120 Sapi Terjangkit PMK di Maros, Mahasiswa Kedokteran UNHAS Terjun Langsung Lakukan Ini

  • Bagikan

Suasana Vaksinasi dilakukan pada Kamis, 31 Juli 2025, dengan menyasar 200 ekor sapi

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAROS — Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali menghantui peternak di Desa Pattiro Deceng, Kecamatan Camba, Kabupaten Maros. Selama periode Januari hingga April 2025, sebanyak 120 dari total 398 ekor sapi di desa tersebut dilaporkan terinfeksi PMK.

Angka ini belum termasuk potensi infeksi pada kambing dan hewan ternak lain yang juga memiliki risiko penularan. Dampak dari serangan PMK ini sangat besar, tidak hanya secara ekonomi tetapi juga secara psikologis bagi para peternak.

Harga jual sapi turun drastis hingga 85% dari harga beli, sementara produktivitas ternak dan aktivitas perdagangan pun ikut terganggu.

Menanggapi situasi ini, mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) yang tergabung dalam PPK Ormawa HIMAKAHA Fakultas Kedokteran melaksanakan program vaksinasi massal dan pemberian vitamin secara gratis melalui program unggulan mereka, SATOA (Smart Agriculture Technology for Optimalized Animal Farming).

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi dengan UPTD Puskeswan Maros, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros, Pemerintah Desa Pattiro Deceng, dan relawan lintas fakultas UNHAS.

Vaksinasi dilakukan pada Kamis, 31 Juli 2025, dengan menyasar 200 ekor sapi di tiga dusun terpencil: Dusun Satoa, Ujung, dan Maddenge, yang merupakan wilayah tertinggi dan paling sulit dijangkau di desa tersebut. Selain vaksin PMK, diberikan pula vaksin antraks dan vitamin ternak.

“Lebih dari 100 ekor sapi sempat terdampak. Beberapa mengalami cacat kuku. Kami sangat bersyukur dengan adanya vaksinasi ini,” ujar Muh. Ashar, peternak setempat.

Pelaksanaan vaksinasi melibatkan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan, dan Pertanian, serta tim dokter hewan UNHAS. Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan pemerintah desa.

“Kami akan terus mendukung dan memfasilitasi setiap kegiatan positif seperti ini,” kata Kepala Desa Pattiro Deceng, Abdul Kadir, yang hadir langsung memantau jalannya vaksinasi.

Kepala UPTD Puskeswan Maros, drh. Nana, juga memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif mahasiswa yang turut memperkuat sinergi antara kampus dan institusi daerah.

“Kolaborasi ini sangat membantu percepatan vaksinasi. SDM kami terbatas, jadi keterlibatan mahasiswa sangat berarti. Harapannya bisa dilanjutkan ke kecamatan lain,” ujar drh. Nana.

Tidak hanya menjadi intervensi kesehatan hewan, kegiatan ini juga memberi nilai pendidikan dan karakter bagi mahasiswa. Dosen pendamping drh. Muh. Ardiansyah Nurdin menilai program ini sebagai bentuk nyata pengabdian dan kepemimpinan mahasiswa dalam menjawab persoalan masyarakat secara langsung.

“Ini kegiatan luar biasa. Sinerginya nyata, dampaknya langsung. Mahasiswa tidak hanya belajar, tapi ikut menyelesaikan masalah masyarakat,” katanya.

Ketua HIMAKAHA FK UNHAS, Ahmad Rayhan Putra Hasrun, juga menekankan pentingnya kolaborasi antarlembaga mahasiswa untuk mendukung kegiatan sosial yang berdampak langsung. “Kami bantu dari perekrutan volunteer, pengurusan administrasi, hingga turun langsung di lapangan. Sinergi ini harus terus dijaga,” serunya.

Sementara itu, Ketua Tim Pelaksana, Abid Nabil, menyampaikan bahwa program ini dirancang sebagai respon langsung terhadap wabah yang sempat melanda desa. “Kami ingin Desa Pattiro Deceng terbebas dari PMK dan bisa menjadi contoh peternakan sehat. Vaksinasi ini adalah langkah pencegahan jangka panjang yang bisa memperkuat ketahanan peternakan desa,” ujar Abid. (*/uce)

  • Bagikan