Kopi Jadi Dodol, Sekam Padi Jadi Briket Oleh KKN Gelombang 114 Unhas dan Warga Desa Wisata Lembang Basokan Nanggala

  • Bagikan

Demonstrasi pembuatan dodol kopi dan briket sekam padi oleh mahasiswa KKN Unhas Gel. 114 di Lembang Basokan, Kecamatan Nanggala, Toraja Utara. Foto: Dokumentasi KKN

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, TORAJA UTARA - Sejumlah mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Gelombang 114 Universitas Hasanuddin (Unhas) menghadirkan terobosan inovatif di salah satu Desa Wisata yakni Lembang (Desa) Basokan, Kecamatan Nanggala, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.

Kolaborasi bersama masyarakat Lembang Basokan melakukan produksi dodol dari biji kopi dan briket arang dari limbah sekam padi.

Hal itu dilakukan untuk meningkatkan minat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan mengoptimalkam kunjungan wisatawan ke desa wisata.

Koordinator KKN, Masali menyampaikan dua program unggulan tersebut yakni pengolahan biji kopi menjadi dodol bernilai jual tinggi.

Selain itu, konversi limbah sekam padi menjadi briket energi yang diimplementasikan untuk memacu ekonomi desa sekaligus mengatasi masalah lingkungan secara terintegrasi.

“Melalui pelatihan intensif, warga diajak mengolah kopi khas warga setempat menjadi dodol kopi bernama ‘dolkbas’, sebagai produk unggulan desa wisata,” ucap Masali, Selasa (5/8/2025).

Menurutnya, inovasi itu tidak hanya meningkatkan daya tarik wisata kuliner, tetapi juga membuka peluang pemasaran digital bagi UMKM.

“Dodol kopi juga jadi solusi mengurangi ketergantungan pada biji kopi mentah sekaligus meningkatkan pendapatan warga,” tutur Masali.

Pada kesempatan itu, tim KKN Gelombang 114 Unhas memperkenalkan teknologi sederhana pembuatan briket dari sekam padi bernama ‘Brikaso’ dari limbah pertanian yang selama ini terbuang.

Edukasi pemanfaatan briket dilakukan mahasiswa Unhas sebagai energi alternatif rumah tangga, dan mampu mengurangi polusi udara dari pembakaran sekam tradisional.

“Satu karung sekam bisa menghasilkan briket untuk kebutuhan masak 3 hari, ini solusi murah dan ramah lingkungan,” ungkap Masali.

Diketahui kedua program yang selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) itu telah menunjukkan dampak nyata peningkatan partisipasi pemuda dalam pengelolaan produk lokal dan pengurangan pembakaran limbah pertanian terbuka.

Atas dukungan penuh pemerintah Lembang Basokan dan kelompok tani menjadi kunci keberlanjutan inovasi pasca kegiatan KKN. (Risna)

  • Bagikan