Oleh : Nurdin (Dosen UIN Palopo)
Tiba-tiba saja, teman ngobrol di Warkop bergegas beranjak dari tempat duduknya usai menerima panggilan telepon. Saya tidak tahu, mungkin panggilan dari istrinya. Dia berdiri sambil berucap, "Duluan kawan ya, malam Jumat sunah rasul"
Kalimat itu tidak kali ini saja saya mendengarnya, tetapi jauh sebelumnya. "Malam Jumat sunah rasul" Mereka kaitkan dengan hubungan suami istri. Dan, tidak sedikit dari kita yang memercayainya, tanpa mencari tahu kebenarannya.
Betulkah itu ucapan (qaul) nabi? Dari dulu saya tidak percaya. Kenapa mesti malam Jumat? Tidak malam Senin atau malam Ladies sekalian?. Masih banyak lagi pertanyaan. Dan yang ngomong, saya tanya "Hadisnya mana?" Juga tidak tahu.
Entah siapa yang memulai, darimana asalnya, yang jelas sudah tertanam di kepala sebagian orang yang sekeyakinan dengan saya. Bahwa, melakukan hubungan suami istri di malam Jumat adalah sunah nabi. Padahal, boleh jadi hanyalah selentingan.
Saya berupaya mencari di buku-buku hadis, dan belum menemukan. Mungkin karena bukunya tidak lengkap, tetapi tidak sampai di situ. Coba bertanya pada guru saya, yang ahli hadis. Pertanyaannya begini, "Apakah ada hadis menyangkut hubungan suami istri di malam Jumat?"
Jawaban guru saya, "Tidak ada, yang ada sebagian orang memelintir pendapat ulama terkait hal tersebut. Bila ada hadis terkait fadhilah hubungan sex suami istri di malam Jumat yang digunakan, umumnya palsu" Dari situ saya semakin yakin, bahwa memang tidak ada dalilnya.
Salah satu hadis nabi, yang orang kaitkan dengan hubungan suami istri di malam Jumat adalah "Siapa yang mandi di hari Jumat seperti mandi janabah lalu pergi salat Jumat di awal waktu, maka seperti berkurban unta" (HR. Bukhari & Muslim).
Ada lagi yang bilang, "Kalau begitu, kita diperintahkan mandi junub pertanda berhubungan intim sebelumnya dong?" Mayoritas ulama menolak tafsir itu dan menurut Imam Nawawi, kita dianjurkan mandi di hari Jumat karena kebersihan dan persiapan menuju salat.
Dan bukan dianjurkan berhubungan intim duluan. Ibnu Hajar menegaskan, bahwa hadis soal mandi Jumat itu menyamakan caranya dengan mandi junub, bukan menyamakan sebabnya. Jadi, dapat dipastikan itu hanyalah mitos.
Jadi, tidak ada dalil yang menganjurkan berhubungan intim suami istri di malam Jumat. Zaman sekarang, seringkali sesuatu yang terdengar religius asal diulang terus, terasa benar. Padahal, dalam Islam sunah harus berdasarkan dalil, bukan selentingan.
Mestinya kita berhati-hati dalam memberi label sunah rasul. Bukan berarti tidak boleh berhubungan intim di malam Jumat, tetapi untuk menyebutnya sunah rasul, jangan. Oleh karena, tidak ada sama sekali dalil yang menguatkan kalimat itu.(*)