HJL dan HPRL 2022, WTL “Terancam” Tanpa Wadah Kerukunan

  • Bagikan

TAMPAK alumni IPMIL Raya ngumpul di Warkop Kampis, Sabtu, malam. Mereka diskusi penyelamatan KKL Raya.

* Alumni IPMIL Raya Ngopi Bareng di Warkop Kampis

PALOPO — Berbagai kalangan prihatin tentang nasib KKLR (Kerukunan Keluarga Luwu Raya) yang sampai hari ini belum juga menetapkan siapa ketua umumnya.

Padahal, KKL Raya dan KKTL sudah melakukan Munas bersama di Makassar, beberapa waktu lalu. Hal inilah yang mengundang keprihatinan dari berbagai alumni IPMIL RAYA. Mulai dari Palopo, Lutra, Lutim, dan Luwu. Mereka ngumpul di warkop Kampis dan bicara tentang penyelamatan KKLR, Sabtu, malam.

Diskusi mereka dikemas santai. Sambil menikmati secangkir kopi. Ada juga yang ngeteh. Diskusi lepas dan meledak-ledak seperti kala masih mahasiswa dulu.

Tampak dalam diskusi sejumlahantan ketua IPMIL. Ada dr Annas Ahmad, Darsan Dappi, Haedar Djidar, Ayyub, dan sejumlah mantan pentolan IPMIL lainnya. Diskusi makin cair karena ada pula Ardani Mas Malinta alias Ca’dan. Ia oleh kalangan mantan IPMIL menyebut “suhu”. Karena memang Ca”dan adalah tokoh mahasiswa yang cendekia di kala mereka masih mahasiswa.

Mereka silih berganti mengungkap keprihatinan atas KKLR yang sampai sekarang belum ada ketumnya. “Formatur masih mencari tokoh sentral yang dianggap pantas pimpin KKL Raya,” ujar Dr Annas.

Kata dr Annas, diskusi ini diangkat karena bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Luwu dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu. Momentumnya. Sesuai dengan isunya, HJL dan HPRL tahun 2022, wija to Luwu (WTL) “terancam” tanpa wadah kerukunan.

Hal itu diamini alumni IPMIl lainnya. Seperti Darsan Dappi, Ayyub, dan Haedar Djidar.

Menarik diskusi alumni IPMIl ini. Menariknya karena ada kesan figur yang digadang mau jadi ketum kurang berminat. Padahal, wadah ini adalah organisasi tempat berkumpulnya orang-orang Luwu Raya yang cendekia. “Lalu, kenapa sampai sekarang sulit menentukan figur untuk pimpin KKL Raya. Ini jadi tanda tanya,” tandas Dr Annas.

Jadi, semoga dalam waktu dekat ini, para formatur segera menetapkan siapa yang layak jadi ketum. “Kita tunggu saja,” terangnya.(ary)

  • Bagikan