PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Terjadinya teror dan penyisiran yang dilakukan oleh kelompok Orang Tak Dikenal (OTK) ke beberapa kampus di Kota Makassar dengan mencari mahasiswa asal Palopo atau Luwu Raya, disikapi Y Jhody Pama'tan SH MH selaku Ketua Bidang Hukum dan HAM DPW KKLR Sulsel,
Kepada Palopo Pos melalui pesan WA, Jumat, 25 Juli 2025 siang, Jhody yang juga mahasiswa S3 Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Unhas, mengatakan, teror tersebut telah menimbulkan kegaduhan dan situasi yang tidak nyaman bagi insan kampus.
Hal ini terjadi selama dua hari di Kota Makassar dan situasi ini diperparah dengan adanya spanduk yang dibentangkan di Flay Oper Pettarani dengan mengundang secara terbuka untuk perang terhadap mahasiswa asal Luwu Raya yang tergabung dalam IPMIL.
Sebagai insan terdidik secara intelektual, lanjutnya, hal seperti tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena hanya akan menimbulkan was-was bagi anak-anak IPMIL atau adek-adek mahasiswa yang sementara menempuh pendidikan di kampus-kampus yang diteror.
Dan sebagai orang tua atau kakak dari mahasiswa, Jhody sangat menyesalkan lambatnya pihak kepolisian mengambil tindakan pencegahan dan deteksi dini atas tindakan teror tersebut. Karena kelompok OTK tersebut secara terang-terangan melakukan penyisiran dan teror serta mencari mahasiswa asal Palopo.
Ada sekitar empat atau lima kampus yang diteror namun sangat disesalkan juga karena pihak kampus membiarkan kelompok OTK tersebut leluasa memasuki kampus-kampus. Harusnya pihak kampus melakukan antasipasi secara cepat.
''Karena kami melihat berbagai berita dan video-video yang disebar di media sosial begitu bebasnya kelompok OTK tersebut masuk ke area kampus berteriak-teriak mencari mahasiswa asal Palopo dengan membawah senjata tajam, parang, badik, dan busur, bahkan mereka secara terang-terangan memasang spanduk dengan tulisan provokasi,'' jelasnya.
Tentu sebagai orang tua dan kakak dari adik-adik mahasiswa asal Palopo dan Luwu Raya, mempunyai kewajiban untuk melundungi anak-anak atau adik-adik dari teror dan intimidasi. ''Kami berharap agar pihak kepolisian segera mengusut peristiwa tersebut agar tercipta kembali susana yang kondusif di kampus-kampus tersebut.
Berdasarkan informasi yang didapat bahwa kejadian teror tersebut berawal dari pemilihan pengurus kelembagaan mahasiswa di salah satu kampus swasta di Kota Makassar. Dan antara dua kubu mahasiswa terjadi bentrok dengan menggunakan sajam, tapi sangat disesalkan karena masalah ini bisa melebar keluar kampus.
Harusnya proses dugaan tindak pidana yang terjadi di kampus tersebut dapat diselesaikan atau pihak kampus bertindak tegas dengan melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian, untuk ditangani secara hukum.
"Kami berharap agar persoalan ini segera bisa selesai dengan baik dan adek-adek mahasiswa bisa kembali ke kampus masing-masing untuk belajar. Sebagai insan intelektual kami berharap agar situasi ini tidak terulang kembali. Dan sebagai warga Makassar kami berharap agar kita selalu menjaga Kota Makassar ini menjadi rumah bersama yang penuh dengan kedamaian kesejukan untuk beraktivitas secara aman dan damai,'' kata Jhody.
Atas setuasi dan kondisi tersebut, Jhody menghimbau kepada anak-anak atau adek-adek mahasiswa asal Palopo dan Luwu Raya agar jangan terpancing dan terpropokasi atas aksi-aksi tersebut. Namun tetap kami mengharapkan agar selalu tetap melanjutkan kuliah, lebih baik disegani dan dipuji karena prestasi di kampus dan berharap agar tidak melakukan tindakan-tindakan yang mengarah kepada tindakan premanisme karena akan merugikan diri sendiri dan orang tua.
"Kami sebagai orang tua atau kakak dari adek-adek mahasiswa asal Palopo dan Luwu Raya akan selalu membuka ruang diskusi bersama untuk mencari solusi dan kepentingan yang lebih positif,'' katanya. (ikh)
KKLR Sulsel akan Kawal Proses Penegakan Hukum Dugaan Teror Terhadap Mahasiswa asal Luwu Raya
