Selain Diare, Waspada DBD

  • Bagikan

* Sudah 66 Kasus, Satu Pasien Meninggal

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, PALOPO — Selain diare yang tengah menyerang masyarakat Kota Palopo, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Palopo juga tak kalah mengkhawatirkan. Bahkan, sudah ada satu remaja yang meninggal akibat terserang DBD.

Demikian diungkapkan Kadis Kesehatan Kota Palopo melalui Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular, San Ashari SKM M.Kes kepada Palopo Pos, Jumat 18 Februari 2022.

San Ashari mengatakan untuk tahun 2022 ini sudah ada 66 kasus sejak Januari hingga Februari. Satu di antaranya meninggal dunia.
”Yang meninggal dunia itu anak, usia 15 tahun di bulan Januari,” sebut San sapaan akrabnya siang kemarin.

Ia merinci untuk usia 1 tahun hingga 5 tahun sebanyak 3 orang, usia 6 tahun hingga 14 tahun sebanyak 23 orang, usia 15 tahun hingga 44 tahun sebanyak 35 orang. Sedangkan usia 45 tahun ke atas sebanyak 5 orang. Jika dibandingkan tahun 2021 lalu, kasus DBD ada 187 kasus, 3 orang meninggal dunia.

Dimana penderitanya berada di usia 5 tahun hingga 14 tahun sebanyak 122 orang dan usia 15 tahun hingga 44 tahun sebanyak 112 orang.
Memuncaknya kasus DBD, Pemerintah Kota Palopo melakukan fogging (pengasapan) di setiap titik yang ditemukan kasus DBD di daerah tersebut.
“Saat ini kita sementara lakukan fogging di beberapa titik,” ucap San Ashari, seraya mengatakan kalau salah satu titik fogging yakni di Pasar Sentral Palopo.

San Ashari menjelaskan, kendala dari daerah yang belum dilakukan fogging itu dikarenakan belum ada laporan konfirmasi kasus dari rumah sakit.
“Yang belum fogging itu kan karena belum ada laporan konfirmasi kasus dari rumah sakit dan terpisah dari info warga,” jelasnya.

Upaya Fogging ini dilakukan sebagai salah satu metode memutus rantai penularan penyebab penyakit DBD, yaitu nyamuk Aedes Aegypti.
Namun, kata San Ashari, proses pelaksanaan fogging tidak boleh dilakukan sembarangan. Perlu adanya koordinasi dengan kelurahan, kecamatan, dan puskesmas setempat.

“Fogging yang tidak dilakukan sesuai aturan akan memberikan hasil yang sia-sia dan bahkan bisa membahayakan kesehatan,” katanya.
Fogging harus dilakukan pada waktu yang tepat. Nyamuk Aedes Aegypti aktif pada pukul 08.00-11.00 dan sekitar pukul 14.00-17.00.

Sehingga, pada waktu aktif itulah nyamuk beraksi mengigit manusia. Jika melakukan fogging maka harus sebelum masa gigit tersebut. Atau di antara waktu aktif dia mengigit. Pada masa itu diperkirakan nyamuk istirahat.

“Karena jika tidak sesuai dengan aturan-aturan yang ada, dikhawatirkan fogging tidak tepat waktunya, sehingga berdampak nyamuk justru menjadi kuat (kebal) dan hasilnya akan sia-sia,” sebut San Ashari.

Fogging sebagai bentuk kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dapat dilakukan ketika sudah ditemukan kasus DBD positif. Fogging hanya dapat memberantas nyamuk dewasa. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan 3M plus.

Adapun 3M Plus yang dimaksud di sini adalah Menguras (membersihkan tempat atau wadah penampungan air), Menutup (tidak membiarkan terbuka tempat-tempat penampungan air), dan Memanfaatkan kembali (menggunakan kembali barang-barang yang berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk).

Rumah Sakit

Kasus diare di Kota Palopo sejak Januari hingga Februari 2022 sudah mencapai 183 orang, yang didominasi orang dewasa.
Dimana ada 84 anak yang diserang diare dan 99 orang dewasa. Mereka ini dirawat tersebar di Puskesmas dan juga Rumah Sakit (RS).

RSU AT-Medika sendiri di pertengahan bulan ini penanganan pasen sudah terjadi penurunan dimana kasus DBD, Demam Dengue, dan Diare. Hal itu disebutkan Humas RSU AT-Medika, Nyoman saat dikonfirmasi Palopo Pos, Kamis 17 Februari 2022 menyebutkan untuk
Februari ini jumlah pasien tersebut sudah menurun dibanding januari lalu.
“Untuk bulan ini sudah menurun, kasus seperti itu yang banyak kemarin terjadi di pertengahan Januari,” ungkapnya.

Disebutkan yang ditangani di RSU AT-Medika untuk pasien DBD saat ini sebanyak 4 kasus, Demam Dengue 3 Kasus dan Diare 6
kasus. Dibandingkan pada Januari lalu, sebanyak 15 kasus DBD, dan Diare sebanyak 16 kasus serta Demam Dengue 9 kasus. Selebihnya adalah penyakit menahun, seperti asam lambung, hypertensi, gula dan beberapa kasus lainnya

Sementara itu, Direktur RS Mega Buana Palopo, dr Herman Jaya, mengatakan, pasien yang dirawat saat ini memang dominan karena penyakit demam, diare, batul, dan DBD. ”Pol-pol kamar perawatan,” katanya.
Di RS Mega Buana Palopo, terdiri dari kamar perawatan kelas 3, 2, 1, VIP, dan President Suite. ”Semuanya terisi,” bebernya. (rhm/idr)

  • Bagikan