Spanduk Perang vs Etika Akademik: IPMIL Bicara

  • Bagikan

PALOPOPOS. CO iD, MAKASSAR--Hari ini, sejarah mencatat satu babak kelam dalam ruang kampus di Sulawesi Selatan. Kamis, 24 Juli 2025, sejumlah perguruan tinggi di Kota Makassar tak lagi jadi ruang aman berpikir dan bertumbuh. Mereka telah berubah menjadi ladang perburuan, tempat sekelompok orang barbarian yang mengaku membawa nama organisasi daerah, masuk secara arogan, menyisir lorong-lorong kampus, dan secara brutal mencari kader IPMIL.

Mereka masuk bukan untuk berdiskusi, tapi mengintimidasi. Mereka tidak membawa pikiran, tapi ancaman. Dan ketika mereka menempelkan spanduk bertuliskan "Undangan Perang Terbuka", mereka bukan sedang menyampaikan aspirasi, mereka sedang mempermalukan akal sehat.

Kepada mereka, kami sampaikan satu kalimat yang tak akan goyah.
IPMIL tidak akan pernah tunduk di hadapan kebodohan yang berisik.
Kami bukan gerombolan yang gentar hanya karena teriakan. IPMIL bukan nama yang bisa dihapus dengan spanduk ancaman. Organisasi ini dibangun dengan pikiran juga perjuangan, tidak dengan gertakan. Setiap kader kami tumbuh dari tanah Luwu yang mengajarkan keberanian, bukan ketakutan.

Ketua Umum PP IPMIL, Yandi, menegaskan“Kami lahir dari sejarah panjang intelektual, bukan dari kebiasaan brutal. Kalian datang menyerang, kami tetap berdiri kokoh. IPMIL tidak akan membalas dengan kekerasan, tapi jangan salah paham, sikap tenang kami bukan karena takut. Kami hanya terlalu bermartabat untuk membalas cara-cara rendahan.”

Apa yang terjadi hari ini bukan hanya soal IPMIL. Ini adalah persoalan besar yaitu pembiaran kekerasan di lingkup akademik. Kampus yang seharusnya menjadi rumah gagasan kini dinodai oleh arogansi premanisme simbolik nan primitif. Dan jika kita diam hari ini, besok akan lebih banyak yang diserang. Besok akan lebih banyak spanduk ‘perang’ dikibarkan, menggantikan ruang dialog dan debat yang sehat.

Olehnya, kami menuntut pihak kampus dan Kepolisian untuk tidak lagi bermain mata dengan tindakan seperti ini. Pembiaran adalah pengkhianatan terhadap cita-cita pendidikan. Dan IPMIL tidak akan diam terhadap itu. Kepada seluruh kader di seluruh wilayah, kami serukan: Tetap tenang. Tapi jangan tunduk. Tetap waspada. Tapi jangan takut.

Kami juga mendesak Kapolri untuk segera mencopot Kapolda Sulawesi Selatan dan Kapolrestabes Makassar sebab tak mampu menjaga kondusifitas kota makassar, insiden penyisiran yang di lakukan oleh gerombolan di 5 titik kampus berbeda di kota makassar adalah bentuk kelalaian pihak keamanan tak becus menciptakan lingkungan yang harmoni dan aman.
Tak lupa, kami mendesak pihak kepolisian untuk segera menangkap seluruh pelaku yang tergabung dalam gerombolan primitif penyisiran di kampus kampus. (rls/ikh)

  • Bagikan

Exit mobile version