Ivana Maryam Tangkesalu, Pilot Perempuan Pertama Asli dari Toraja

  • Bagikan

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID TANGERANG -- Pilot biasanya hanya digeluti kaum laki-laki. Tetapi, belakangan pilot perempuan juga ada.

Salah satu pilot perempuan yang cukup terkenal adalah Ivana Maryam Tangkesalu, Kartini zaman now yang berprofesi sebagai pilot.

Ya, pilot memang identik dengan pria namun, Ivana bisa menaklukkan pandangan tersebut.

"Sejak Pelita Air berdiri sekitar 50 tahun, saya dan temen saya itu jadi pilot perempuan angkatan pertama. Dan saya tergabung di sini sudah empat tahun," cerita Ivana saat berbincang santai dilansir dari TribunJakarta.com, Jumat (22/4/2022).

Namun, sekarang menyisakan Ivana jadi pilot perempuan satu-satunya di sana.

Perempuan 25 tahun itu tidak secara instan bak sulap menjadi pilot.

Segudang perjuangan Ivana lewati sampai harus merelakan cita-cita masa kecilnya jadi dokter hewan.

"Dulu waktu masih kecil sama sekali enggak terlintas jadi pilot.

Jauh lah dari angan, soalnya cita-citanya jadi dokter hewan," ujar Ivana.

"Tapi memang papa yang pingin banget jadi pilot dan menurunkan keinginan itu ke anak-anaknya," sambung gadis asal Toraja itu.

Singkat cerita, awal mula Ivana bisa empat tahun mengudara di Pelita Air untuk mengabulkan cita-cita mendiang papanya beberapa tahun lalu.

Bahkan, ia rela mengorbankan cita-citanya menjadi dokter hewan.

Sebagai informasi, Ivana ini sampai sekolah di Melbourne, Australia untuk mengejar impiannya.

"Tapi semenjak papa meninggal, saya sama kakak-kakak saya mikir kayaknya enggak salah ngabulin permintaan papa," ujar Ivana.

"Dari situ saya coba sekolah penerbangan, turns out malah lulus dan dari situ justru cinta segala hal yang ada di dalam penerbangan," tambah dia lagi.

Ivana Maryam Tangkesalu, kartini jaman now yang berprofesi sebagai pilot di Pelita Air, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Jumat (22/4/2022).

Mulai dari tantangannya, ketegasannya, hal baru yang dipelajari, sampai kekeluargaan di Pelita Air dicintai sepenuh hati oleh Ivana.

Walau Ivana memang perempuan yang berprofesi cukup menantang, ternyata dia tidak mendapatkan cemoohan atau pun dipandang sebelah mata.

Anak terakhir dari tiga bersaudara itu mengaku justru banyak rekan sejawatnya yang bangga.

"Enggak ada diskriminasi ya, walaupun mereka menganggap saya sebagai saudara laki-laki yang punya tanggung jawab setara,

tapi mereka tidak melupakan kalau saya wanita," aku Ivana.

Tapi hal itu tidak membuat Ivana berkecil hati.

Konon, perempuan yang sudah terbang 2.000 jam itu tetap melaksanakan kewajibannya layaknya pria.

"Disuruh terbang ke tempat bandara terpencil dan baru ya kenapa enggak.

Toh kan memang itu kewajiban kita," singkatnya.

Luwuk, Sulawesi menjadi daerah terjauh yang dikunjungi Ivana selama menjadi pilot.

Ia mengaku gender bukan jadi halangan untuk membatasi langkah kartini-kartini jaman now untuk bersinar.(int)

  • Bagikan