian yang cukup menjaga tubuh agar tetap hangat.

Keempat, nyeri sendi.

Pernah merasakan nyeri pada sendi ketika temperatur udara mendadak turun? Hal ini bisa disebabkan perubahan tekanan udara atau barometric pressure.

Mengutip Hello Sehat, tekanan udara yang turun membuat jaringan tubuh mengembang hingga mendesak ruang sendi.

Jarang orang menyadari rasa nyeri ini kecuali mereka yang memiliki penyakit tertentu termasuk artritis. Saraf mereka lebih peka akibat cedera.

Kelima, penyakit kulit

Secara tidak langsung, cuaca dingin berhubungan dengan kesehatan kulit. Saat udara dingin, kulit akan cenderung lebih kering, terlebih saat tak ada 'tameng' berupa pelembap alias moisturizer.

Kulit kering rentan mengalami infeksi kuman atau bakteri. Hal ini disebabkan oleh luka akibat iritasi dan mikrolesi atau luka kecil tak kasat mata. Melalui luka ini, kuman bisa masuk dan menimbulkan masalah kulit, termasuk jerawat.

Keenam, serangan jantung.

Serangan jantung jadi penyakit cuaca dingin yang sangat menakutkan. Risiko serangan jantung meningkat saat udara-udara bersuhu ekstrem seperti musim dingin di negara empat musim.

Menyitat situs NHS, serangan jantung bisa terjadi karena cuaca dingin meningkatkan tekanan darah. Tekanan darah yang meningkat dapat memberikan tekanan lebih pada jantung. Hal itu membuat jantung harus bekerja lebih keras untuk menjaga suhu tubuh tetap hangat.(idris prasetiawan)

  • Bagikan