PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Kepala Daerah Setana Luwu melakukan pertemuan dengan Wali Kota Makassar, Kapolrestabes dan Dandim Makassar di sebuah cafe, Makassar, Ahad, 27 Juli 2025 malam.
Pertemuan ini untuk membahas penyelesaian 'Teror IPMIL' di Makassar yang memanas beberapa hari terakhir.
Hadir pada pertemuan ini yakni Pj Wali Kota Palopo H Firmanza DP, Bupati Lutra Andi Abdullah Rahim, Wakil Bupati Luwu Dhevy Bijak Pawindu, Wakil Bupati Lutim Hj Puspa, Wali Kota Makassar, dan Kapolerstabes serta Dandim Makassar.
Berdasarkan rekaman suara yang diterima Palopo Pos usai pertemuan, Kapolrestabes Makassar pada pertemuan itu, menyampaikan kejadian sebenarnya atas kejadian yang memanas di Makassar beberapa hari terakhir.
Menurut dia, kejadian sebenarnya personal bersifat pribadi. Penganiayaan yang dilakukan terhadap salah satu warga di Makassar, kebetulan pelakunya berasal dari wilayah Tana Luwu.
Setelah itu berkembang di media sosial (Medsos) dipolitisir oleh provokator bahwa seolah-olah itu pemasalahan kelompok. Dan pihak korban meminta kepada Polrestabes Makassar segera menangkap pelakunya.
''Kami memang masih melaksanakan penyelidikan pada saat itu sehingga adik-adik yang tergabung dalam kelompok korban merasa kurang puas. Dan melakukan tindakan-tindakan yang kurang bertanggung jawab, dengan mendatangi kampus-kampus di Makassar,'' jelas Kapolrestabes Makassar.
Atas itu, Polrestabes langsung bertindak, melakukan upaya paksa. Ada beberapa orang yang diperiksa. Kapolrestabes juga sudah mengimbau mahasiswa di Makassar agar colling down, jangan sampai melakukan tindakan-tindakan negatif yang dapat merugikan, apalagi dalam bentuk provokasi-provokasi. Pihak Polrestabes juga masih melakukan upaya penyelidikan terhadap beberapa pelaku.
Yang kedua lanjut Kapolrestabes, isu-isu soal sweeping plat mobil dapat dipastikan itu hoax. Tidak ada mahasiswa dari Makassar atau dari manapun yang mau melakukan sweeping terhadap mobil-mobil berpelat "DP" atau mahasiswa dari Palopo, dari Luwu. Itu hanya ulah provokator yang tidak ingin Kota Makassar aman.
Yang ketiga, masih menurut Kapolrestabes, ada foto-foto yang beredar di media sosial, di situ dikatakan bahwa pada saat sweeping ada foto korban kepalanya dibacok. Foto korban yang tersebar itu foto kejadian sepekan lalu, ketika ada grup geng motor yang tawuran. Pelakunya sudah ditangkap, pelakunya ada 10 orang dan sudah masuk tahap penyidikan.
''Jadi foto itu bukan foto sweeping. Itu foto hoax yang disebarkan orang-orang tidak bertanggung jawab sehingga menambah emosi dari pihak-pihak yang bertikai saat ini,'' jelasnya.
Yang terakhir, Kapolrestabes mengimbau agar tidak langsung merespon berita-berita yang kebenarannya belum bisa dipastikan kebenarannya. Karena kalau merespon lalu menshare, itu akan meneror kepada masyarakat yang terkena dampaknya.
''Kami dari kepolisian bersama Dandim, Wali Kota di Makassar berupaya semaksimal mungkin menjaga situasi di Makassar aman. Dan mahasiswa dari daerah manapun, kami jaga, pastikan bisa belajar kuliah dengan aman,'' kata Kapolrestabes.
Terkait itu, ada anggota kepolisian disiagakan di kampus dari Bagian Kamtibmas yang biasa keliling memantau situasi. Nanti juga ada patroli yang akan lewat di kampus-kampus yang beberapa hari lalu didatangi orang tak bertanggung jawab, ada anggota intelejen tetap ada di beberapa kampus.
Dandim Makassar juga akan menurunkan timnya untuk melihat situasi perkembangan, melakukan pemantauan tertutup, sehingga kalau ada orang mau menyerang atau bikin kekacauan, bisa cepat ditangkap.
Soal 'teror IPMIL', provokatornya masih dicari pihak kepolisian, sudah ada titik terang. Hanya saja, karena informasinya melalui media sosial, maka harus dipastikan lebih dulu.
''Karena kita tidak bisa hanya mendengar info dari orang, namun harus dipastikan dulu orangnya. Khan hanya ditahu dari media sosial, lalu orangnya pakai masker sehingga wajahnya belum dikenali. Tapi terus diupayakan,'' jelasnya. (ikh)
‘Teror IPMIL’ Dipolitisir Provokator, Ini Penjelasan Kapolrestabes Makassar
