Ketua Demokrat Sulsel Tanggapi Santai IAS Bawa Gerbong ke Golkar, Ni’matullah: Tidak Masalah, Itu Bagian Dinamika Politik

  • Bagikan
Ketua Demokrat Sulsel, Ni'matullah. --fajar--

PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Rupanya Ketua Demokrat Sulsel, Ni'matullah, tidak terlalu mempersoalkan gerbong Ilham Arief Sirajuddin ikut bergabung di Golkar.

Justru, Ni'matullah yang baru resmi menjabat ketua Demokrat untuk kedua kalinya itu, menanggapi santai. Ia mengatakan gejolak seperti itu adalah bagian dari dinamika berpolitik. “Itu hanya bagian dari dinamika berpolitik. Tidak masalah,” ujarnya, seperti dikutip dari fajar.co.id, Sabtu, 4 Juni 2022.

Memang, Partai Demokrat Sulsel sudah mulai terlihat terpecah dua kubu pasca musyawarah daerah (Musda). Kubu Ilham Arief Sirajuddin (IAS) dan petahana, Ni’matullah RB.

Dalam musda, 16 DPC menyatakan dukungan untuk mantan Wali Kota Makassar, IAS sedangkan 9 suara Wakil Ketua DPRD Sulsel, Ni’matullah.

Irisan dua kubu kader segitiga mercy di Sulsel kian lebar setelah Ketum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menunjuk Ni’matullah sebagai ketua DPD Partai Demokrat Sulsel.

Hingga pelantikan Ni’matullah di Hotel FourPoint, Sabtu 28 Mei 2022 lalu, 10 DPC Demokrat tidak hadir. Hanya 6 DPC pendukung IAS yang hadir.

Tidak sampai di situ, 10 DPC Demokrat sudah membulatkan tekad untuk keluar dari partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono.

Adapun 10 ketua DPC itu antara lain Ketua Demokrat Maros Amirullah Nur Saenong, Ketua Demokrat Luwu Utara Ansar Akib, Ketua Demokrat Toraja Utara Hatson Bangru.

Ketua Demokrat Bulukumba A Murniyati, Ketua Demokrat Barru Irmawati Syahrir. Ketua Demokrat Sinjai Muhammad Nasyid Umar, Ketua Demokrat Takalar Japri Y Timbo.

Ketua Demokrat Bantaeng Muh Arasy Kr Aca, Ketua Demokrat Wajo Rahman Rahim, dan Ketua Demokrat Pinrang sekaligus Bupati Pinrang Andi Irwan Hamid.

Sebelumnya, Ketua DPC Demokrat Maros Amirullah Nur Saenong memastikan langkahnya dan teman-temannya meninggalkan segitiga mercy sudah bulat dan final.

Amirullah Nur mengatakan ide-ide yang dia usung tak lagi mendapat ruang di Partai Demokrat.

Baginya, cita-cita politik dan visinya sudah tidak sejalan dengan Partai Demokrat. Ia menegaskan, pengunduran dirinya merupakan titik kulminasi dan anti-klimaks.

“Kami sudah melakukan perenungan, pandangan, serta pendirian untuk meninggalkan Demokrat. Keputusan kami sudah final dan bulat. Tidak ada lagi tawar menawar, harusnya kalau ingin tawar menawar itu sebelum pelantikan. Tapi kenyataannya tidak ada rekonsiliasi sebelum pelantikan,” kata Amir kepada wartawan.

“Jadi saya sisa nunggu waktu yang tepat untuk pamit kepada Ketua Umum AHY,” lanjutnya. (fajar/pp)

  • Bagikan