Ilustrasi. Sumber foto: internet
PALOPOPOS. CO. ID, JAKARTA--Belakangan ini, "rojali" menjadi percakapan yang tren terkait kondisi ekonomi. Kependekan dari kata "rombongan jarang beli" itu merujuk pada fenomena kondisi mal atau pusat perbelanjaan yang ramai pengunjung, tapi minim transaksi.
Mungkin ini dampak belanja online bebas pajak menyebabkan harga barang murah sehingga masyarakat lebih suka belanja online.
Brief update BDS Alliance, Sabtu, 26 Juli 2025 melaporkan, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonsus Widjaja mengungkapkan, kunjungan ke pusat perbelanjaan tahun ini meningkat sekitar 10% dibandingkan tahun lalu, tapi volume belanjaan tetap minim. Mayoritas masyarakat datang hanya untuk melihat-lihat atau belanja dalam jumlah kecil.
Alphonsus menduga fenomena itu terjadi akibat berkurangnya daya beli masyarakat, khususnya kelompok menengah ke bawah. Pendapat senada disampaikan oleh Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Ateng Hartono. Ia bilang, berdasarkan hasil survei BPS ada kecenderungan masyarakat menahan konsumsi, khususnya masyarakat yang rentan.
Karena itu, Ateng menyarankan kepada pembuat kebijakan untuk tidak hanya fokus menurunkan angka kemiskinan, tetapi juga memperhatikan ketahanan konsumsi dan stabilitas ekonomi rumah tangga pada kelas menengah bawah. Sedangkan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, rojali terjadi karena saat ini masyarakat memang cenderung ke mal untuk makan, bukan untuk belanja barang. (ikh)
Mal Dilanda Fenomena ‘Rojali’, Mungkin karena Belanja Online Bebas Pajak
