Yakni Palopo dan Kabupaten Luwu. Dua sektor usaha masyarakat ini, yang paling banyak mendapatkan KUR adalah Sektor UMKM jasa perdagangan serta Perkebunan.
"Kalau perkebunan itu di Kabupaten Luwu dan Perdagangan dan jasa di Kota Palopo, namun dari segi penyalurannya kabupaten Luwu yang lebih besar baik dari jumlah debitur maupun plafon kredit, jadi sampai saat ini untuk KUR Mikro sudah terealisasi 39,66%, itu belum termasuk KUR retail dengan plafon kredit Rp500 juta," ucap Akhlak Insan.
Dimana diketahui Plafon kredit KUR ini sampai Rp500 dengan bunga tetap 6 persen.
Pihaknya mengungkapkan tentu BRI akan lebih agresif dalam penyalurannya, sebab, BRI adalah BUMN yang ditunjuk untuk menyalurkan kredit tersebut dengan alokasi yang cukup besar. Sejumlah kalangan juga mengharapkan itu. Misalnya Wakil Ketua DPRD Palopo, Irvan Madjid saat diminta tanggapannya, malam tadi, terkait penyaluran KUR memang bank penyalur diharap bisa lebih agresif terkait pemnyaluran KUR ini, khususnya kepada pengusaha pemula yang mulai bertumbuh di Kota Palopo. Tentu BRI sebagai bank yang mendapatkan alokasi anggaran yang besar untuk kredit itu diharap bisa melirik usaha usaha pemula tersebut yang banyak di lakoni oleh usia produktif.
"Ini yang kita harapkan, akan memperkuat permodalan UMKM utamanya pengusaha pemula yang banyak bertumbuh di Kota Palopo saat ini, kalau bisa juga bagaimana memberikan kemudahan kepada para pelaku UMKM ini," tandasnya.
Diketahui PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengalokasi anggaran sebesar Rp260 triliun atau 70 persen dari total kredit usaha rakyat (KUR) pada tahun ini.
Dikutip sejumlah media, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto beberapa waktu lalu mengungkap strategi yangdirancang untuk memenuhi target penyaluran KUR 2022. Ia menyampaikan selama ini BRI terus menjalankan strategi untuk mewujudkan business process yang optimal dan efisien. Keduanya terbukti berhasil mendukung upaya BRI dalam menyalurkan kredit di segmen mikro, termasuk KUR.
Disamping itu BRI juga menerapkan digitalisasi untuk menyalurkan kredit sehingga lebih efisien dan tepat sasaran. Dengan memanfaatkan keunggulan informasi dan teknologi, BRI mampu menjaga bottom line yang solid dengan return yang optimal.
Sepanjang 2021, BRI berhasil menyalurkan KUR senilai Rp 194,9 triliun kepada 6,5 juta debitur. Adapun jumlah tersebut 99,65 persen dari kuota KUR yang ditetapkan oleh pemerintah dan dialokasikan kepada BRI pada 2021 sebesar Rp 195,59 triliun.
Penyaluran KUR BRI sepanjang 2021 tersebut juga tercatat naik 40,7 persen year-on-year (yoy) dibandingkan dengan penyaluran pada Desember 2020 sebesar Rp 138,5 triliun Tercatat jumlah nasabah baru KUR Mikro sebesar 61 persen pada Desember 2021. Selain itu, bagi nasabah baru KUR supermikro jumlahnya 97,6 persen pada Desember 2021.
Adapun jumlah yang besar tersebut menunjukkan keberhasilan BRI dalam melaksanakan revitalisasi Mantri yang membuat pelayanan lebih efektif. Catur menyebut BRI berupaya memperluas cakupan dan potensi di wilayah kerja yang selama ini belum tergarap.(ald/idr)