Hadis Palsu di Bulan Suci Ramadan

  • Bagikan

Oleh : Nurdin

Saat duduk di bangku sekolah dasar (SD) guru agama kita mengajarkan, bahwa ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun kepada nabi Muhammad Saw adalah iqra (bacalah) Secara umum, iqra diartikan sebagai perintah untuk membaca.

Rupanya ayat ini sangat relevan dengan kampanye membaca yang biasa kita baca di sekolah-sekolah yang ada di Kota Palopo yakni “Sebaik-baik teman duduk adalah buku” juga ada kalimat yang lebih menarik “Jangan lewatkan hari ini tanpa membaca”

Kalimat itu ingin memberitahu kepada para pembacanya bahwa membaca sepuluh buku lebih baik ketimbang membaca satu buku, dan membaca seratus buku lebih baik daripada membaca lima puluh buku demikian seterusnya.

Membaca selain memperluas dan memperkaya wawasan dan cakrawala juga merupakan salah satu faktor seseorang bisa bertindak lebih bijak seperti ungkapan klasik “Orang bisa menjadi lebih kuat dengan makan dan menjadi lebih bijak dengan membaca”.

Memasuki bulan suci ramadan yang tinggal menghitung hari tentu bagi umat Islam akan lebih banyak tidak sekedar membaca Al-Qur’an tapi juga mengkaji maknanya melalui ratusan buku tafsir serta membaca hadis nabi yang berkaitan dengan bulan suci ramadan.

Salah satu hadis populer dan menjadi rujukan favorit yang sering terdengar dari sambutan para pejabat dan bahkan da’i adalah “Tidurnya orang berpuasa adalah ibadah”. Menurut para pakar hadis bahwa hadis tersebut bukan hanya dhaif tetapi sudah sampai derajat hadis maudhu’ (palsu). Sehingga “Laisa bi hujjah” (tidak bisa dijadikan dalil)

Dan sebelum mengetahui hadis ini palsu, logika kita sebenarnya sudah harus menolak. Mana mungkin orang hanya tidur memperoleh nilai ibadah puasa, bukankah puasa itu selain menahan makan dan minum tetapi juga bagaimana menghadapi tantangan dan godaan ?

Lalu tantangan dan godaan macam apa yang didapatkan jika hanya tidur ?. Yang jelas, penyebaran hadis ini berdampak buruk bagi kalangan umat Islam sebab sebagian orang puasa memilih tidak bekerja di siang hari agar dapat lebih banyak tidur.

Untuk itu, mari memperbanyak membaca, serta banyak mendengar dan mengambil kebenaran di dalamnya dengan begitu, kita dapat lebih banyak mengetahui dan pastinya akan lebih bijak dalam setiap ucapan dan tindakan.(*)

  • Bagikan