Ketua KKLR Sulsel Sesalkan Tak Ada Wija to Luwu di Struktur Baru PT Vale

  • Bagikan

MAKASSAR — Perubahan jajaran direksi dan dewan komisaris PT Vale Indonesia Tbk. menuai respons dari berbagai kalangan, termasuk dari Ketua Badan Pengurus Wilayah Kerukunan Keluarga Luwu Raya (BPW KKLR) Provinsi Sulawesi Selatan, Ir. Hasbi Syamsu Ali. Ia menyayangkan tidak adanya representasi putra daerah asal Luwu Raya dalam struktur kepemimpinan terbaru perusahaan tambang nikel tersebut.

PT Vale Indonesia Tbk. mengumumkan susunan direksi dan komisaris baru dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, Senin (28/7/2025).

Dalam rapat itu, sejumlah nama baru ditetapkan, di antaranya Bernardus Irmanto sebagai Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO), menggantikan Febriany Eddy yang sebelumnya mengundurkan diri pada April lalu.

Jajaran komisaris juga mengalami perombakan. Fauzambi Syahrul Multhazar ditunjuk sebagai Presiden Komisaris, dengan Katherine Angela Oendoen dan Shiro Imai sebagai Komisaris baru.

Sementara itu, posisi Chief Human Capital Officer kini dijabat Heriyanto Agung Putra, dan Budiawansyah diangkat sebagai Direktur sekaligus Chief Sustainability and Corporate Affairs Officer.

Menanggapi susunan baru ini, Hasbi Syamsu Ali menyatakan kekecewaannya karena tidak ada satupun putra asli Luwu Raya yang dilibatkan dalam struktur direksi maupun komisaris, meski PT Vale telah beroperasi selama puluhan tahun di wilayah tersebut.

"Sejak Luwu masih satu kabupaten hingga kini terbagi menjadi empat daerah otonom, PT Vale telah menambang dan mengambil manfaat dari tanah ini. Tapi hingga sekarang, belum pernah ada satu pun putra daerah yang dipercaya menduduki posisi komisaris atau direksi," kata Hasbi di Makassar, Jumat (1/8/2025).

Luwu Raya yang meliputi Kabupaten Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara, dan Kota Palopo merupakan wilayah operasi utama PT Vale di Indonesia. Namun, menurut Hasbi, kontribusi SDM lokal dalam struktur kepemimpinan strategis perusahaan masih sangat minim, bahkan nyaris tak ada.

Sebagai pemimpin organisasi diaspora terbesar dari Luwu Raya di Sulawesi Selatan, Hasbi mendorong agar PT Vale mulai membuka ruang bagi keterlibatan warga lokal dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan.

“Kalau memang jabatan direksi membutuhkan keahlian teknis yang spesifik, maka setidaknya ada ruang di jajaran komisaris bagi Wija to Luwu yang punya kapasitas. Jangan sampai daerah ini hanya jadi ladang eksploitasi tanpa representasi,” tegasnya.

Hasbi menegaskan pentingnya partisipasi dan keadilan dalam pengelolaan sumber daya di tanah Luwu. Menurutnya, keterlibatan tokoh lokal di level komisaris akan menjadi simbol penghargaan dan itikad baik dari perusahaan terhadap masyarakat setempat.

Meski melayangkan kritik, Hasbi tetap menyampaikan ucapan selamat kepada para pejabat yang baru diangkat. Ia berharap di bawah kepemimpinan Bernardus Irmanto, PT Vale semakin menunjukkan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan dan kontribusi nyata bagi masyarakat lokal.

“Kami ucapkan selamat bekerja kepada seluruh jajaran direksi dan komisaris, khususnya kepada Bapak Bernardus Irmanto. Semoga ke depan PT Vale bisa memberi kontribusi lebih besar, tidak hanya untuk negara tapi juga untuk masyarakat Luwu Raya yang selama ini menjadi tuan rumah,” pungkas Hasbi.

RUPS kali ini juga menjadi momentum penting bagi PT Vale untuk menegaskan arah kebijakan ke depan. Bernardus Irmanto menyatakan pihaknya berkomitmen melanjutkan praktik pertambangan terbaik, mendorong hilirisasi yang bertanggung jawab, serta menciptakan nilai bersama bagi bangsa Indonesia. (*)

  • Bagikan