SELAMAT DATANG PEMIMPIN YANG EMANSIPATIF

  • Bagikan
Drs Haidir Basir, MM

* Oleh: H Haidir Basir
(Calon Wali Kota Palopo 2024 - 2029)

Sinergitas kerja Ibu Rumah Tangga dalam mengelola Pemerintahan adalah sebuah konsep yang menyatukan nilai-nilai domestik dengan strategi kepemimpinan publik, membangun tatanan pemerintahan yang berakar pada kasih, ketegasan, dan keberlanjutan.

Makna Filosofis Ibu Rumah Tangga sebagai Arsitek Kehidupan. Ibu rumah tangga, dalam budaya Luwu dan Nusantara secara umum, bukan sekadar penjaga dapur dan anak-anak. Ia adalah:
• Manajer sumber daya rumah tangga (mirip kepala daerah mengelola anggaran),
• Diplomat dalam keluarga besar (seperti kepala daerah memediasi antar kelompok masyarakat),
• Pendidik moral (seperti pemimpin yang membangun karakter rakyatnya).
“Ia memikirkan makan malam keluarga sambil menghitung sisa uang belanja untuk besok—itulah kebijaksanaan fiskal.”

Sinergitas Nilai Domestik dan Strategi  Kepemimpinan  Ibu Rumah Tangga yang diKonversi dalam Kepemimpinan Daerah :
1. Kasih dan Asah, merawat anggota keluarga, terkonversi dengan Pendekatan humanis dalam pembangunan sosial dan pelayanan publik
2. Ketegasan dan Asuh  mendidik anak dengan disiplin,  terkonversi  dalam Penegakan aturan daerah dengan sentuhan empati.
3. Cermat & Hemat  mengatur belanja harian,  terkonversi  dalam Pengelolaan APBD yang akuntabel dan prioritas kebutuhan pokok rakyat.
4. Mengelola konflik rumah tangga,  terkonversi  dalam melakukan Resolusi konflik sosial-politik daerah tanpa memperuncing perbedaan.
5. Berpikir jangka panjang (persiapan pendidikan anak), terkonversi  dalam Perencanaan pembangunan berkelanjutan lintas periode kepemimpinan.

Model Sinergitas  dalam Praktek  Pemerintahan, adalah :
a) Pemerintahan yang melayani, bukan dilayani.
• Seorang Ibu mendengar lebih banyak dari pada memerintah.
• Pemimpin daerah perempuan dengan latar belakang "rumah tangga" biasanya lebih sensitif terhadap suara rakyat kecil.
b) Pembangunan berbasis kebutuhan rill.
• Program prioritas: pangan murah, kesehatan dasar, pendidikan anak, air bersih, dan penguatan peran perempuan.
• Mencontoh logika ibu: memenuhi kebutuhan pokok dulu, bukan gaya hidup dulu.
c) Sinergi Kelurga, Komunitas dan Peemrintah.
• Membangun unit pemerintahan sebagai “rumah besar rakyat”.
• Melibatkan tokoh cendekiawan,   tokoh adat, tokoh agama, dan perempuan, insan jurnalistik  dan pelaku usaha dalam pengambilan keputusan strategis.

Implementasi  Strategi  Kepemimpinan Gaya Ibu Rumah Tangga, adalah :
+ Bidang Ekonomi, Mengembangkan koperasi keluarga, pasar murah, pemberdayaan UMKM perempuan
+ Bidang Kesehatan, Memperkuat posyandu, layanan ibu dan anak, serta sanitasi rumah tangga
+ Bidang Pendidikan, Program sekolah ramah anak dan penguatan pendidikan karakter dari rumah.
+ Bidang Lingkungan, Kampanye rumah bersih dan pemilahan sampah dari keluarga.
+ Bidang Administrasi Pemerintahan, Transparansi dan pengelolaan birokrasi yang bersih dan efisien, seperti mengatur rumah tangga tanpa pemborosan yang berumpuh pada sistem tata kelola Meritokrasi  Pemerintahan.

Sebagai simpulan dari sinergitas  kerja Sang Ibu Rumah Tangga dalam Pemerintahan bahwa,  kepemimpinan  daerah yang berasal dari rahim ibu rumah tangga membawa kekuatan intuisi, empati, keteguhan, dan keberpihakan pada kesejahteraan keluarga rakyat.
Ia tidak mengelola kekuasaan, tetapi mengasuh masa depan daerah seperti seorang ibu yang menyulam cita-cita anak-anaknya dengan tenang namun tegas.
“Jika ingin membangun bangsa yang kokoh, mulailah dari nilai-nilai seorang ibu yang memimpin dengan hati dan kepala.”

Kepemimpinan  Seorang Ibu Rumah Tangga dalam Pemerintahan,  adalah  "KEPEMIMPINAN YANG MEMBUMI DAN MENGAYOMI."

Palopo, 4 Agustus 2025.
hABe,   Selamat Datang Pemimpin yg Emansipatif.  (*)

  • Bagikan